PART 1

2.2K 187 9
                                    

Disebuah rumah megah dan mewah yang terletak ditengah-tengah hutan, terdapat seorang pemuda yang sedang berdiri dibalkon kamarnya, matanya menerawang jauh menembus kedalam hutan yang begitu lebat dan rimbun.

Tangannya menggenggam erat sebuah gulungan kertas berwarna putih kusam. Raut wajahnya terlihat begitu dingin.

"Ck!" decaknya kesal sembari membuang gulungan kertas itu kelantai.

Kedua tangannya langsung mencengkram erat pagar pembatas pada balkon, "Sial!"

"Phi Phoom."

Pemuda itu menoleh dan mendapati sang adik perempuan sedang berdiri dibelakangnya sambil memegang gulungan kertas yang tadi ia buang.

"Nong, ada apa?"

Gadis itu perlahan berjalan mendekati pemuda bernama Phoom itu. Dia menggenggam tangan sang kakak yang masih mencengkram erat pagar pembatas balkon.

"Apa yang akan kamu lakukan setelah ini?"

"Hhh..aku tidak tahu. Kamu tahukan jika aku tidak akan pernah bisa melupakaannya?" tanya Phoom furstasi.

"Hum..aku tahu, Phi masih belum bisa melupakan dia. Tapi..Phi Phoom juga tahukan, cepat atau lambat kamu harus segera memiliki pendamping dan.."

"Aku tidak bisa!" ucap Phoom tegas, "Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku cintai, Nong Moon. Aku tidak bisa." Ucap Phoom, "Dia masih memiliki hatiku." Lanjutnya sambil memandang kembali hutan didepannya.

Moon, gadis itu mendesah pelan, "Phi, maafkan aku, aku tidak bermaksud memaksamu, tapi kamu tahu sendirikan bagaimana Mama? Dia terus-terusan mendesakku untuk membujukmu agar kamu mau menikah dengan pilihannya. Maafkan aku, Phi Phoom."

Phoom langsung memeluk sang adik, "Tidak, jangan minta maaf padaku. Kamu tidak salah. Takdirlah yang sedang mempermainkan hidupku."

"Phi, mau aku beritahu sesuatu?"

Phoom melepaskan pelukannya dan langsung menatap sang adik, "Apa?"

Moon tersenyum...

.

.

Ditepi hutan tidak jauh dari daerah perkotaan, terdapat sekelompok anak muda yang sedang melakukan kegiatan berkemah. Masing-masing dari mereka sedang melaksanakan tugas masing-masing, ada yang mendirikan tenda, mencari kayu bakar, membuat dapur, bahkan ada beberapa anak yang asik bersantai tanpa berniat membantu teman-temannya.

"Aih! Bukan begitu caranya! Kamu mengerti tidak sih cara mendirikan tenda?" kesal seorang pemuda tinggi pada temannya yang lebih kecil.

"Sial! Jangan marah-marah! Aku tidak pernah pergi berkemah seperti ini, mana aku tahu cara mendirikan tenda yang benar. Dasar bodoh!" maki si kecil.

"Ck! Dasar anak Mama."

"Tentu saja aku anak Mama, kamu pikir aku anak apa?"

"Macan?"

"BENJAMIN BRASIER!!!!"

"HAHAHAHAHAHAAHAHA!!!"

Si kecil itu langsung memukul temannya yang bernama Benjamin dengan brutal. Dia benar-benar kesal.

"Hey hey! Jangan pacaran terus! Cepat selesaikan tugas kalian!" omel seorang pemuda manis pada kedua temannya.

"Siapa yang pacaran?! Sudahlah aku tidak mau membantu Ben mendirikan tenda lagi!" ucap si kecil dengan kesal.

"Ben! Kenapa kamu suka sekali membuat Nine marah, huh?" tanya seseorang sambil menarik telinga Ben.

"Aww aduuuhh Earth, lepaskan! Kenapa kamu menarik telingaku? Sakitt!"

"Kerja yang benar!" omel Earth.

"Iyaaaa...tapi ada satu syarat." Ucap Ben sambil tersenyum pada Earth.

"Apa?"

"Berikan aku ciuman dipipi." Pinta Ben sambil menyodorkan pipinya pada Earth.

Pipi Earth langsung merona, sedangkan Nine yang sejak tadi melihat adegan itu terlihat kesal dan jijik. Dia langsung menarik tangan teman manisnya untuk pergi darisana.

"Dome, ayo kita pergi saja darisini. Rasanya aku ingin muntah saat melihat raksasa itu bersikap manja."

"Hhhh kenapa kalian tidak pernah akur?" tanya Dome, pemuda manis yang pada akhirnya mengikuti kemana Nine membawanya.

"Dia menyebalkan."

"Memang dasarnya saja kalian tidak bisa akur. Hey, tunggu! Kamu mau membawaku kemana?"

"Jalan-jalan. Aku dengar, tidak jauh darisini ada air terjun yang indah. Aku ingin melihatnya." Ucap Nine riang. Anak ini memang cepat berganti mood.

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"HEY! MAU KEMANA KALIAN BERDUA??!!!" teriak Ben pada dua temannya ini.

"JALAN-JALAN!! BYE!!!" teriak Nine.

"SEBELUM GELAP KALIAN HARUS SUDAH KEMBALI!!!!"

"IYAAA CEREWET!!!!"

Dome hanya bisa mengusap telinganya karena teriakan-teriakan yang dihasilkan dari mulut besar Ben dan Nine. Terkadang Dome berpikir, bagaimana bisa dia berteman dengan dua orang aneh ini? Ben yang terkadang bersikap menjijikan jika sudah bersama dengan Earth, dan Nine dengan sifat tsunderenya yang suka marah-marah tidak jelas. Hhhh...

.

.

Setelah melewati jalan yang cukup panjang, akhirnya dua pemuda manis ini, Dome dan Nine, tiba ditempat tujuan. Mereka berdua memandang takjub air terjun yang kini benar-benar berada didepan mata mereka.

"Benar-benar indah." Ucap Dome dengan mata berbinar-binar.

"Apa aku bilang!! Hey, Dome!! Ayo kita berfoto!" ajak Nine, "Sayang sekali jika kita tidak mengabadikan momen ini."

"Hum!!" angguk Dome dengan semangat.

Mereka berduapun langsung sibuk dengan kegiatan baru mereka, berfoto. Banyak sekali foto yang mereka ambil. Mulai dari foto berdua, sampai foto dengan berbagai pose pun mereka lakukan, mereka berniat ingin memamerkan hasil foto mereka pada Ben dan Earth.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sejak tadi mengamati mereka dari atas air terjun. Awalnya mata orang ini tertuju pada Nine, tetapi saat melihat sosok Dome, dia begitu terkejut. Dia pun memutuskan untuk memperhatikan gerak-gerik Dome untuk memastikan sesuatu.

Tanpa sadar, pandangan mereka bertemu, mereka sama-sama terkejut, terlebih seseorang yang sejak tadi mengawasi mereka. Dengan sigap ia langsung berbalik badan dan pergi darisana.

Dome mengerutkan alisnya, hey! Matanya tidak salah lihatkan? Ia melihat ada sosok pemuda yang sedang mengawasi kegiatannya dengan Nine tadi. Apa dia manusia? hantu? Atau..

"ASTAGA NINE!!!!" teriak Dome tiba-tiba yang membuat Nine kaget dan hampir menjatuhkan ponselnya kedalam air.

"Apa?!!"

"Ayo kita segera kembali!! Langit sudah hampir gelap." Ajak Dome.

"Kamu benar!! Jangan sampai Ben mengomel pada kita nanti!! Ayo pulang!!"

Nine langsung menarik lengan Dome untuk segera pergi dari tempat itu. Tanpa Nine sadari, Dome terus melihat kearah dimana 'pemuda' tadi berada.

'Siapa dia?' batin Dome.

.

.

Bersambung

.

Hai para pembaca!! terima kasih sudah mampir, vote dan komen cerita ini... gregetan banget gila sama kapal satu ini aaduuhhhh!! baru kesampaian buat ff mereka gegara sibuk di kehidupan nyata hahahaha

sekali lagi terima kasih udah mampir :D

MY SWEET LUNA (PavelxDome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang