Di dalam kamar kecil dengan rak buku dan ornamen bertema luar angkasa itu, hening suasanya, hanya terdengar suara serangga malam dan detak jarum jam yang tiada hentinya. "Akan ku jaga buku itu dan perasaanku didalamnya." Lagi, mimpi yang sama namun sepertinya ini adalah suara Bulan. "Aku kira Bulan itu wanita, ternyata dia laki - laki.. Nama yang aneh" Arka bergumam.
Di libur akhir semester tahun ini, tidak banak yang dilakukan Arka. Yang dia lakukan hanya berdiam diri di pantai, menikmati suara deburan ombak pantai dan sejuknya angin sepoi - sepoi diatas hammock. Hasil ujian akhir semester itu tidak membebani pikiran Arka, damai dirasakan hatinya di pantai itu.
"Arka!.. Hei apa kau tertidur?" Seorang gadis bernama Irma menepuk - nepuk pipinya dan meledeknya. Gadis yang sama yang menyapanya di sekolah waktu itu. "Apaan sih, enggak kok'" Arka dengan suara sedikit kesal
"Lalu kenapa kau memejamkan matamu?"
"Aku lagi ingin santai aja kok."
Tiba - tiba Arka terjatuh seseorang mendorongnya. "Ir, udah kubilang aku pe-" kata - katanya terhenti kaget, seketika tertawa kecil. "Eh buset! Jatuhna kek mermaid gitu." Oh ternyata itu Aldi dan teman temanya. "Kamu ngajak mereka kesini Ir?" Arka merasa konyol. "Abisnya kamu gk ada di rumah, jadi aku ajak mereka karna cuma mereka yang tau keberadaanmu," Irma menjelaskan.
"Emang kamu gak bosen apa? 1 minggu dipantai mulu," Yuda bertanya. "Hmm.. Membosankan ya?" ucap Aldi dengan wajah mencurigakanya itu. "Tuh kan bener." Arka berkata di dalam hati dengan ekspresi datar. Sementara itu, Aldi seperti sedang merencanakan sesuatu bersama teman - temanya .
"Hei!! Ingin sesuatu yang menyenangkan?" Aldi bertanya riang.
"Kalian mencurigakan sekali." ucap Arka, langkahnya sedikit mundur kebelakang.
"Hehehe.." seluruh temanya tersenyum dan menatap tajam ke arah Arka. Irma yang tidak tau apa apa hanya melihat dan sedikit penasaran dengan rencana teman - teman Arka .
"Ikuzo minna!!! Tatakae!!!" Aldi berteriak menggunakan bahasa asing yang ia ketahui melalui film yang ia tonton. Seluruh temanya kompak berlari, suasana menjadi sangat ramai, tapi tidak dengan Arka, ia merasa aneh.
"Ada apa ini?" Arka bertanya dengan ekspresi wajah kaget. Yuda dan 1 temanya mengangkat Arka dan ramai - ramai mengarak Arka menuju lautan, Irma tertawa sambil menutup mulutnya dan mengikuti rombongan.
Arka dibawa ke atas pemecah ombak. "Hei ada apa ini?" sekali lagi Arka melontarkan pertanyaan yang sama. "Ikut saja Arka.." ucap Irma yang mulai nyaman dengan mereka
"Ta - tapi."
"Satou!!! Dua!!! Telu!!!" Aldi berteriak dengan senyuman lebarnya. Arka langsung dilempar ke lautan, begitupun Aldi,Yuda, dan lainya juga juga ikut menceburkan diri, Irma duduk dan tertawa.
"Irma!! Ayo ikut." Yuda membujuk Irma dari bawah, Irma tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya. " Enggak, maaf." Irma berkata sambil menahan tawanya. "Okelah." Yuda lanjut bermain Air.
"Arka! kenapa kamu diam saja." Irma berteriak dari atas pemecah gelombang, wajah Arka terlihat kesal, lalu keluar dari air dan menuju pemecah gelombang, seluruh teman temanya diam dengan ekspresi penyesalan.
Arka duduk disamping Irma, masih dengan wajah kesalnya dan mereka tidak mengobrol.
"Arka, maaf jika kami melakukan kesalahan," ucap Yuda menyesal, yang lain menunduk kadang kehilangan keseimbangan karna gelombang yang datang.
Arka tersenyum tipis, seluruh teman - temanya kaget dan bertanya - tanya alasan Arka bersikap aneh siang itu. Tiba - tiba Arka mendorong Irma dengan tangan kirinya, lalu berdiri dan berteriak. "Ikuzo minna!!" seluruh teman - temanya tertawa, mereka sadar telah dikerjai Arka.
"Hei kau meniruku!" Aldi bergurau. "Ya maap kalo bikin deg - degan hehe." Arka meledek. Irma yang sudah terlanjur basah karena air laut, akhirnya ikut bermain air bersama Arka dan kawan kawanya. Siang itu mereka sangat bergembira, lagi lagi karena ulah Aldi.
2 jam mereka bermain air, sekarang pukul 02.35 WIB. Mereka sudah puas bermain air dan kembali ke hammock berwarna biru itu. Aldi, Yuda, dan lainya menjemur bajunya, Aldi memilih bersantai diatas pohon, sementara Yuda dan lainya mengobrol sambi membakar ikan yang mereka beli dari pasar ikan yang berjarak kurang dari lima puluh meter dari mereka.
Arka yang memutuskan tidak melepas bajunya agar bisa mengobrol bersama Irma, duduk santai berdua diatas hammock bersama Irma, secara tidak langsung menumbuhkan benih cinta Arka terhadap Irma.
"Teman - temanmu menyenangkan yah." Irma memulai percakapan.
"Ya begitulah mereka dengan segala tingkah konyolnya." Arka ke arah Aldi yang tertidur di atas pohon. Irma tersenyum sejenak, "Aku ingin terus bisa berteman dengan kalian," ucap Irma sambil memandangi lautan. Arka terdiam sejenak.
"Ketika kita dewasa, apa kita masih bisa seperti ini lagi?" Irma melanjutkan.
"Eh, kenapa kamu tiba tiba bilang seperti itu?" Arka bertanya
"Entahlah, sepertinya aku menyukai salah satu diantara kalian."
Arka terkejut penuh harap, bahwa yang disukai oleh Irma adalah dirinya, namun lagi lagi Arka hanya diam karena Irma menoleh ke Arah mereka yag tengah membakar ikan.
"Hei kalian, jangan pacaran terus, sini ikut makan ikan bakar. Ajak monyet peliharaanmu sekalian," ucap Yuda dengan ekspresi gembiranya.
"Irma, kamu punya monyet?" tanya Arka.
"Engga.. Kamu kali monyetnya," Irma meledek. Mereka pun turun dan duduk bersebelahan.
Arka menyadari sesuatu, tidak ada Aldi dikerumunan itu. "Sudah kubilang ajak monyet peliharaan kalian," Yuda bergurau, lalu berjalan menuju pohon yang ditumpangi Aldi. "Oh iya, aku lupa kalau Aldi sedang tidur." ucap Arka sambil tertawa.
Yuda menaiki pohon itu dan memasukan sedikit sambal ke dalam mulut Aldi. "Enak banget gila." Aldi mengigau.
"Lah bisa gini yak? bangun nyet" ucap Yuda terkejut sedikit tertawa. Aldi pun terbangun dan rasa pedas menyebar didalam mulutnya, dengan tergesa - gesa Aldi turun dan berlari ke kerumunan meminta air minum.
Mereka pun saling berbincang sambil memakan ikan bakar, sementara Irma ia adalah anak kota yang pindah, jadi sejak kecil ia diajarkan untuk tidak berbicara ketika makan, Ia hanya ikut tertawa sesekali tersedak.
Pukul 16.10 WIB. Mereka berencana untuk bersepeda menjelajahi pesisir pantai. Arka berboncengan dengan Irma, canda tawa mereka alami di sepanjang jalan, kadang menyanyi bersama yang lain.
Matahari mulai memancarkan sinar berwarna oranye, sinarnya menyiram wajah cantik gadis berambut pendek itu. Sepanjang malam, Arka hanya memikirkan tentang Irma bahkan nyaris membuatnya sulit tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spiral Dimension
FantasyIngatan dan mimpi yang saling berkaitan kadang menghantui pikiran seorang remaja laki - laki berusia 16 tahun bernama Arkana Mahendra Putra Pertanyaan demi pertanyaan muncul seiring bertambahnya umur Arka, nama panggilan kecilnya. Hari...