Back To You - Pacacham X Nielcham

3. Mine

Sejak kejadian itu Woojin agak menjauh dariku, aku sempat ketakutan. Hal terakhir yang aku inginkan adalah kehilangan Woojin.

Tapi tiap aku menghampirinya wajahnya memerah.

Rupanya Woojin malu.

Aku mulai memikirkan banyak hal.

Salah satu yang membebani pikiranku adalah ego lelaki.

Apakah... Aku lebih baik daripada Daniel ketika melakukannya?

Aku juga kebingungan untuk memulai percakapan tentang hal ini dengan Woojin.

Bagaimana mereka dulu? Apakah mereka juga sering bermesraan di depan member lain?

Memikirkannya membuat emosiku tersulut dan itu memudahkanku dalam menangani Woojin.

Dia memang kuat. Tapi sangat lembut di ranjang.

Ekspresi Woojin bersinar-sinar keesokan hari setelah kami bercinta dan aku membaca memang itu salah satu efeknya.

Hanya ketika marah aku bisa melakukan hal itu, karena aku sendiri juga berjiwa melankolis.

Aku sudah berusia 25th dan Woojin 21th. Syukurlah kami sudah dewasa. Aku harap Daniel melakukannya dengan Woojin ketika Woojin sudah dewasa.

Woojinku pasti sangat kesakitan. Tubuh Daniel juga besar, walaupun aku lebih tinggi.

Aku menaruh kepalaku di antara lututku.

Pusing. Terlalu banyak pertanyaan.

"Hyung."

Aku mendongak mendengar suaranya. Hatiku sakit.

Dia Woojinku, tapi dia pernah menjadi milik orang lain.

"Hyung kenapa?"

Woojin berjongkok di depanku. Ini pertama kalinya posisi kami sangat dekat sejak malam itu.

Hubungan kami menjadi canggung dan aku agak menyesal.

Apa tidak sebaiknya kami menjadi kakak adik saja. Apa aku tidak menjerumuskan Woojin.

"Apakah kau bahagia?" Tanyaku lirih.

Woojin menatapku lama. Aku tidak tau apa yang ada di pikirannya dan apa yang dia lihat di mataku.

Apakah Woojin bisa melihat keputusasaanku?