#1

30 4 0
                                    

Helan nafas terdengar berkali-kali meningkahi dingin nya ac di mobil pagi itu ada rasa kekecewaan yang mengencam, Jaykuti sebuah paksaan di sana. ya, paksaan mengambil sebuah keputusan
"Athi, kamu kenapa masih cemberut begitu?" tanya mama lembut dibalik kemudi mobil sambil sesekli melirik putri kesayangan nya yg duduk di sebelahnya
"yaiyalah aku masih manyun. mamah tiba-tiba maksa aku balik lagi ke jakarta pas aku kelas udah kelas 11 gini, nanggung banget lagi.."
"ini kan masih awal oktober, sayang. masih untung ada sekolah yang mau nerima kamu. lagian SMA MANTAP JAYA sudah mamah pertimbangkan matang2 kok"
"iya, karna kepala yayasan nya itu temen mamah dulu kan? jadi tanpa persyaratan aku bisa dengan mudah masuk kesana."
"oh iyah, mamah bekum cerita sama kamu. kamu masih ingat sama om herry dan tante rike?"
"tetangga kita tempo dulu itu? iya, aku masih inget emang kenapa?"
"mereka pemilik yayasan SMA MANTAP JAYA , Thi. makanya begitu kita balik lagi ke jakarta, mamah langsung ngontak tante rike. eh, ternyata mereka setuju banget kamu masuk sekolah mereka, lagian Kent sekolah di situ juga loh.... kamu paampang beradabtasi sama lingkungan nya kalau ada Kent
Athi kemudian memilih diam, tak berdebat lagi dengan mamahnya. sulit rasanya meninggalkan Bandung yang walpun 4 setengah tahun ditinggalin nya rasanya sudah menjadi kotanya berpuluh-puluh tahun. kemabli ke jakarta memang bukan pilihan yah. ini semua keputusan mutlak kedua orang tuanya. seperti biasa alsan nya tentu saja karna bisnis
Padahal di Bandung Athi sudah menemukan duania baru bersama sahabat2 nya, kini dia harus meninggalkan semua itu dan kembali ke kota metropolitan ini. kondisinya masih sama bahkan makin parah di banding saat gadis itu meninggalkan nya. polusi yang makin gila2an , macet yang menjadi rutinitas sehari-hari dan makin sedikitnya paru2 hijau di kota ini
Aneh memang padahal jakarta adalah nama kota yang tertera di akta kelahiran Athi, tetapi sekarang... entah kenapa Athi muak kalu harus kembali ke jakarta, dia sudah sangat nyaman dengan segala kondisi di Bandung
"ma, amanda ngundang aku ke sweet seventeen nya nanti malam. bisa gak aku pulang sekolah nanti, mamah anterin aku ke Bandung"
"please honey kita sudah diskusikan ini sebelumnya, mamah gak suka kamu deket2 lagi sama amanda, tasya, celine atau siapapun itu yang notaben nya teman-teman kamu di Bandung dulu . masih sma ajah kelakuan nya udah sembarangan. ya hobi nya dugem lah, gonta ganti pacar, suka bolos sekolah lagi , mereka bisa merusak kamu, sayang. mamah gak mau itu sampai terjadi"
"mamah tau apa soal aku? bukan nya yg mamah dan papa pikirkan hanya citra perusahaan dan reputasi kalian berdua? mereka memang bukan anak baik, seperti dalam presepsi mamah, tapi mereka sahabat yang selalu bisa ngertiin aku"
"kalau memang mereka pengertian sama kamu, kenapa mereka selalu ajah bikin insiden dan repotin kamu? pas mereka gak ada duit buat dugem, mereka nyari kamu dan minjemin uang sama kamu atau.. pas mereka bikin ulah di diskotik kamu yang tanggung jawab. apa kamu gak sadar, bagi mereka kamu cuma objek yang bisa di manfaatin?" suara mamah mulai meninggi
"mah..."
“oh iyah, belum lagi kamu selalu beliin mereka makanan atau apapun yang mereka minta. mamah cuma mau kamu buka mata, mereka bukan sahabat yang pengertian seperti yang ada dalam pikiran kamu. makanya mamah memutuskan balik lagi ke jakarta dan memasukkan kamu di SMA MANTAP JAYA. mamah yakin, Kent bisa jagain kamu di sanah" mamah memandang Athi dengan tatapan penuh harap
Adu argumen itu masih saja terjadi di anatra ibu dan anak. tidak ada yang mau mengalah dan mereka selalu membernarkan pendapat masing-masing. memang, selalu ada sisi baik, dan buruk dalam sebuah pilihan. dalam sebuah pilihan. dalam kasus ini, Athi merasa banyk mendapat efek buruk dari pilihan ini.


Zero but not LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang