Pagi yang disambut rintik halus dari langit
Tak sama sekali menandakan kebahagiaan
Tampak murung ibu pertiwiku
Dikhianati pemuda yang berjanji dibawah kitab mereka
Mungkin senja nanti tak nampak mega berwarna kemerahan
Malah, Zamrud khatulistiwa ku yang hijau berubah menjadi kemerahan
Tanah yang tadinya subur kini penuh arang bekas keserakahan
Mereka hanya memandang diam padahal paham akan kesengsaraan
Nampak sedih arwah para pejuang di surga
Dahulu korbankan nyawa untuk dirikan negeri ini
Kini, para penguasa korbankan bangsa demi harta dan jual semua sumber daya
Entah kapan
Entah bagai mana
Negeri ini akan maju
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak kehidupan
PuisiSebuah tulisan yang mungkin mampu mengekspresikan isi didalam hati yang kadang iramanya naik turun