3. Pekerjaan

526 118 12
                                    

Bab.3
Pekerjaan

Malam hari, Yulia memasak untuk dia makan sendiri. Bossnya benar-benar belum pulang padahal sudah pukul 21.56. Apartemen seluas ini terasa begitu sepi jika hanya dia huni seorang diri.

Hah.

Tak apalah. Malam ini Yulia memilih memasakan mie instan dengan telur rebus dan potongan sosis sapi. Dia ingin cepat makan dan nanti segera tidur jadi mie instan adalah alternatif tercepat dan yang pasti enak. Jangan lupakan potongan cabai, bawang merah, seledri dan juga bawang goreng. Aih ... wanginya semakin membuat perutnya berdendang penuh semangat.

Dengan sedikit bersabar dia mencampurkan sedikit air es ke dalam mangkuk sebelum mencampurkan semua isi mangkuknya. Mungkin bagi orang, tingkahnya aneh, namun dia memiliki kebiasaan sendiri. Dia tidak tahan panas dan selalu menunggu sambil mengipasi makanannya atau memasukkan bongkahan es batu ke dalam mangkuknya.

Memang ada sebagian orang yang tidak berselera jika mie atau bakso tidak panas sekali. Sedang Yulia, dia malah tidak akan memakan semua makanan yang terlalu panas. Manusia memang bermacam-macam jenis dan kebiasaan.

"Apa yang kamu masak?"

Klontang!

Yulia menjatuhkan sebuah panci yang akan dia susun di tempat penyimpanan. "Tuan."

"Aku lapar."

Kenapa tidak makan di luar saja? Yulia Mukai sewot.

"Tuan ingin makan apa?"

"Apa yang kamu masak?"

"E ... mie instan."

Baru Yulia akan menanyakan makanan keinginan bossnya saat sebuah tangan terulur meraih mangkuk mie miliknya dari atas meja.

"Tuan ...." itu milik saya! Yulia menahan kesal melihat laki-laki itu dengan santainya duduk dan mulai menyuap mie kuah yang sudah dia masak. Sabar. Bossnya memang seaneh itu. Sabar.

"Kamu tidak makan?"

Denzel mengangkat wajahnya yang semula menunduk dan bertanya heran.

"E-saya ...."

"Kalau kamu tidak lapar, cepat tidur sana."

Kampret!

Yulia mengumpat. Makan malamnya dirampok dan perampoknya tidak merasa berdosa saudara-saudara. Dengan berat hati Yulia melangkah untuk memulai memasak mie yang baru. Bener, babu mah ngalah aja.

***

Yulia menyeka keringat di dahinya dan menghembuskan nafas puas melihat seluruh tempat sudah bersih dan rapi. Sejak pagi kemarin dia sudah mulai aktif bekerja di apartemen mewah milik Boss barunya. Keamanan terjamin, luas, mewah, dekat dengan pusat perbelanjaan dan perkantoran. Benar-benar bukan barang yang main-main.

Dia yakin hanya para konglomerat, artis, pengusaha atau pejabat yang mampu tinggal di sini.

Gadis itu meletakkan alat-alat kebersihan di tempatnya dan mulai menata bahan-bahan yang akan dia masak. Sesekali dia akan mengecek catatan yang bossnya. Mulai dari makanan yang disukai, yang tidak disukai, minuman yang setiap pagi harus tersedia dan beberapa hal tentang pakaian dan tata tertib selama bekerja di sini agar tidak ada kesalahan seperti kemarin.

Hais! Seperti mau sekolah saja ada tata tertib segala.

Baru saja Yulia akan mengiris bawang bombay saat suara dehaman mengagetkan dirinya.

Ekhm!

"Selamat pagi, Sir." Yulia berbalik dan menyapa lelaki itu. Meskipun masih dalam setengah sadar karena baru bangun tidur, lelaki itu bisa berjalan lurus ke kursi kayu yang ada di pantri. Entah jam berapa bossnya itu pulang semalam.

Beloved Thief Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang