2

499 10 0
                                    

"Tara, sayang mama" Ucap gadis kecil berumur 5 tahun dengan gaun princess snow white yang di pakai nya

"Tidak sayang dengan papa juga?" Goda Athes sembari tersenyum kecil ke gadis itu

Tara yang sedang memeluk Tania, kini beralih memeluk Athes dengan erat. Athes pun membalas pelukan gadis nya dengan erat

"Tara sayang papa dan mama, bahkan sayang sama bang Rendy. Walaupun dia nyebelin"

Tania tersenyum, meski Tara bukan anak kandung Athes , tetapi pria itu sangat mencintai gadis mungil tersebut

"Pa, aku ingin ke kak adnan sebentar, boleh?"

Pria tampan dengan tubuh kekar itu. Tersenyum sambil mengangguk iya, tetapi perasaan Tania sedari tadi tidak enak. Oh ayolah, ini ulang tahun gadis nya yang ke-5 mana mungkin ada sesuatu yang buruk

Sedangkan di sebrang sana, anak laki-laki yang masih berumur 7 tahun. Hanya tersenyum kecil melihat perempuan yang ia sukai sedang tertawa riang bersama kedua orang tua nya, namun senyuman nya menghilang saat melihat Tara yang sedang tertidur lemas di tengah jalan sembari mengeluarkan darah dari kepala nya

Tara tertabrak.

Gadis kecil dengan gaun princess nya tertabrak. Saat hendak menghampiri anak laki-laki tersebut, tanpa sepatah kata apa pun, pria kecil itu langsung menghampiri Tara. Dan sesampai nya di depan gadis itu ia memeluk Tara dengan erat

"TATA BANGUN, JANGAN TINGGALIN ADNAN" Teriak nya histeris, bahkan ia tak peduli dengan bisik—an orang-orang.

Athes dan Tania pun langsung menghampiri mereka berdua. Athes menggendong Tara dengan bridal style, ia menangis sejadi jadi nya. Athes menelpon ambulan dengan cepat
sedangkan Tania masih saja menangis dan badan nya begitu lemas untuk berteriak.

DRETT..DRETT..

Bunyi Alarm membangun kan Nakula dari mimpi nya, ia mengucek-ngucek kedua mata nya. Ia meraih ponsel nya di atas nakas samping tempat tidur nya

Di nyalakan nya ponsel tersebut. Ia tersenyum, wallpaper nya yang tak pernah ia ganti sedari dulu, adalah foto nya dengan Tara saat masih kecil. Tara yang menggunakan gaun snow white dan Nakula yang menggunakan kostum spiderman. Mereka berdua tengah tersenyum lebar dengan Nakula yang merangkul tubuh pendek gadis itu

Andai kecelakan itu tidak pernah terjadi, dan kau tidak lupa ingatan. Mungkin sekarang kita akan bersama seperti dulu, sesak rasanya di saat kau menganggap ku seperti orang asing

Pintu kamar Nakula terbuka, dan memperlihatkan wanita setengah paruh baya dengan senyuman manis di wajah nya. Berjalan menghampiri Nakula

"Tidak ke sekolah, sayang?" Tanya Nadine yang sekarang duduk di tepian tempat tidur Nakula

"Ini mau mandi ko, bund" Nadine tersenyum dan membelai puncak kepala Nakula

"Bunda tunggu di meja makan, ya jagoan"

Nakula mencium pipi sang bunda, barulah ia masuk ke dalam kamar mandi

Cinta mu akan di pertemukan kembali dengan Tata

***

Tara menghela napas panjang, hari ini kakak osis yang kemarin menghukum nya. Ia menagih janji Tara, yaitu menembak Nakula untuk menjadi pacarnya. Tentu nya Tara stress bukan main.

"Gimana? Lo nyerah?" Tanya Lea, kakak kelas yang mengincar, Rendy kakak dari Tara

"Lo pikir gue lemah?" Tanya Tara balik

Lea tersenyum miring, well gadis itu memang sangat meremehkan Tara. Dan Tara tidak menyukai itu

"Terserah lo sih, itu urusan lo bukan gue"
Lea memainkan rambut nya dan pergi meninggalkan Tara, memang Lea anak Ipa tapi kelakuan nya macam brandalan atau mungkin seorang jalang

Reisya berjalan mendekati Tara, sembari memegang dua jus alpukat di tangan kanan di kirinya

"Kenapa lagi?"

Tara menengok dan melihat siapa yang sedang bertanya dengan nya "Biasa lah nenek lampir nolep banget" Reisya terkekeh mendengar jawaban dari Tara. Menurut nya Tara itu lucu dan bahkan bisa menjadi menyebalkan atau pun tengil, disaat dirinya di ejek

"Yaudah nih udah gue beliin minuman, gimana minum nya di taman sekolah. Sambil baca novel?" Saran Reisya, dan di setujui oleh Tara

Dilain tempat, Nakula nampak pusing dengan tugas nya sebagai ketua osis. Entah sampai kapan ia harus memegang kekuasaan itu, ia sudah lelah, letih, cape, dan masih banyak lagi

Nakula membalik balikan kertas-kertas yang ada di meja nya. Ia harus membuat beberapa proposal mengenai lomba kebersihan sekolah dan apa saja yang akan di buat sebagai peraturan baru di sekolah tersebut, ia menutup kembali map hijau yang sedari ia pegang. Nakula bangkit dari kursinya dan melihat ke arah jendela, indra pengelihatan nya tak sengaja melihat Tara dengan teman nya yang sedang duduk di bangku taman sekolah, sembari membaca novel

Nakula tersenyum, ia benar-benar di buat gila oleh gadis berumur 15 tahun itu. Entah bagaimana ceritanya, dari ia mulai menyukai Tara saat gadis itu masih berumur 4 tahun lebih. Sampai sekarang, Nakula juga masih mengingat. Dimana Tara menangis karna di cubit oleh teman play group nya dulu, ya, sekolah dasar Nakula satu gedung dengan sekolah Tara. Kala itu Nakula sudah duduk di kelas satu SD, namun ia sudah tertarik oleh anak yang masih duduk di bangku TK.

Tara, mmm... makasih sama kakak ganteng, karna sudah membelikan Tara es krim ini

Kakak ganteng panggil Tara dengan sebutan, Tata?

Jelas boleh, dengan begitu Tata juga akan memanggil kakak ganteng dengan sebutan kakak Adnan

Percakapan nya pada Tara masih terrekam jelas di otak pria itu. Tara Sheinafia, Nakula tidak akan membiarkan Tara pergi lagi dari hidup nya. Tidak akan

                                      ****
See you.

Kakak Kelas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang