Bab.1
YuliaBernafas lega, perempuan dengan rambut hitam panjang itu mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Pekerjaannya hari ini sangat melelahkan karena majikannya mengadakan acara makan malam keluarga.
Banyak sekali pekerjaan sejak fajar hingga malam hari ini yang harus dia selesaikan. Kini setelah selesai, seluruh tulangnya serasa dilolosi satu persatu. Dimulai sejak dia bangun fajar tadi hingga malam hari ini tangan dan kakinya baru bisa berhenti bekerja. Ototnya terasa menjerit protes padanya. Jika saja para pekerja lainnya bisa memasak seperti dirinya mungkin dia tidak akan menderita seperti ini. Masalahnya meskipun mereka bisa memasak entah kenapa hanya masakannya saja yang disukai majikan. Mulai dari masakan Erni yang selalu berminyak, masakan Yu Siti yang tidak menarik, atau masakan Inna yang kurang ini dan itu.
Tok ... tok ... tok ....
Suara ketukan pintu membuat dia terhenyak sejenak dan menghentikan pijatan jemarinya di bahu kirinya. Karena bertangan kidal, bahu kirinya lebih terasa lelah daripada bahu kanannya.
Perempuan itu membuka pintu kamarnya segera, tak mau mendapatkan omelan dari sang majikan.
"Iya, Kak?" tanyanya pada seorang wanita yang usianya lebih tua dan bekerja juga di rumah besar itu.
"Dipanggil sama nyonya ke ruang kerjanya."
"Terima kasih, Kak."
Wanita itu tak membalas dan segera berlalu. Gadis itu menghela nafas mendapatkan perlakuan seperti itu. Apalah yang dia harapkan? Dia hanya seorang pekerja. Kadang teman sesama pekerja di sana ada yang memusuhinya entah karena apa.
Dia segera menutup pintu dari luar kamar dan pergi menemui nyonya. Wanita tua yang menjadi majikannya selama berada di Negeri ini. Meskipun wanita itu tidak sebaik yang diharapkannya, namun wanita itu juga tidak jahat. Hanya terkadang mulut wanita itu sangat tajam dalam mengomentari setiap pekerjaan mereka, para pelayan dan pekerja.
Seorang bodyguard yang menjaga pintu ruang kerja segera membukakan pintu begitu melihat kedatangannya.
"Selamat malam, Mam."
"Malam, you can shit-lah, Yuli.
Yulia. Perempuan itu bernama Yulia. Seorang TKI yang kini sedang mengadu nasib di negri sebrang, Singapura. Sudah hampir empat tahun dia ada di negri ini dan tak sabar dia menunggu habisnya masa kontraknya. Dia akan pulang ke kampung halaman dan memulai usaha di kampung saja bersama calon suaminya.
Jika mengingat bagaimana awal mula keberangkatannya ke Singapura, Yulia sungguh sedih. Baru saja Yulia melangsungkan pertunangan, dia harus pergi keluar negeri yang memang sudah dia rencanakan jauh-jauh hari. Sebenarnya dia ingin menunda pertunangannya setelah dia mendapatkan uang untuk modal usaha di desa saja, tapi Yuda mendesaknya agar mereka bertunangan karena Yuda tidak ingin putus hubungan.
Pada akhirnya, Yulia yang seorang perempuan penurut pun mau mengikat hubungan mereka.
"Yes, Mam." Yulia duduk dengan patuh di kursi yang ada di sebrang meja. Mengenai duduk, Yulia beruntung mendapatkan majikan yang tidak terlalu drama. Dia bisa duduk di kuris, bukan di lantai seperti cerita tetangganya yang dulu pernah bekerja ke Singapore juga.
"Begini, Yuli ...." Logat Madam Ellia terdengar aneh saat dia mencoba berbicara dengan bahasa Indonesia. "Awak tahu-lah saya sudah punya asisten banyak-ha. Cucu saya sekarang butuh asisten. Esok awak ikut ja lah ke apart cucu saya."
"Tapi, Madam. Saya ...."
"Stop. Tak payah lah, Yuli. Awak tahu, saya sayang sangat sama cucu saya punya."
Yulia terdiam. Dia tahu tak ada gunanya membantah majikannya ini, tapi tetap saja jika pindah dia harus beradaptasi lagi. Padahal kontraknya tinggal beberapa bulan lagi. Dan apa tadi? Apartemen? Jangan bilang dia juga harus membersihkan kaca luar gedung apartemen. Dia dulu bersyukur diterima bekerja di Madam Ellia yang memiliki rumah sendiri hingga dia tidak harus merasakan pekerjaan berbahaya seperti yang beberapa kali diberitakan memakan korban itu.
Tapi kini? Entah apa yang akan dia alami.
"Bersiaplah Yuli. Esok cucuku nak mengambil awak."
"Yes, Mam."
Menghela nafas, Yulia menutup pintu kamarnya. Rasa lelahnya tidak terlalu dia rasakan lagi karena rasa khawatirnya lebih besar. Apa yang akan terjadi besok?
Entahlah.
Pikirannya melayang memikirkan keluarganya di Indonesia. Sudah hampir empat tahun dia meninggalkan keluarganya, meninggalkan kampung halaman, teman dan ... tunangannya.
Selepas lulus SMA, Yuda memang segera mengikatnya dengan tali pernikahan meskipun tahu jika Yulia hendak bekerja di luar negri. Pemuda itu bekerja di kebun pisang dan beberapa bulan yang lalu Yuda memutuskan membuka toko keripik pisang. Keluarga mereka tidak bisa dikatakan kaya, karena itulah Yulia memutuskan bekerja keluar negeri agar bisa mengumpulkan bekal usaha sendiri.
Untuk kuliah, dia tidak mau membebani kakeknya yang sudah tua. Ayahnya meninggal dunia sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar, sedangkan ibunya berjualan sayur di pasar tempel. Pernah ibunya memaksanya untuk melanjutkan kuliah, tapi mengingat jika dia punya dua adik yang juga butuh biaya, Yulia menolak dengan halus. Dia mengatakan pada ibunya jika dia ingin mencari uang untuk merintis usaha.
Dan ... di sinilah dia. Di negara tetangga yang berlambang singa. Mengais rezeki dan berharap bisa segera pulang. Dia sangat rindu pada keluarganya dan juga pada semua yang dia menemaninya sejak kecil. Rindu naik angkot, rindu makan keripik sambal, rindu siomay, rindu pempek dan rujak tahunya. Jangan lupakan es Doger dan es Dugan yang nikmat itu.
Ais ... ais ....
Kenapa yang ada di kepalanya hanya ada makanan? Yulia terkekeh dan mengingat-ingat sepertinya tinggal sekitar enam bulan lagi dia bisa pulang dan meninggalkan Singapura.
Dia sudah mendata semua yang akan dia lakukan jika pulang nanti. Beruntung dia memiliki suami yang bisa dia percaya. Dengan kerja keras mereka berdua kini mereka sudah membeli sebuah rumah dan satu unit mobil. Mobil itu meskipun second yang penting bisa membantu usaha mereka dan saat pulang nanti mereka akan bisa langsung memulai program kehamilan.
Betapa indahnya semua rencana dan harapannya.
Tidak sia-sia dia bekerja keras hingga negeri ini. Nyatanya semua perjuangannya akan terbayar nanti.
Semoga saja semu akan baik-baik saja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Thief
RomanceSebagai seorang TKI, Yulia telah melalui tahun-tahun di negeri asing, jauh dari keluarga dan suaminya. Mengais 'Dewa' bernama uang. Namun entah bagaimana dia dipindahkan ke Boss baru oleh majikannya. Seorang Taipan kaya yang terlihat selalu menggod...