"Gimana ?" Adennis bersedekap sambil menatap Athena malas.
Athena yang masih larut dalam ingatanya, langsung tersadar kembali.
"Nya..nyanyi?" Gagap Athena. Yang dijawab anggukan malas dari Adennis. Gila saja dirinya di suruh bernyanyi dan berjoget tidak jelas di depan orang asing, ditambah orang tersebut terlihat seperti bukan orang baik-baik. Ya Tuhan mau taru di mana muka Athena setelah ini. Dan lagu apapula itu yang akan di nyanyikanya. Ditatapnya Adennis dengan wajah memelas berharap sang monster akan luluh.
"Apa?" Tanya Adennis karena risih di tatap seperti itu.
"Katanya mau nolongin tu orang, keburu mati dia" Adennis menengok sedikit kebelakang melihat bedebah yang berani mencari masalah denganya. Mengingat itu emosinya yang semula sudah redah kembali tersulut. Adennis yang hendak berbalik untuk menghabisi lawanya lagi harus mengurungkan niatnya, ketika dirasa tanganya digenggam kuat oleh sebuah tangan mungil.
"Dingin banget tangan nih cewek" Kaget Adennis.
"Bego!!" Dengus Adennis sembari menghembuskan nafasnya kasar. Athena mengangkat kepalanya ketika mendengar umpatan dari Adennis, menatapnya tidak mengerti, sedikit tersinggung juga dibilang bego.
"Iya lu begok udah tau takut, masih sok berani nologin orang!! Kalo lu gua pukul, gimana mau lo?" Tajam Adennis tak habis pikir. Nyali cewek ini begitu besar apalagi hanya untuk menolong orang yang tidak dikenalnya. Dia harusnya pergi dan menganggap tidak terjadi apa-apa. Bagaimana kalau tadi benar-benar orang jahat? Cewek di depanya ini bisa dalam bahaya. Eh? Bukanya dia juga orang jahat? Oh bukan jahat tapi itu iblis! Remeh Adennis kepada dirinya sendiri.
Melepas tanganya sedikit kasar dari genggaman Athena, Adennis merogoh saku jaketnya. Dikeluarkan bendah pipih yang tadi dicarinya, kemudian menelpon seseorang.
"Halo Dan, tolongin gua, ?" tanya Adennis langsung ketika tersambung dengan orang diseberang sana.
"Belum jauh dari tempat nongkrog kita"
"Pertigaan"
"Okey gua tunggu" Sambil menelpon Adennis menatap intens gadis di depanya yang terlihat sedang memainkan jarinya gugup. Selesai menelpon temanya Adennis kembali memasukan ponsel ke saku jaketnya.
"Cepet nyanyi sambil nunggu temen gua dateng" Suruh Adennis
"Tapi.."
"Apa ? lu gak tau lagunya?" Tebak Adennis. Athena mengangguk sebagai jawaban.
"Cih" Mengambil ponselnya kembali Adennis membuka aplikasi Instagram kemudian mencari sebuah video dan ditunjukan kepada Athena.
"Ikutin yang ada di video"
Athena menatap aneh ponsel Adennis, seriusan dia harus bernyanyi dan melakukan gerakan seperti itu? Tidak tahukah cowok di depanya suaranya itu sangatlah bagus, saking bagusnya dia sendiri tidak igin mendengarkan suaranya. Adennis jengah melihat cewek didepanya hanya menatap ponsel dan wajahnya secara bergantian.
"Cepetan jan buang waktu gua"
Mengangguk ragu Athena mencoba bernyanyi dan menarikan gerakan yang dilihatnya tadi, semoga setelah ini dia tidak akan bertemu dan menjadi bahan buliyan monster di depanya.
"Entah apa yang merasukimu" Ragu Athena mulai membuka suaranya dengan tangan dan tubuh yang mulai digerakan dengan kaku. Adennis tertawa melihat pemandangan didepanya, menghibur sekali gadis bodoh ini. Suara Athena yang cempreng membuat Adennis makin tidak bisa membendung tawanya.
"Hingga kau tega menghianatiku"
"Yang tulus mencintaimu"
Athena mengakhiri lagunya dengan perasaan malu yang luar biasa. Apalagi dia mendengar suara tawa orang lain ketika selesai menyanyi. Athena berjanji jika nanti ada kesempatan dia akan menonjok wajah menyebalkan yang sudah membuatnya terlihat sangat memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Athena
Novela JuvenilAthena Aquila terlalu suka sendiri, hingga dia sadar bahwa dia cukup kesepian selama ini walau dia merasa selalu baik-baik saja. Terkadang dia butuh sesorang untuk menemani tapi terlalu takut untuk memulai. Adennis Deacon merasa hidupnya terlalu ham...