bruk
"eh, maaf ya. nggak sengaja." remaja dengan rambut cepak itu berkali-kali membungkukkan badannya, merasa bersalah karna tidak sengaja menabrak seseorang.
"iya gapapa." seseorang yang ditabrak pun balas senyum.
"engg, saya duluan ya?" lantas remaja itu bergegas menuruni anak tangga setelah mendapat anggukkan dari orang yang ditabraknya tadi.
"eh, ini kamu tinggalan." teriak orang ini saat melihat sebuah gelang dengan manik warna hitam melingkar disana, namun rupanya ia terlambat memberi tahu.
--
"mama papa, felix pulang!" teriak remaja itu setelah melepas sepatu dan jaket hitamnya yang sedikit basah. diluar hujan tadi.
"salam dulu nak, teriak-teriak gitu nggak sopan." felix malah tersenyum tanpa dosa saat mendapat teguran dari mama.
"hehe, assalamualaikum." lalu ia salim dengan mama nya.
"gimana sekolah barunya?" tanya mama saat duduk di meja makan, disana ada papa yang kebetulan sudah pulang kerja.
"baik aja ma." jawab felix sambil salim dengan papa.
"yaudah, makan terus mandi. abis itu kita solat magrip jamaah ya." felix lantas mengangguk dan segera menyantap makan malamnya.
--
setelah salam dari rakaat terakhir, felix pergi sebentar untuk mengambil tasbih di kamarnya. ia tampak mengobrak-abrik isi tasnya karna tasbih miliknya entah menghilang kemana.
"aduh, kemana ya? perasaan gue taruh tas deh." felix menghela nafasnya, kemudian berpikir dimana terakhir kali ia melihat tasbih tersebut.
"apa jatoh ya?" selang beberapa detik terdengar suara teriakan mama yang mengajaknya untuk tadarus, mau tidak mau ia harus melupakan tasbih tersebut.
--
"kok nggak ada ya?" gumam felix setelah menyusuri tiap anak tangga yang kemarin ia lewati, ia berpikir jika tasbih tersebut jatuh saat ia menuruni anak tangga. felix sadar diri jika ia tidak bisa santai kalau sedang menaiki ataupun menuruni tangga.
"mati gue kalo sampe ilang, itu kan dari almarhum kakek." keluhnya merasa usahanya tidak membuahkan hasil, lalu ia berjalan lesu menuju kelasnya.
"eh elo!" teriak seseorang yang cukup menggema di koridor lantai 2 ini.
merasa dipanggil, felix lantas membalikkan badannya. disana ada seseorang yang ditabraknya kemarin.
"lo manggil gue?" tanya felix kemudian.
"iya, kenalin gue hyunjin." remaja bernama hyunjin itu mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh felix.
"felix."
"oh iya, ini gelang punya lo kan?" hyunjin memberikan gelang dengan manik berwarna hitam, melihat hal itu sontak felix memekik senang. itu tasbihnya!
"astaga, lo nemu dimana? semalem gue nyari tasbih ini."
"tasbih?" tanya hyunjin sedikit asing dengan kata tersebut.
"ahh, maaf sebelumnya. lo non islam ya?" felix bertanya sedikit sungkan, ia tahu jika hal seperti ini adalah sesuatu yang sensitif.
"iya, gue kristen." ujar hyunjin sambil menunjukkan kalung salib yang ia kenakan. felix tersenyum lalu mengangguk pelan.
"pantes lo nggak tau, ini tasbih buat dzikir." hyunjin menggangguk mendengar perkataan felix walaupun jujur saja ia tidak tau apa itu dzikir.
"makasih ya, soalnya ini dari almarhum kakek. jadi kudu dijaga banget."
"sama-sama, lain kali hati-hati bawanya, kayaknya nggak aman kalo lo jadiin gantungan gitu."
"iya sihh, makasih lagi ya." felix memberikan senyum terbaiknya pada hyunjin, ia merasa sangat berterimakasih para remaja itu.
"y-ya... sama-sama." balas hyunjin sambil tersenyum kikuk, entah kenapa.
'anjir, baru awal aja udah dipaksa mundur kayak gini.'
end
feel free buat koreksi yaa, aku sebenernya agak ragu buat kyk ginii. know you lah yaa
oh yaa, satu lagii. stay tetep semangat yaa, aku nggak mau ngungkit sebenernya tapi apapun yang terjadi sama skz kita harus tetep dukung. saling kasih semangat satu sama lain yaa, kita tau ini berat tapi kalo kita hadepin bareng-bareng bakalan jadi lebih mudah kokk ♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
tatarara | stray kids
Fanfictiononeshoot with official and crack couples of stray kids✨