10.

6.3K 786 27
                                    

Mark ketawa ngeliat Haechan yang gembungin pipinya kesal. Akhirnya mereka emang pergi berempat, dengan Jaemin dan Renjun yang ngikut mereka berdua, alesannya sih pengin ikut ngerayain kemenangan duet mereka. Yang tentu aja bikin Haechan kesal karena ngerasa keganggu dan nyubitin lengan Jaemin brutal.

"Gak enak kan digangguin kalau lagi pacaran." ejek Jaemin ngeliatin ekspresi suram Haechan saat mereka duduk buat makan es krim, sesuai janji Mark ke Haechan. Bonus kehadiran pasangan yang mengganggu, kalau kata Haechan.

"Siapa yang pacaran?" tukasnya sewot, mukanya memerah malu. Sedikit melirik Mark, takut Mark tidak suka dikatai oleh Jaemin.

"Gini nih rasanya Chan jadi gue kalau lagi sama Injun, trus ada elu. Kesel kan lu?" tambahnya. Renjun ketawa pelan, nyuapin es krimnya ke Jaemin, biar pacarnya gak gangguin Haechan yang masih sewot.

"Bercanda Chan." ujar Renjun menenangkan, tangannya menggamit lengan pacarnya, memaksanya berdiri. "Ayo Yang, pulang." ajaknya, Jaemin sendiri hanya menaikkan alisnya, enggan meninggalkan sesi-menggoda-Haechan. Renjun lalu sedikit membungkukkan tubuhnya untuk membisiki Jaemin, membuatnya tersenyum sumringah dan bergegas berdiri, bersiap pergi dari kafe itu.

"Hehehehe duluan yaa Chan. Semangat pacarannya." Jaemin lalu buru-buru mengajak Renjun pergi.

"JAEMIN!" teriaknya tertahan, Mark ketawa liat pertengkaran sepasang sahabat itu. Mengulurkan tangannya buat nyubit pipinya yang lebih muda, bikin wajahnya merah padam, hingga ke telinga. "Kenapa?" cicitnya pelan, malu tingkahnya diketawain yang lebih tua. Gemes banget ya Tuhan.

"Gapapa, lucu aja. Kalau Kakak mau tanya, boleh?" tanyanya ke Haechan yang mengerutkan alisnya, heran.

"Tanya aja." balasnya. Agak bingung melihat kakak kelas gantengnya itu masih menatapnya intens. Juga sedikit senyum gugup.

"Jangan marah tapi." pintanya, masih ragu mau tanya ke adek kelasnya itu.

"Ya tergantung." Haechan mengerutkan alisnya heran dengan kalimat Mark. Tinggal nanya doang padahal.

"Kok gitu?" protesnya tidak terima.

"Kakkkkk Mark lama ih. Jadi nanya gak?"

"Eh iya. Mmmm, emang bener kamu suka sama Kakak?" kalimat Mark sukses bikin Haechan kembali merona merah. Menggigit bibirnya kuat, Haechan menganggukkan kepalanya ragu. Mamaaahhh, ketauan sama Kak Mark, maluuuuu. Bikin Mark gak bisa gak ngelus kepala yang lebih muda, nahan diri biar gak lompat-lompat kesenengan denger jawaban si adek kelas manis.

"Sekeliatan itu?" jawabnya, menunduk malu karena pertanyaan kakak kelasnya.

"Beneran? Jadi Lucas gak bohong?" mendongakkan kepalanya, Haechan terlihat terkejut dengan informasi dari Mark. "Kok kemarin jalan sama cowok? Yang di kafe." lanjut Mark pas diliatnya Haechan bingung.

"Ohh Jisung. Dia adekku kok." Mark mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Kenapa, Kakak cemburu?"

"Iya. Habis kata Lucas kamu suka kakak, tapi diem aja di deket kakak. Malah rame kalau sama Jeno atau Lucas. Trus malah pergi sama Jisung itu." jelasnya lagi. Haechan menyuap sesendok es krim sebelum menjawab kalimat Mark.

"Habis aku malu kalau deket Kak Mark." Haechan memalingkan wajahnya yang masih terasa panas. Malu banget ketauan sama Kak Mark ya ampun. "Kirain Kak Mark mau nembak." gumamnya pelan, gak sadar kalau kakak kelasnya masih bisa denger kata-katanya.

"Mau emang?"

"Mau lah." Jawabnya cepat, bikin Mark ketawa liat kepolosan adek kelas manisnya.

Yaaa aampun Lucassss, ini anak beneran naksir gue. Gemes banget, gak kuat.

***

END

END

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biar utangnya lunas ehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biar utangnya lunas ehehe

So, see you on another story ❤

Really? [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang