Bab.2
KepindahanYulia menarik koper yang berisi barang-barangnya ke teras depan. Madam Ellia berkata jika sang cucu akan menjemputnya pagi ini. Sejak semalam, Yulia sudah berdoa terus menerus agar mendapatkan majikan yang baik hati.
Beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam mewah memasuki halaman dan berhenti tepat di depan Yulia berdiri.
Pintu mobil terbuka dan muncul seorang laki-laki yang sangat tampan dari dalam mobil.
Yulia memang sering melihat laki-laki tampan sejak bekerja di Singapura, tapi yang ini benar-benar tampan. Seperti seorang model majalah atau aktor luar negeri yang sedikit berparas ketimur tengahan.
Namun sekilas entah kenapa, Yulia melihat seperti ada kegelapan di tatapan mata itu. Seperti tatapan setan di film-film horor. Menakutkan!
Ah ... dia terlalu sok parno.
"Kamu yang bermana Yulia?" tanya itu terdengar dalam. Suaranya benar-benar maskulin dan menggetarkan.
"Yes, Mister."
"Ayo, masuk." Lelaki itu memberi perintah pada satpam untuk memasukkan koper Yulia ke bagasi. Setelah beres, lelaki itu memasuki mobil tanpa berkata apa-apa. Yulia yang duduk di kursi belakang tidak bisa melihat bagaimana raut wajah itu. Suasana terasa kaku dan begitu menegangkan. Seperti detik-detik penuh peluh saat seorang terdakwa akan dibawa ke tiang gantungan.
Entahlah, dia sepertinya merasa laki-laki ini terlalu dominan dan berkuasa. Dia seperti semut kecil yang akan mudah diinjak dan intimidasi mengingat dirinya hanya seorang pembantu.
Tidak ... tidak. Dia tidak boleh berburuk sangka. Tapi tetap harus waspada.
Mobil melaju di jalanan tanpa satu pun percakapan di antara dirinya dan majikan barunya. Untuk berbicara pun Yulia tidak berani memulai. Dalam keheningan selama kurang lebih satu jam, akhirnya mobil yang membawanya berbelok dan memasuki basement sebuah gedung apartemen mewah.
Begitu mobil telah terparkir dengan baik, laki-laki itu melepas seat belt lalu menatapnya. "Kamu tidak mau turun?"
Yulia tergagap dan mengangguk-angguk. "Yes, Mister." Dia segera melepas seat beltnya dan membuka pintu. Dengan sigap dia mengeluarkan kopernya dari bagasi dan menariknya, mengejar laki-laki yang akan menjadi bossnya dalam bulan-bulan terakhirnya bekerja di negara ini.
Memasuki lift, Yulia bisa melihat lantai yang dituju. Lantai 20? Hmm dia akan mengingatnya. Tempat yang sangat tinggi dan pasti dia akan langsung menjadi 'Yulia penyet' jika sampai terjatuh dari lantai itu. Tidak!
Ting!
Pintu lift yang terbuka membuatnya tersentak dan laki-laki itu melangkah tanpa peduli pada Yulia. Dalam hati, Yulia menggerutu. Memang sih pangkatnya cuma pembantu, tapi kan setidaknya ada sedikit saja rasa kasihan melihat makhluk lemah seperti dirinya menyeret-nyeret koper seorang diri.
Hadeh! Abaikan saja khayalan Yulia. Masih untung majikannya ini tidak kurang ajar atau kasar padanya.
Setelah melewati lorong, dia ikut berhenti di mana laki-laki tadi berhenti melangkah. Nomor 201 pintu terbuka dengan kode password yang sudah laki-laki itu masukkan. Yulia mencoba mengingat-ingat nomor password apartemen ini supaya tidak perlu bertanya lagi.
"Masuklah."
Dengan sedikit was-was perempuan itu memasuki unit apartemen bercat hijau mint itu. Seleranya lumayan menyenangkan untuknya. Suasana ruang apartemen ini terasa menenangkan dan menyenangkan. Tidak terlalu kaku dan menyeramkan.
"Duduk di sini."
Yulia menurut dan meletakkan kopernya di samping sofa lalu setelahnya dia duduk di sofa berwarna putih dengan hati-hati. Bersebrangan dengan laki-laki, cucu madam Ellia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Thief
RomanceSebagai seorang TKI, Yulia telah melalui tahun-tahun di negeri asing, jauh dari keluarga dan suaminya. Mengais 'Dewa' bernama uang. Namun entah bagaimana dia dipindahkan ke Boss baru oleh majikannya. Seorang Taipan kaya yang terlihat selalu menggod...