Give Up

2K 108 41
                                    

Disclaimer: all the characters in this story still belong to God and themselves, this story just a fiction. Homophobic plis go away and dont leave a bad comment i beg u. Thank you ♥

Jangan lupa vote dan comment nya guys! This is my first story aye aye. Enjoy, peace, and chanchen for life.

#

Suara ketikan pada keyboard terdengar begitu keras. Orang-orang yang melewati meja karyawan tersebut pasti tahu bahwa pemiliknya sedang dalam mode jangan ganggu-senggol bacok. Terlihat dari raut wajahnya yang mengatakan akan ku makan kamu jika berani menggangguku.

“Bos marah lagi? Kali ini apa yang di buang?” Sambil terkekeh Kai mendatangi kubikel Jongdae.

Ketikan itu otomatis berhenti. Menghela nafas, Jongdae mengambil tumblernya yang berisi kopi.

“Lo tahu Kai, proposal yang kita rapatkan kemaren ditolak mentah-mentah sama dia. Cuma baca judul dan lo tahu akhirnya gimana. Pusing gue.”

Jongdae merebahkan badannya pada sandaran kursi miliknya. Sepertinya wakil manajer divisi perencanaan itu benar-benar frustasi.

“Kurang-kurangin deh itu kopi. Kayaknya lo sebulan ini gak pernah absen bawa tumbler isi kopi.”

“Gue udah resign kali kalo gak ada dopping kayak beginian”

“Lagian gue kemaren juga udah bilang kan ke elo kalo gue sebenernya gak setuju sama itu proyek di Jogja. Pak Lay aja yang ngotot buat diajuin ke Bos.”

Iya Pak Lay manajer divisi mereka. Entah  apa yang membuat tim divisi perencanaan itu bisa beda pandangan dengan manajer mereka.
“Tau ah, Pak Lay sengaja ngerjain gue kali. Kerjaan gue tambah banyak.”

“Udah nanti gue bantu mikirin, sekarang turun yuk ke kantin. Udah laper ini,” Kai menarik teman satu divisinya itu.

“Males gue ke kantin entar ketemu si bos nafsu makan gue ilang lagi. Nasi liwet deket Pasar Minggu kuy. Lagi pengen gue.” Jongdae mengambil ponsel dan dompetnya kemudian menarik balik tangan Kai.

“Yaelah, dendam banget lo. Eh ngapain lo gandeng tangan gue. Dikira nanti lo pacar gue mah, gue homo juga pilih-pilih kali masih gantengan juga Sehun.” Kai sedikit menjauh dari Jongdae.

Jongdae yang mendengarnya hanya tertawa lalu sedikit berlari meninggalkan Kai.

“Mobil lo ya. Mobil gue masih di bengkel.” Kata Jongdae yang sudah memasuki lift dan menunggu Kai yang masih berjalan menghampirinya.

                           ----------«»----------

“Halo, Pak Lay.”

Jongdae memasuki lobby kantor terlihat kewalahan dengan membawa totebag berisi berkas di tangan kanan dan laptop di tangan kiri. Terlihat sedang menjawab telfon dari seseorang.

".........."

“Iya ini saya habis makan siang pak bentar lagi nyampe ruangan meeting.”

Niat ingin makan siang dengan tenang sambil curhat ria dengan Kai berakhir batal. Makan siangnya yang belum habis terganggu dengan dering telfon dari Pak Lay yang mengatakan bahwa satu jam lagi akan diadakan rapat dan sial lagi bahwa berkas bahan rapat yang dibutuhkan Pak Lay tertinggal di apartemennya. Jongdae terpaksa harus kembali pulang untuk mengambilnya. Untung saja Kai mau meminjamkan mobilnya untuk dibawa Jongdae.

Jangan tanya Kai, setelah tahu bahwa Jongdae akan rapat dengan para wakil divisi perusahaan Kai langsung menelfon kekasihnya alias Sehun untuk menemaninya makan siang.

ChanChen's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang