PROLOG.

208 43 15
                                    

Seorang wanita dengan tudung yang menutupi sebagian wajahnya tampak tersenyum sinis menatap kerajaan di hadapannya. Tidak, itu bukan lagi kerajaan indah seperti sebelumnya yang sangat di banggakan. Kerajaan itu kini tampak menyeramkan dengan kabut tebal di sekitarnya.

Udara sejuk yang menusuk kulit di siang hari, bahkan terik cahaya matahari tidak dapat menembus pekatnya kabut. Wanita itu seakan sedang mengamati sekitarnya dengan tatapan tajam dibalik tudungnya. Pikirannya berkecamuk memikirkan apa yang akan ia lakukan ke depannya.

Setelah sekian lama ia berdiri dalam diam mengawasi sekitar, perlahan sosok itu melangkah mundur sembari menundukkan kepalanya. Perlahan demi perlahan sosok itu menghilang diantara pekatnya kabut. Suasana seketika sangat hening.

Di tengah ramainya pasar tradisional yang terletak di bagian timur negeri Dulcie terlihat para warga berbondong-bondong ingin mendengar berita penting yang akan disampaikan seorang peramal wanita tua, dengan tongkat yang menyanggahnya untuk berdiri.

"Apakah benar bahwa kerajaan selatan telah hancur?"

"Bagaimana cara kita mengetahui keadaan kerajaan itu, bahkan hingga kini kabut menyelimuti sekitarnya!?"

"Apakah negeri Osrix terkena kutukan?"

"Yang kudengar kerajaan itu adalah kerajaan penyihir jahat? Apakah itu mungkin?"

"Tidak!! Menurut legenda bahwa clan penyihir telah lama punah!!"

"jadi, kemana para warga negeri Osrix sekarang?"

Peramal yang mengaku bernama Sejza itu hanya tersenyum lembut mendengar banyaknya pertanyaan dari warga. Bahkan ia tidak berminat menjawab satu per satu pertanyaan itu. Fokusnya kini, ia hanya ingin menyampaikan ramalan sesuai apa yang ia lihat.

"Suatu hari nanti kerajaan negeri Osrix itu akan kembali bangkit, di tangan sang pemilik permata Ephraeix. Namun, hal itu akan berdampak buruk bagi kerajaan Elbercio. Yaitu kehancuran!" ucap Sejza dengan mata menerawang jauh ke depan.

"Dan kalian pasti tau apa yang akan terjadi! Negeri Dulcie tidak akan seimbang bila kerajaan Elbercio hancur, karena dia lah penopang bagi negeri ini." sambungnya.

Para warga mulai berkesimpulan bahwa siapapun pemilik permata itu akan menjadi penghancur untuk negeri Dulcie kedepannya.

"Tapi, bagaimana mungkin bahwa hal itu berpengaruh kepada negeri ini juga kerajaan agung Elbercio?"

"Ya, kerajaan Iblis tidak akan kalah pada apapun, apalagi hanya kerajaan kecil negeri Osrix!!"

"Apa nama kerajaan negeri itu?"

"Kerajaan apapun namanya biarlah menjadi rahasia saat ini, karena aku tidak akan lagi memberitahukan hal lebih yang ku tahu setelahnya. Ke depannya ku ingin kalian sendirilah yang harus pandai memahami situasi." ujarnya dengan senyum tipis menghiasi wajah keriputnya. "Jangan mudah percaya pada apa yang di dengar. Semuanya bisa kebohongan semata."

Setelahnya Sejza mengundurkan diri di tengah-tengah warga yang masih sibuk sendiri mengeluarkan pendapatnya tentang situasi ini dan ke depannya. Tanpa mereka semua ketahui bahwa sedari tadi ada sosok yang menangkap jelas ucapan sang peramal tua.

"Cih! Maka dengan mudah akan ku hancurkan semua isi ramalan konyol itu!!!"


•PERFECTE LAUGEN•

TBC.

Holla kalian pembaca PL!!!

Prolog in here:) Jujur aku deg-degan saat pertama kali bikin cerita ini. Mikir dulu mau post atau gak ya? Bagus gak ya? Heheh. Walaupun ini bukan pertama kali aku nulis, tapi ini cerita genre Romance-Fantasy pertama aku. Mohon tandai typo dan kalimat rancu supaya aku gampang benerinnya!

Enjoy guys! Ini baru awalan gak usah tegang wkwkw. Nikmati aja dulu kisahnya:)

Budayakan Vote and Comment❤


[04//11//2019]

Mila Alanza.

Perfecte Laugen [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang