Dua tahun berlalu, kini Arka duduk dibangku kelas 4 SD. Tentu pelajaran semakin sulit baginya terutama matematika, Arka terlalu percaya diri akan nilai matematikanya yang memuaskan. Saat guru menerangkan ia selalu sibuk mengobrol dengan temanya bahkan ia pernah sampai tertidur, Sang guru tidak menghiraukanya karena menurut beliau matematika tidak harus memaksa muridnya untuk bisa, cukup dengan siswa mengetahui dasarnya saja maka mereka sudah siap lulus.
Tangal 3 November 2025, penilaian tengah semester diadakan selama seminggu, terdapat kurang lebih delapan mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, PKN, Seni Budaya, dan Prakarnya. Pada walnya semua berjalan lancar seperti biasa materi yang dipelajari Arka semalam, semua ada di soal itu.
Hari selasa tanggal 4 November 2025. "Hmm.. Gak salah nih?" Arka sedikit terkejut dengan munculnya huruf X dan Y yang terdapat pada soal matematika, Arka sama sekali tidak mengetahui materi itu, bahkan dia melaporkan hal itu kepada pengawas karena mengira itu merupakan sebuah kesalahan dalam penulisan soal.
Pengawas hanya tersenyum setelah melihat soal itu lalu kembali ke tempat duduknya. Seluruh teman - teman Arka menertawakanya, itu adalah hari paling memalukan bagi Arka.
Bel tanda pulang seklah berbunyi ujian hari ini selesai, sepulang sekolah Arka hanya berbaring santai diatas hammock berwarna biru itu, masih memakai pakaian sekolah. Ia menganggap hal tadi adalah kesalahan terbesarnya karena terlalu meremehkan pelajaran.
"Hei! siang - siang ngalamun aja.. Belum ganti baju lagi." Irma tiba tiba datang dan duduk diatas hammock.
"Irma jangan ganggu dulu"
"Kamu kenapa? tumben lesu begitu, apa karena kamu ditertawakan saat ulangan tadi?"
"Mungkin, tapi entahlah sepertinya aku terlalu meremehkan pelajaran itu." jawab Arka dengan wajah menyesal
"Sebaiknya lain kali kamu memperhatikan gurumu, pak Rezki tidak memarahimu karena ia hanya fokus mengajar pada siswa yang ingin bisa matematika."
"Dari mana kamu tau itu Ir?"
"Ketika kamu dan kawan - kawanmu sedang asik mengobrol pak Rezki tidak mengingatkanmu untuk memperhatikanya kan? Itu karena ia hanya memperdulikan murid yang serius dipelajaranya."
"Lagian beliau juga pernah berpesan padaku agar megingatkanmu untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Aku berusaha mengingatkanmu tapi kamu terlalu sibuk dengan obrolanmu itu." lanjut Irma
Mereka mengobrol berjam jam dipantai itu. Kadang hanya diam dan memandangi lautan. Arka merasa canggung ketika berada didekat Irma, apalagi berdua duduk bersebelahan ditempat kesukaanya
"Oh ya, kemana Yuda dan yang lain? tumben gk kesini." Irma memulai percakapan setelah 8 menit mereka diam
"Yuda? Emang ada apa? Kamu suka sama dia?" Arka bertanya dengan wajah datar."
"Enggak kok, hanya saja aku dengar nanti malam akakn ada bintang jatuh." jelas Irma.
"Maksudmu 'KOMET'? Iya, aku juga mendengar berita itu tadi pagi."
"Katanya itu akan menjadi yang paling terang tahun ini ya?" Irma bertanya gembira.
"Iya, itu adalah komet Airis yang mengorbit setap 1700 tahun sekali. Kita beruntung Ir." Arka tersenyum tipis sambil memandangi kepiting kecil dibawahnya.
"Nanti malam kita berdua kesini yuk! Ak ingin melihat bintang jatuh itu," Irma mengajak Arka.
"Berdua saja? Kamu serius?" Arka terkejut, memerah wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spiral Dimension
FantasiIngatan dan mimpi yang saling berkaitan kadang menghantui pikiran seorang remaja laki - laki berusia 16 tahun bernama Arkana Mahendra Putra Pertanyaan demi pertanyaan muncul seiring bertambahnya umur Arka, nama panggilan kecilnya. Hari...