*Cinta tak bersambut*
Dear Diary
Menyimpan rasa terlarang ini, membuatku semakin terhimpit. Angin berbisik lirih mengabarkan suka. Waktu seakan menjawab segalanya. Mencintai tak bersambut. Kini hilang tergantikan cinta yang tak dapat kumiliki. Umar bin Qomar, jagalah dia untukku.
Fathim, 10 April 2017
Aku seorang lelaki yang begitu lancang mencuri pandangmu, memikirkanmu, dan menyertakan namamu dalam do'a ku.
Seorang pria yang hanya bisa menyimpan rasa, bingung harus mengungkapkan, belum siap menghadapimu, mendengar apa jawaban yang akan kau katakan, ataupun bingung harus bagaimana menghadapimu. Namun aku pernah membaca seuntai kata hatimu yang kau tuliskan pada lembaran materimu, saat itu aku tau kau sedang tak mendengarkan penjelasanku maka dari itu aku menyita buku catatanmu.
Waktu pertama kali menyebut namamu, pertama kali memandangmu, dan pertama kali membuat dirimu kesal. Yah benar, saat kau terlambat, aku memang sengaja menyusahkanmu, membiarkanmu sendiri diluar kelas, dan meninggalkanmu sendiri didepan ruang guru. Aku ingin melihat sampai dimana keteguhanmu menghadapiku. Melihatmu kesulitan membuatku merasa resah menyesal telah menyusahkanmu.
Aku menyadari sesuatu bahwa saat pertama kali kita bertemu, saat itulah hatiku mulai menyimpan rasa. Rasa yang kian lama kian tumbuh tanpa kusadari. Membuat ruang rindu saat kau mulai jauh dimata. Tak ada kata yang dapat mengungkapkan perasaanku saat ini.
Namun setelah kubaca untaian kata hatimu, kumerasa sesak seakan akan malaikat pencabut nyawa mulai menyapaku. Membuatku melangkah lebih jauh kebelakang meninggalkan harapanku. Aku M. Azkal Azmi Raditya tetap mencintaimu walau tak bersambut. Memperjuangkanmu dalam do'a"ku. Meminta pada Allah yang Maha Agung akan jadohku dirimu, jika memang yang tertulis dalam garis takdirku adalah dirimu aku akan sangat beruntung memilikimu.
~~~~~~~~~~
Malam tak seterang malam sebelumnya. Mendung bagai hati yang tertutup ragu. Aku tak dapat menyimpulkan rasa yang bergejolak dalam dada. Hati yang telah kujatuhkan kian sakit, air mata dapat kubendung namun gejolak rindu tak dapat kutahan. Kutatap langit yang sama seperti kau tatap wajahnya. Siapakah diriku? Hanya pria biasa. Hamba Allah yang tak sempurna. Ingin kutafsirkan rasa ini tapi tak dapat teranalisa.
Jika saja diriku hadir lebih dulu dalam hidupmu, aku yakin dirimu kan jatuh dalam pesonaku. Menetapkan rasa tulusmu pada diriku bukanlah pada orang yang salah."kak! Kakak!" Ayra mengeraskan suara mendekatti telingaku. Sontak aku terkejut. Dia memang adik satu"nya yang begitu manja, pikirku.
"Innalillahi!" ucapku terjingkrak dari bangku.
"kok innalillahi?" kata Ayra melotot menatap abang satu" nya itu.
" lah iya masak subhannallah? Lah ya kamu ngagetti abang. Perempuan itu berucap lemah lembut gak teriak" kayak tukang sayur."nasehatku
" kalau kata temenku gini bang.lah yo mas dewe nglamun, atene lemah lembut yo gk krungu."Ayra tertawa setelah meniru gaya bahasa temannya. Aku hanya menantapnya datar.
" ihh gk seru deh. Kalau ngobrol sama abang mah garing. Gak kayak temenku udah ceria, sabar, cantik, pinter lagi." ucap Ayra
"Iyah pinter ngapussi." ucapku
"kok? Udahlah. Ohh ya, abang kok nglamun? Abah manggil abang ada yang nyari katanya." ucap Ayra
"ohh ya? Bilang dong dari tadi." aku langsung masuk menuju ruang tamu meninggalkan adik semata wayangku menatap kesal. Dalam hati aku berharap seseorang yang kurindukan datang menemuiku. Namun lagi-lagi itu hanya khayalan, di ruang tamu ada pak trisno beserta anak gadisnya, salah satu mahasiswa yang aku ajar di perguruan tinggi.
Karna dialah aku bisa bertemu dengan gadis polos nan menggemaskan itu. Yang slalu menguji kesabaranku. Gadis drama queen. Nyatanya sekarang aku menyimpan rasa untuknya. Harusnya aku berterima kasih padanya telah memberiku waktu sehingga aku bisa memberi sejarah dalam hidupnya."Assalamu'alaikum." ucapku" yah ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu?"tanyaku sambil menempatkan diri menghadap pak Tris.
" Waalaikum salam" ucap seisi ruang tamu
" ngene loh le, anakku iki ora iso kimia. Lah saya minta kamu ajari anak saya. Lah wong diajari saya ora gelem mintanya sama kamu."ucap pak Tris dengan logat jawa kentalnya.
"Jangankan ngajari pak, saya mau jadi ibu mertuanya. Asalkan yah mereka mau.yah kan pak." ucap asal ibuku pada pak Tris dan bapak mengangguk mengartikan bahwa ia setuju. Aku seakan gak laku aja dijodoin. Zaman sekarang masih aja dijodohin apa gk mikir anaknya suka atau enggak.
" gini pak saya bisa membantu dia dalam pelajaran namun saya belum siap jika yang dikatakan ibu barusan."aku mengatakan dengan merasa bersalah. Sebenarnya sih memang karana aku benar tidak mencintai gadis benama Lida itu.
Aku melihat kekecewaan diwajah Lida namun pak Tris memang hanya menganggap lelucon perkataan ibuku. Setelah kami berbincang cukup lama. Keluarga pak Tris itu pulang karena memang sudah larut malam. Ia mengucapkan banyak terimakasih setelah aku mampu membuat Lida memahami materi yang kusampaikan 2 minggu lalu.
Kemudia menyalamiku beserta orangtuaku lalu memasuki mobilnya. Kulihat mobilnya melesat lancar dijalanan. Ahh yang kupikir tapi hanya perkataan ibuku, dia memang asal ucap saja. Aku bisa - bisa hilang harapan jika ia masih mengatakan itu. Aku masih memikirkannya. Aku tetap mencintaimu dalam diam walau ku tau tak pernah akan ada dirimu dalam garis takdirku. Fathimatus sa'diyah nama yang slalu mengiang" dalam pikiranku.
Aku Azkal mencintaimu karna Allah semata.
Nantilah aku dalam hidupmu. Do'a ku slalu menyertaimu.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Maaf ya aku telat postingnya
Masih ada kesibukan di Dunia nyata😁🤭
Dan maaf juga kalau cerita ini tidak sesuai degan harapan.Selamat membaca...
Sayang kalian.....😂🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan(versi wattpad) (revisi)
General FictionBila hanya mampu melukai aku harap kau jgn mendekat. Aku tak mau menjatuhkan hati padamu bila hanya untuk meninggalkan, karna aku tak bisa melupakan sebuah kenangan.... mencintaimu bisa kulupakan namun tidak dengan kenanganmu...ia begitu kekeuh ting...