01

18.7K 57 0
                                    

Disinilah Liana dibandara internasional Juanda. Ia akan memulai lembaran baru kehidupannya dikota pahlawan, Surabaya. Senyum menghiasi bibirnya tak kala ia menolak orang-orang yang berprofesi sebagai driver online yang menawarkan jasa mereka untuk mengantarnya sampai ketempat tujuan. Menolak halus sebelum mata coklat madu itu melihat gadis muda yang memainkan telfon pintarnya. Liana mengenalnya.

"Sudah lama menunggu?" gadis itu melirik Liana.

"Kakak, Ohh syukurlah" gadis itu memekik lalu menghambur memeluk Liana erat. Gadis itu bernama yerni, ia adik sepupu Liana yang melanjutkan pendidikannya dikota ini.

Mereka berdua melepas rindu yang memang hampir 3 tahun tidak bertemu. Hanya beberapa menit perjalanan yang ditempuh untuk membawa mereka langsung kekost-an adiknya. Sepanjang perjalanan yerni tak henti menceritakan pengalaman yang ia dapatkan selama disini. Liana menjadi pendengar yang baik dan kadang menanggapi jika dirasa tidak paham.

Sesampainya dikost ini, Liana bertemu dengan banyak orang, tentu saja mereka adalah penghuni disini. Kost ini memiliki 29 kamar yang semuanya diisi oleh calon dokter muda yang akan se-profesi adik sepupunya. Banyak yang menyapanya ramah dan dibalas ramah pula oleh Liana yang sedikit gugup.

"Kak Ana mandi deh, aku mau cari makan malam dulu. Aku tau kakak lapar kan?" Liana hanya mengangguk saja. Ia bukan hanya lapar tapi juga sangat lelah, kurang lebih 7 jam perjalanan membuat tulangnya remuk.

******
Paginya Liana bangun dengan keadaan segar karna mendapatkan cukup istrahat semalam. Ia melihat sang adik sudah bersiap dengan jas putihnya.

"Sudah mau berangkat? Sudah sarapan?"

"Iya. Kakak kalau mau makan masak aja didapur kost. Itu dapur bersama kok, terus bahan-bahan makanan liat aja dilemari pendingin yang ada namaku" Liana tahu itu salah satu peraturan disini, biar tidak tertukar milik masing-masing orang.

Semalam juga Liana baru tahu kalau Kost ini khusus putri yang pemiliknya seminggu sekali datang mengecek anak kost disini. Namun, jangan salah disini sangat aman, ada satpam jaga dan ada ibu lina yang membersihkan.

Jika ada pengunjung harus menyerahkan data diri atau KTP, tapi ada juga yang sudah dikenal oleh satpam yang biasanya adalah orang tua yang akan mengunjungi anak mereka yang kost ditempat ini.

Setelah waktu menujukkan waktu makan siang ia mulai mencari-cari bahan makanan. Ia lapar jadi akan memasak makanan sederhana dan tentunya cepat. Saat sedang sibuk, ia mendengar suara percakapan wanita dan pria yang mendekat, dan ternyata itu Sella tetangga kamar kost sekaligus teman seangkatan adiknya.

"Permisi mbak"
"ya,, " Liana tersenyum anggun membalas sapaan itu, matanya melirik kesamping dan tak sengaja bertatap mata dengan pria itu. Ia bertubuh tinggi tegap dengan pupil mata hitam. Pria itu sama sekali tidak tersenyum, berlalu begitu saja mengikut dibelakang Sella menuju kamarnya. Itu tidak mungkin kekasihnya dilihat dari perlakuan Sella yang walau manja tapi sangat hormat namun tetap hangat.

"Itu bisa jadi ayah atau paman atau mungkin kakaknya" Batin Liana usil.

Liana melanjutkan masakannya untuk mengisi perut keroncongan itu. Ia memasak lebih banyak untuk disimpan dilemari pendingin, jika nanti ia lapar lagi atau adiknya tinggal dipanaskan saja.

*****
Setelah tiga hari kedatangannya disini, ia mulai akan menata kehidupan yang sudah direncanakan. Pertama ia akan mencari kerja untuk mengisi ATM kosongnya. Kerja apapun yang penting ia mampu dan tentu saja halal. Setelah setengah hari mencari ia berakhir disebuah toko buku yang tidak terlalu besar, kebetulan toko ini membutukan karyawan wanita berusia sepertinya. Disini juga hanya memiliki 2 karyawati. liana dan mira si kasir.

Ia mulai bekerja besok jam 8 pagi. Hari ini sang pemilik hanya mengajaknya untuk berkeliling toko dan memperkenalkan setiap sudutnya. Memberitahu Liana peraturan-peraturan saat jam kerja. Setelah menyerap semua informasi yang disampaikan Jane, Wanita cantik dengan umur sekitar kepala tiga yang tak lain atasannya sekarang.

"Kamu mengertikan?" Jane bertanya setelah lama menjelaskan banyak hal.

"Mengerti bu. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik buat toko ini" Jane tersenyum tipis mendengar jawaban wanita didepannya. Mengangguk puas lalu mempersilahkan Liana untuk undur diri.

******
Sesampainya dikost ia berpapasan dengan pria "itu" lagi. Pria itu melewatinya tanpa membalas senyum Liana yang ingin menyapa namun ia dia diabaikan bonus tatapan datar dilayangkan pria paruh baya itu padanya. Liana membeku menoleh untuk melihat punggung lebar yang dibalut kemeja putih bersihnya hilang dibalik pintu gerbang besar kost.

"Apa salahku?" Wanita itu menghela nafas bingung. Tidak memikirkan lebih lanjut lagi sikap dingin ayah sahabat adiknya. Yah, kemarin dulu ia sempat bertanya pada adiknya yerni tentang pria itu karna sangat penasaran. Dengan menyebut ciri-ciri pria itu, adiknya langsung menebak jika pria yang dimaksudnya adalah ayah Sella.

"Aku butuh kasur" Liana lesuh dan lelah akhirnya menuju kamar kost, seharian berkeliling kota besar ini sekarang yang ia inginkan hanya menenangkan ototnya yang tegang sebelum memulai aktivitasnya besok.

*******
Tbc

LIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang