Pagi hari adalah awal dari sebuah kebahagiaan,tapi tidak dengan ku pagi hari adalah awal kehancuran ku.
Pagi yang cerah, Tasya terbangun karena mual yang sangat menggangu tidurnya dan ia langsung masuk kedalam kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya itu dan seperti biasa ia merasakan sakit kepala yang sangat luar biasa sakitnya.
Setelah muntah dan menenangkan diri di dalam kamar mandi ia langsung mandi dan ingin berangkat sekolah.
Tasya melihat bayangannya dicermin dan ia sebisa mungkin untuk tersenyum untuk menutupi lukanya.
Tasya turun dari atas dan ingin langsung berangkat ke sekolah, Tasya tidak pernah sarapan di rumah karena dia tau pasti keluarganya tidak nafsu makan jika melihat nya dan dari pada keluarganya tidak sarapan lebih baik ia yang tidak sarapan sama sekali.
" Tasya, kamu mau kemana." Tanya alvaro yang sedang duduk di meja makan.
" Mau sekolah pa." Jawab Tasya tanpa dan beban.
" Kamu hari ini nggak boleh sekolah." Jawab alvora dengan suara sedikit meninggi.
" Kenapa pa Tasya mau sekolah"
" Kamu nggak boleh sekolah hari ini, soal nya kamu hari ini harus beres beresin baju kamu dan pindah ke apartemen papa."
"Tasya di usir dari rumah ini." Tanya Tasya dengan mata yang sudah berkaca kaca.
" Iya, ini hukuman buat kamu."
" Apa salah Tasya pah sampai Tasya harus di usir." Tanya Tasya.
" Semalam kami melihat kamu lagi duduk di cafe sendirian malam malam tanpa sepengetahuan papa."
Semalam memang Tasya ke cafe,saat di perjalanan Tasya sangat haus dan langsung singgah di sebuah cafe di tepi jalan.
" Emangnya papa peduli aku mau kemana, bukan nya papa nggak peduli ya dengan aku, mau aku ke cafe kek pulang malam papa kan nggak peduli." Jawab Tasya yang sedikit tertawa menertawakan dirinya sendiri.
" Kurang hajar kamu ya, sama saya mulai detik ini saya nggak akan kasi kamu jajan, dan kasi segala kebutuhan kamu, kamu harus cari uang sendiri biar tau rasa kamu." Bentak alvaro kepada tasya.
Tasya yang tadi yang tanpa sadar meneteskan air mata nya, menoleh kepada mama nya dan kedua saudaranya. Mama dan kedua saudaranya ada di dekat papanya Tasya tapi nggak ada yang membela Tasya.
"Apa kamu liat liat saya, minta di bela, kamu itu udah salah, ngelawan pula kamu itu cuman anak yang menyusahkan kita." Alena yang melihat Tasya melihat kearahnya langsung memberikan kata kata yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang ibu terhadap anaknya.
Tasya mendengar bentakan mamanya ia langsung menunduk menahan isakan tangis yang makin manjadi jadi, ketika dia mengangkat kan kepalanya, sontak matanya melihat kearah kakak dan abangnya yang sendari melihat kejadian tersebut, kakak dan abangnya melihat mata Tasya kearah mereka berdua, kemudia mereka berdua langsung membuang muka ke samping, dan dengan itu Tasya sadar bahwa di dalam rumah ini nggak ada yang masih sayang kepadanya.
" Tasya pamit ke atas dulu mau mengemasin barang Tasya." Pamit Tasya dengan suara pelan dan tak lupa pada senyuman.
Tasya langsung berjalan kearah tangga dan ingin menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA LUKA
Action"lo boleh ambil apapun dari gue, tapi jangan dia." "tolong, sisain satuuu aja orang untuk nemenin gue, saat gue pergi nanti." " gue pengennnnn banget bahagia,susah ya?" ucapnya dengan terkekeh dan melihat sepasang manusia yang tertangkap matanya de...