1. D-day!

40 3 1
                                    

23 Oktober 2019

Laki-laki itu merebahkan diri di sofa dengan tangan terlipat ke belakang yang dijadikannya sebagai pengganti bantal. Matanya terpejam, rasanya ia ingin tidur dalam waktu yang lama. Seminggu ini siklus tidurnya benar-benar kacau.

Ponselnya bergetar di dalam saku celana jeans yang ia gunakan. Dirogohnya dengan malas, namun tetap membaca pesan yang muncul di layar.

From: Yogi
Tinggal beberapa jam lagi bro!

"Sial!" Rutuknya dalam hati.

❣️❣️❣️

24 Oktober 2019

Semua orang sibuk dengan persiapan resepsi. Sang pengantin yang pagi tadi telah melaksanakan akad nikah kini duduk berdampingan di ruangan yang disulap menjadi ruang make up.

Dua cermin besar dengan lampu yang menyala terang tepat berada di depan mereka. Hal ini membantu keduanya untuk saling menatap tanpa perlu menggerakkan kepala.

Senyum bahagia terpeta jelas di bibir mungil mempelai wanita. Bukan hanya itu, bahkan matanya tampak bersinar bahagia.

"Yas, aku keluar bentar ya. Mau duduk di depan bareng anak-anak." Ucap sang mempelai pria tepat setelah penata rias menyelesaikan tugasnya.

"Anak-anak siapa maksud kamu?" Mempelai wanita mencoba menahan prianya.

"Sepupu aku, si Yogi sama yang lain."

❣️❣️❣️

"Asiiikk pengantin baru nih!" Ledekan itu langsung terdengar ketika ia muncul dari balik pintu. Pelakunya Akbar.

"Gini dong kaya si Giyan, tau tau nikah. Ga kaya si Yogi tuh yang diem diem malah ditinggal nikah." Ledekan bersambut dari laki-laki bernama Galih. Korbannya kali ini justru Yogi.

"Yogi biar gitu panutan man! Gila aja berani upload foto mantan yang nikah." Akbar semakin gencar meledek sepupunya.

Pilihan tepat bagi Giyan untuk bergabung di luar bersama sepupunya.

"Berisik elah." Balas Yogi tak peduli. Masih sibuk dengan kameranya.

"Ya gimana dong, si Yogi sekalian nge-job di nikahan mantan." Balas Giyan untuk menanggapi ledekan sepupunya.

Yogi yang saat ini menjadi korban memilih diam. Sudah biasa jika berkumpul seperti ini, ia akan jadi bahan ledekan oleh sepupunya karena ditinggal menikah. Padahal kejadian itu sudah satu tahun berlalu.

"Eh Yan, kok keluar sih?" Tanya Yogi tanpa mengalihkan atensinya dari kamera.

"Laper, haus juga." Giyan memberikan alasan. "Sana gih, ambilin makan sama minum buat pengantin baru." Giyan mengakhiri kalimatnya dengan cengiran khas.

Klik!

Kamera Yogi tepat mengarah ke arah Giyan.

"Sana Gi, ambilin makan sama minum buat Giyan. Mana tau bisa nular, bisa cepet ketemu jodoh gitu." Galih kembali memulai aksinya.

"Bacot ah, gue sibuk nih ga liat. Udah sana ambil makan, sekalian minumnya." Sahut Yogi masih tak peduli.

Akbar menyenggol bahu Galih karena merasa Yogi sudah jengah menjadi bahan ejekan. "Mau pesen minum apa mas?" Tanya Akbar sembari bangkit dari kursinya, bersikap layaknya seorang pelayan rumah makan.

"Oh, saya air dingin aja mas." Sahut Giyan cepat.

"Gue teh tawar aja." Sahut Yogi kemudian.

"Duh mas pantes kisah cintanya datar aja, sukanya teh tawar." Akbar kembali berulah, nada suaranya dia buat sesopan mungkin. Masih cosplay sebagai pelayan rumah makan.

"Akbar setan, bacot mulu heran!" Sahut Yogi dengan suara teriakan tertahan. Tempat mereka sekarang sangat tidak memungkinkan untuk adu mulut. Mereka sedang berada di rumah keluarga dari istri Giyan.

Giyan hanya tertawa melihat Akbar dan Galih yang berjalan setengah berlari. Bersikap seolah tak mengenal Yogi yang masih mengucapkan sumpah serapahnya.

Yogi kembali sibuk dengan kameranya sedangkan Giyan kini memainkan ponselnya. Wajahnya terlihat sendu, tak bersemangat.

"Kenapa?" Yogi bertanya sambil meletakkan kamera yang dia rasa sudah siap dipakai selama resepsi pernikahan Giyan nanti.

Tak juga mendapat jawaban, Yogi kembali bersuara "Yan lu kenapa dah? Harusnya seneng seneng hari ini."

Giyan mengangkat wajahnya, beralih menatap Yogi sambil menunjukan senyum tipis. "Ga, gue gapapa."

Yogi mengedikkan bahunya. Kemudian menepuk pundak Giyan. Bagaimanapun dia tidak ingin terlalu mencampuri masalah pribadi Giyan.

Giyan tersenyum dengan perlakuan Yogi. Keduanya kembali sibuk dengan dunia masing-masing. Ah Akbar dan Galih benar-benar lama.

Giyan menatap ke depan, namun pikirannya merekam jelas pesan singkat yang diterimanya beberapa saat yang lalu.

From: 0819 1051 xxx
Selamat!
Harusnya kamu ga perlu
muncul lagi brengsek!

️❣️❣️❣️

Gimana gaes?
Kritik dan saran sangat dibutuhkan.
Thank you ✨✨✨

M A N T A N ?Where stories live. Discover now