| sembilan

446 104 18
                                    

Tepat di ujung koridor sekolah yang sepi seorang lelaki dengan pakaian serba hitam menyandarkan badannya pada tembok koridor kedua tangannya dilipat didepan dada

"kau sudah menjatuhkannya dikoridor bukan "

" lo gak percaya sama gue " jawab sang lawan bicara manik matanya memancarkan kilau kehijauan

" tentu saja aku percaya padamu ,bagaimana dengan dua anak manusia itu apakah mereka tahu kondisi macam apa yang sedang mereka alami sekarang " tanyanya kembali dengan kedua manik matanya yang kini berubah menjadi merah

" ya mana gue tau ,lo kan tadi lewat depan kelasnya ya kali lo gak tau gimana seterkejutnya tu anak manusia "

brak
lelaki itu mendorong lawan bicaranya kearah dinding membuat lawan bicaranya terpental beberapa meter dan membuat dinding menjadi retak

ia mendekat kearah lawan bicaranya yang sedikit meringis kesakitan ,tangannya meraih dagu lawan bicaranya membuat sepasang manik mata berwarna kehijauan itu menatapnya.
" aku sudah bilang padamu jangan berani beraninya kau membentakku kau hanya mahluk newbie bahkan ilmumu masih berada jauh dibawahku "

nadanya syarat akan ejekan. perlahan cengkraman di dagu lawan bicaranya ia lepaskan, tangannya mulai naik membelai rambut itu lembut dan halus rasanya. Hatinya menghangat hanya karena hal yang ingin sekali ia lakukan sejak dahulu dan hari ini keinginannya tercapai.

sesekali mendekatkan hidungnya guna menghirup aroma yang menguar dari rambut itu

lawan bicaranya menepis tangan itu tak bisa dipungkiri setelah menatap manik mata itu yang kini kembali seperti semula menjadi hitam kelam membuat hatinya sedikit menghangat dan aroma manly dari badan lelaki itu membuatnya candu

" cih anjing mentang mentang lo anak petinggi lo bisa ngehina gue dasar " pipinya bersemu saat menatap kembali manik mata itu .merapikan kembali rambut panjangnya yang sedikit berantakan

" ku peringatkan lagi padamu jangan semena mena kepadaku atau kau ingin mati saat ini juga itu terserah padamu dan shampo apa yang kau pakai aku suka wanginya "

sang lawan bicara berdiri membersihkan roknya yang sedikit kotor dan menggaruk punggungnya yang terasa gatal " excusme ,gue tau lo anak petinggi dalam klan lo tapi bahasa lo gak usah sok baku gak cocok sama muka lo "

kilatan mereh kembali tampak di manik mata lelaki itu mendengar ujaran lawan bicaranya " diam atau kau akan kubunuh detik ini juga "

" halah bilang aja lo salting karena bisa deket sama gue hwang hyunjin " kata sang lawan bicara memberi penekankan pada nama lelaki itu dan menampilkan simrknya sebelum menghilang dengan cara berlari secepat angin

tubuhnya menegang seketika seakan apa yang baru saja gadis itu ucapkan benar adanya.



































👑

👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't make a sound┇00 Line.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang