(1)

18 5 2
                                    

Keep for reading...

"Dek, bangun dong. Bantuin mama" Amira Malaka sudah membangunkan anak perempuan nya yang masih enak enakan merem di kasur.

Cukup lama Amira membangunkan Jhea Malaka, namun nihil anak tsb tidak enggan bangun dari kasur nya. "Jhee, cepet dong bangun. Bantuin mama, temen mama dari austria mau dateng" dengan gemas nya Amira menampar pantat anak nya itu.

"5 menit lagi maa.." ucap Jhea dengan mata yang masih tertutup. Dan hanya mengubah posisi tidur nya.
"Gada 5 menit lagi, cepet!! Mama tunggu dibawah.

Jhea bangkit dari kasurnya, duduk di pinggir kasur nya. Sedang mengumpulkan nyawa nya. "Kek presiden aja yang mau dtg" Jhea ngedumel sendiri. Dan akhirnya dia bangkit berjalan menuju kamar mandi.

Amira meninggal kan kamar Jhea. Dan ia segera menuju dapur untuk memasak untuk teman nya yang lama tak jumpa.

15 menit kemudian

Setelah Jhea selesai ritual mandinya. Ia berdandan di depan cermin yg ada di kamar nya. Bukan bukan, bukan berdandan maksudnya. Hanya saja sedang merapikan pakaian yg ia kenakan.

___________

Didapur mama sedang bergelut dengan peralatan dapur dan bahan bahan dapur.

Yang ditunggu akhirnya datang. Jhea berjalan menuju dapur. "Ini tolong potongin Jhe" perintah mama dengan memberi Jhea wortel dan pisau.

"Ini dipotong gmna ma?" jelas Jhea bingung,pasalnya dia tidak pernah bergelut dengan bahan bahan dapur. "Kamu potong dadu aja, tapi jangan kecil kecil, jangan besar besar" Jhea hanya mengangguk kan kepala.

Saat Jhea memotong wortel nya, tiba tiba ia menjerit "Aaww..." yang membuat mama nya kaget.
"Kenapa kamu,Jhe?" tanya mama dan menghampiri Jhea yang memgangi jari nya. "Kena pisau maa" air mata yang ada di kelopak mata nya hampir saja jatuh. Hmm, Jhea memang takut terhadap darah dia trauma jika melihat darah. Dan untuk saat ini dia berusaha tidak menangis.

Sekarang Jhea duduk di sofa ruang tengah. Dan mama mengambil kotak p3k di kamar atas.
"Sini mama obatin dulu" mama dtg dg kotak p3k ditangan nya.
Ga butuh waktu lama mama selesai mengobati luka di jari Jhea.

"Maafin Jhea ya ma" Dan lagi Jhea hampir saja menangis. "Udah gapapa" Amira tersenyum dan mengusap pucuk kepala nya.

"Jhea ga becus ya ma. Motong gitu aja sampe keiris jari Jhea" diikuti tawa kecil Jhea.
"Udah gapapa,kamu disini aja. Mama lanjut masak dulu" Amira bangkit dari sofa dan berjalan ke dapur lagi. 







Balik lagi sama cerita yang berbeda, gue tau gue belum sempurna jadi penulis, tapi gue berusaha buat jadi penulis terbaik. Dan gue akan teris berusaha. Doain gue rajin nulisnya, dan kalian jangan lupa follow gue sama vote ya. Thank.

Maaf masih creepy:)













After you comeback

After You Comeback|| Na jaemin  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang