#2

12 3 0
                                    

Keluarga Athi memutuskan pindah ke Bandung secara tiba-tiba saat Athi berusia 12 tahun. alsan kepindahan itu karena kepentingan pekerjaan papa sebagai staf makrketing yang di pindah tugaskan ke cabang Bandung. setelah 4 setengah tahun bertugas di sana, perusahaan properti tempat papa bertugas berkembang pesat, investor serta konsumen semakin banyak.

Akibatnya, head quarter perusahaan di jakarta memanggil papa kembali mengulangi "tragedi" saat Athi akan pindah ke Bandung dulu.

Saat Athi baru tiga bulan menjalani kehidupan sebagai murid smp-di awal oktober-dia harus rela meninggalkan teman-teman yg sudah di kenal nya sejak sd, kini di saat dirinya baru tiga bulan menjadi murid kelas 11, Athi harus rela kembali meninggalkan sahabat-sahabatnya di Bandung. kemabli membuka baru di kota kelahiran nya

"athi ayo.. ini sudah sampai di sekolah. Kok kamu masih bengong?" mama menepuk pipi kanan Athi perlahan

"iya, i know"

Athi membuka pintu mobil ogah-ogahan, kemudian berbaur bersama murid-murid lain yg sudah ramai bergerombol memasuki gerbang sekolah. tak di acuhkannya lagi panggilan mamah yg menyuruhnya menikmati atmosfer baru di sekolah nya .

"permisi, lo tau ngak ruang admisinya diamna?" ujar Athi sambil menepuk pelan seorang cowok jangkung, dari belakang pundaknya terlihat sangat tegap, saat cowok itu melintas di depan nya.

Cowok itu berbalik kemudian melepaskan headpone-nya, "lo jalan ajah lurus dari sinih. pintu ruang admisinya kaca sendiri kok" cowok itu menunjuk ke arah jam dua belas

"maka.." belum selesai Athi mengucapkan "terima kasih" cowok itu sudah berbalik dan kemabli memasang headpone nya.

Athi menggakan bahu tak paham kelakuan cuek cowok itu. dilihat sekilas, cowok itu cukup menarik dengan gaya rambut bed head-yang terlihat sedikit acak2kan seperti orang baru bangun tidur-wajahnya menarik dengan sinar mata sendu namun menyeritkan ketegasan di garis wajah nya, warna kulitnya berada di wiliyah pertengahan anatra outih dan coklat, dan yg paling menarik perhatian Athi adalah punggungnya yg begitu tegap. cuek dan sedikit rebellious, kesan yg pertama di tangkap Athi.

Kemudian Athi mengikuti arah yg di tunjuk cowok itu. sampailah dia di ruang admisis. saat itu, sedang berlangsung perdebatan seru anatra dua wanita. mungkin mereka guru di sini.

"saya tidak mau kalau bd harus di pindahkan ke kelas 11 IPA X, ibu tau kan, kouta muris laki2 di sanah tidak seimbang dengan murid perempuan nya" ujar seorang wanita berkaca mata tebal.

"tapi bd sudah menunjukan tanda2 dia pantas di masukkan di 11 IPA X, kenapa ibu aida masih mempertahankan nya di 11 IPA 2?" seru seorang guru yg kelihatan nya lebih muda dari guru berkaca mata tebal tadi.

"sudah, sudah tidak pantas ribut di isnih. membuat suasana makin gaduh saja. tidak sadar kalian sedang di perhatikan murid?" tegur seorang guruy yg kemudian mengenalkan diri pada Athi sebagai pak romi guru geografi sekaligus bidang kesiswaan di SMA MANTAP JAYA

"maafkan kekacauan di sinih yg seharusnya tidak kamu lihat. sya pak romi, sepertinya kamu murid baru ya? saya belum pernah melihat kamu?" pak romi menghampiri Athi.

Athi mengagguk " nama saya Agatha Putri. ini berkas yg di suruh di bawa oleh ibu via" Athi membuka tasnya kemudian menyerahkan berkas-berkas dirinya yg di suruh bawa oleh ibu via-staf tata usaha-saat hari pertama sekolah.

usai membaca sekilas biodata Athi, pak romu seolah mendapat pencerahan "jadi kamu pindahan dari SMAN 99 Bandung? dulu kamu murid IPA di sanah?"

"wah, jalan pikiran bapak sama seperti saya, pasti! kebetulan sekali 11 IPA X sudah penuh. jadi di pastikan bd tidak jadi di pindahkan ke kelas 11 IPA X" ujar wanita berkaca mata tadi.

Entah mengapa Athi menangkap sinyal kelicikan dari kalimat yg di ucapkan oleh guru itu. ada apa dengan kelas 11 IPA X? mengapa.. terdengar seperti kelas yg tidak di anggap penting oleh guru sekolah ini sendiri?

"tenang ibu aida murid baru ini akan masuk kelas 11 IPA X, tapi tifak menutup kemungkinan dion akan di pindahkan ke sana. jika bd tidak mengubah kelakuan nya, dalama dua minggu kedepan 11 IPA X akan bertambah muridnya"

Ibu Aida terlihat keathi tapi kemudian meninggalkan adimisi karena bel masuk berbunyi.

Sekalian mengajar dua jam pertama nya di 11 IPA X, pak romi mengantar Athi ke kelas barunya. posisi kelas 11 IPA X berada di ujung sebelah barat admisi. letaknya paling ujung sekali di sebelah gudang sekolah. di sebelah kiri kelas itu, terdapat tangga ke lanati dua. di seblah tangga ada ruang kelas 10-5.

Saat melintasi kelas 10-5, suara yg sangat ricuh terdengar dari kelas 11 IPA X. bahkan saat pak romi membuka pintu kelas, murid-murid tak acuh dan masih ribut. keadaan meja kacau-balau. bahkan ada cowok plontos naik ke meja dan sedang berjoget-joget. di tengah semua itu ada cewek duduk di baris pertama dekat jendela. diam dan hanyut dalam buku bacaan nya.

Kericuhan berhasil di redam setelah pak romi mengetukan penghapus ke white board dengan energi ekstra.

Zero but not LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang