01

15K 1.6K 451
                                        


Jika ditanya apakah Jaehyun menyukai Rose? Tentu saja jawabannya iya! Jaehyun menyukai dan menyayangi Rose karena wanita itu adalah sahabatnya sejak kecil.

Dari luar, mereka terlihat seperti keluarga harmonis. Bahkan selama sepuluh tahun menikah, mereka jarang sekali bertengkar. Karena mereka sudah hafal betul tabiat masing-masing.

Alasan mereka menikah sebenarnya bukan karena mereka saling mencintai, melainkan karena terlalu jengah di desak untuk segera menikah oleh keluarga mereka. Apalagi, diusia mereka yang seharusnya sudah memiliki kekasih, Jaehyun dan Rose masih betah sendiri. Tahu mengapa?

Bagi sebagian orang atau kebanyakan yang tahu Jaehyun dan Rose, memanganggap mereka berdua adalah pasangan paling sempurna.

Jaehyun tampan, cerdas, kaya. Kurang sempurna apa? Tidak bisa dimiliki? Buktinya Rose bisa memilikinya.

Rose cantik, pintar bernyanyi, kaya. Kurang sempurna apa? Tidak bisa dimiliki? Buktinya Jaehyun bisa memilikinya.

Ya, Jaehyun akan menjadi lelaki yang sempurna jika saja ia menyukai wanita. Dan Rose juga akan menjadi wanita yang sempurna jika saja ia menyukai lelaki.

.

.

.

Taeyong berjalan memasuki rumahnya mengendap-ngendap. Ia merutuki kebodohannya yang bisa-bisanya tertidur saat kerja paruh waktunya selesai. Sekarang sudah pukul dua belas malam, dan jika Jaehyun ataupun Rose mengetahuinya, tamatlah sudah riwayatnya.

Taeyong baeu saja akan menghela nafas lega, sebelum ia berjengit kaget saat tiba-tiba lampu ruang keluarga menyala. Menampakkan Jaehyun yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kau pikir ini jam berapa hm? Sudah berani pulang malam ya?" Ucap Jaehyun datar. Namun sorot matanya sangat mematikan. Membuat tubuh Taeyong bergidik.

"Enghh i-itu h-h-hyung—"

"Hm? Itu apa? Ucapkan yang benar!"

Taeyong mencengkram ujung seragam sekolahnya seraya menundukkan kepalanya takut. Jaehyun dengan perlahan sedang berjalan ke arahnya!

"M-maaf hyung, tadi aku ketiduran."

Taeyong bisa mendengar Jaehyun tengah mendengus kasar.

"Kau pikir aku dimana? Dibawahmu? Tatap aku ketika sedang berbicara." Taeyong dengan segera memangkat wajahnya. Lalu terpekik kecil saat wajahnya dengan kakak tirinya sangat dekat.

Taeyong menahan nafasnya saat Jaehyun memajukan wajahnya. Hingga bibir tebal kakak tirinya hanya berjarak sejengkal dari bibirnya.

"Kau tahu kan aturan rumah ini pulang paling lambat jam berapa?"

Aroma mint yang segar menerpa indra penciumannya. Taeyong meneguk ludah kasar sebelum bergumam menjawab.

Mungkin Taeyong sudah lelah, karena ia melihat Jaehyun tengah menyeringai ke arahnya?

"Bukankah anak nakal harus dihukum?"

Jaehyun menjauhkan wajahnya dan memandang rendah Taeyong. Membuat wajah semenyeramkan mungkin yang berhasil membuat Taeyong ketakutan.

Jaehyun kemudian mendorong tubuh mungil Taeyong ke dinding dan mengungkungnya. Ia menundukkan wajahnya dan berbisik pada telinga Taeyong.

"Pilih hukumanku, atau aku adukan ke Eomma?"

"J-jangan hyung.. jangan katakan pada Eomma."

"Jadi? Kau memilih hukumanku kan?"

Taeyong lantas mengangguk takut-takut. Ia kemudian menggigit bibir bawahnya saat merasakan benda hangat lunak basah menggoda lubang telinganya.

My Brother is My Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang