part 1

34 3 0
                                    


Aku harus percaya kepada diriku bahwa aku akan selamat dan bertahan akan cobaan yang ada di dalam hidup ku.

Terlihat seorang gadis cantik keluar dari rumah sakit dan sangat terlihat jelas masih memakai seragam sekolah dengan raut muka sedih ia memegang sebuah kertas dan mungkin itu kertas dari dokter, dia adalah Clarista Anatasya keyra, ia berjalan menuju parkiran mobil untuk segera pergi dari rumah sakit itu.

" Kenapa harus gue hiks." Terdengar Tasya yang sedang menangis.

" Kenapa harus gue,hiks gue nggak sanggup harus mengalami ini hiks." Tangis Tasya yang sambil memukul mukul setir mobilnya.

Ia pun menjalan kan mobilnya setelah ia menangis untuk meratapi kehidupannya.

Flashback on

Tasya ingin pergi ke rumah sakit ingin memeriksa ada apa pada dirinya ia sering mengalami pusing kepala dan kurang konsentrasi terhadap pelajaran itu yang membuat nilai nya turun, bahkan ia merasakan sakit kepala setiap hari, dan dengan itu dia berencana setelah pulang sekolah ingin memeriksakan dirinya kepada dokter.

Rumah sakit.

Tasya langsung menemui dokter dan janji akan bertemu hari ini.

" Hai dokter Fendi." Sapa Tasya dan tidak lupa dengan senyuman.

" Hai, Tasya ada apa ya kamu tumben ke rumah sakit." Tanya Tasya.

" Kamu sakit apa"

" Ini aku lagi mau periksa sama dokter Fendi."

" Emangnya kamu selama ini sering merasakan apa." Tanya Fendi.

" Dok, saya sering mengalami pusing setiap bangun tidur dan muntah muntah, kadang kadang tubuh saya terasa mati rasa, kesemutan, penglihatan saya juga menurun." Jawab tasya.

" Kamu yakin mengalami itu semua tasya." Tanya Fendi yang sedikit khawatir, ia sudah bisa menebak penyakit apa yang menderita Tasya tapi dia menepis jauh jauh pikirannya.

" Iya dok, bahkan kepala saya sakit tiap hari."

" Kalau begitu kita cek ya."

" Baik dok."

Setelah Tasya melewati perawatan untuk mengetahui penyakitnya ia disuruh Fendi untuk duduk di ruangannya Sabil menunggu hasil tesnya keluar.

Setelah menunggu lama, ia melihat Fendi masuk dan menuju ke Tasya.

" Tasya maaf ya lama." Maaf Fendi kepada tasya.

" Iya, nggak apa apa dok." Jawab Tasya yang tidak mempersalahkannya.

Fendi duduk ke kursinya dan dengan Tasya di depannya.

" Gimana dok hasilnya." Tanya Tasya yang sudah tidak sabar dengan hasilnya ia berharap ia tidak apa apa.

" Gini ya tasya, sebelum kamu denger hasilnya kamu harus sabar ya, apa pun hasilnya nanti kamu harus terima."

" Iya dok, tapi apa dulu hasilnya."

" Tasya menurut pemeriksaan, kamu positif terkena kanker otak stadium2."

"Apaa dok, saya terkena kanker otak. Dokter nggak salah kan." Tanya Tasya yang sedikit tidak percaya.

" Nggak Tasya, saya sudah periksa berkali kali tapi tetep hasilnya sama."

" Ohh gitu ya dok." Jawab Tasya dengan raut muka sedih.

" Tasya, kenapa kamu nggak pergi sama orang tua kamu." Tanya Fendi.

" Nggak dok, mama dan papa nggak tau dan satu lagi dokter Fendi harus rahasiain ini semua dari semua orang terutama keluarga saya dok, hanya dokter, saya dan tuhan yang tau tentang penyakit saya." Tasya mengancam dokter untuk merahasiakan tentang penyakitnya.

" Iya saya janji, tapi kamu harus sering sering ke rumah sakit untuk terapi supaya penyakit kamu itu bisa sembuh." Janji dokter fendi.

" Iya dok saya juga janji saya akan terapi untuk kesembuhan penyakit saya."

" Kalau begitu saya pamit ya dok." Pamit Tasya.

" Iya hati hati Tasya dan inget janjinya." Jawab dokter sambil mengingatkan Tasya akan janjinya itu.

" Iya dok saya nggak akan lupa kok."


Fendi adalah dokter keluarganya dulu, makanya Tasya sudah percaya kepada dokter Fendi, dan mengancam untuk tidak memberitahukan kepada keluarganya Tasya karena dokter Fendi sudah mengenal keluarganya cukup lama.

Tasya langsung keluar dari rumah sakit dan segera akan pulang karena hari sudah larut malam.

Flashback off

Tasya segera ingin pulang kerumah dan ia merencanakan untuk tidak memberitahukan keluarga nya karena ia tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya lagi walau pun keluarganya mampu membayar pengobatan tasya. Tapi Tasya percaya kalaupun ia memberitahukan orang tua nya, pasti orang tua nya marah marah dan bilang Tasya penyakitan dan hanya menyusahkan keluarganya saja.

Ceklek

Tasya membuka pintu yang tidak dikunci, Tasya melihat seperti biasanya rumahnya sepi, Tasya langsung manaiki tangga dan segera menuju kamar.

" Pasti mereka lagi jalan jalan dan biasa nggak ngajak gue." Batin Tasya

Tasya langsung merebahkan badannya keatas kasur miliknya dan menutup matanya dan segera ingin tidur, pada saat ingin menutup mata ia mendengar ada suara mobil yang berhenti di depan rumahnya ia sudah mengira itu pasti mereka pulang habis jalan jalan.

Tasya mendengar tawa tawa yang berasal dari bawah Tasya tau itu mereka yang sedang bargurau bahagia dan seolah olah Tasya tidak ada di dalam kehidupan mereka.

" Bahagia banget ya kalian, tanpa gue." Batin tasya dan tak terasa setetes air mata lolos di pipi Tasya.

Setelah Tasya mendengar candaan dan tawaan keluarganya yang seakan akan bahagia di atas penderitaannya tasya, ia langsung tidur di kamarnya.

Jumat,25, Oktober,2019

Jangan lupa vote ya ❤️❤️

SEJUTA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang