Long Haired Man - Yoon Jeonghan

43 7 4
                                    

Cast : Yoon Jeonghan, Jasmine Kim

...

“Aku menyayangi Yoon Jeonghan sepenuh hatiku. Tidak pernah terbesit sedikitpun di otakku untuk meninggalkan dia, apalagi malu memiliki kekasih seperti dia.”

...

“Permisi, nona. Bisa aku bertanya sebentar? Ah, maaf maksudku. Tuan. Aku kira kau perempuan, rambutmu panjang dan indah sekali.”

  Aku hanya tersenyum menatap lelaki itu pergi menjauh. Aku menangkap beberapa orang yang berbisik, juga menertawaiku setelah lelaki tadi pergi menjauh.

“Dia itu apa-apaan sih? Mengapa laki-laki mau memanjangkan rambutnya seperti dia?”

“Mungkin dia model, model androgini kan sedang marak di Amerika.”

“Atau jangan-jangan dia gay? Sayang sekali, padahal dia tampan.”

Aku menyumpal telingaku dengan earphone, memutar lagu Surrogate dari The Raven Age yang memekakkan telinga. Berusaha tidak mendengar omongan orang yang membicarakanku di sekitar.

Aku, Yoon Jeonghan. 25 tahun.

Jika kau berpikir aku adalah model androgini, vokalis band, atau apapun itu yang orang-orang tadi katakan. Kau harus menelan kekecewaan karena aku bukan salah satu diantara mereka. Aku hanya mahasiswa semester akhir jurusan fashion bussiness biasa yang sedang menghadapi masa-masa akhir di Universitas.

Rambutku memang kubiarkan memanjang hingga punggung, berwarna silver, dan sangat halus. Kulitku yang putih bersih sejak kecil memang banyak membuat kesalah-pahaman selama ini. Aku sering di panggil nona saat di halte bus. Ketika masuk ke toilet, semua mata tertuju kearahku, hingga aku selalu memilih untuk menggunakan bilik tertutup tiap menuntaskan hasrat alamiah itu daripada ditatap seaneh itu oleh orang-orang.

Itu dulu, saat aku berumur 17 tahun. Namun sekarang, aku sudah terbiasa. Aku cuek-cuek saja menggunakan urinoir pria, acuh pada semua mata yang tertuju padaku. Hanya tersenyum ketika orang salah mengira aku sebagai perempuan. Mencoba menulikan telinga setiap kali wanita-wanita bergerombol membicarakanku.

Mau ku ceritakan yang lebih parah? Aku pernah di kata-katai orang asing di sebuah cafe. Diteriaki penyakit—karena mengira aku dan Seungcheol, sahabatku adalah sepasang kekasih—sampai orang itu hampir dilempar cangkir oleh Seungcheol jika aku tak menahannya.

Aku hanya bisa tersenyum, berharap agar manusia-manusia semacam itu di cabut saja hak hidupnya oleh Tuhan, menyusahkan, berisik, dan memalukan.

“Pulang juga, kau. Masih ingat rumah?”

Baru saja aku membuka pintu depan. Sudah disambut ‘kata mutiara’ oleh ayah.

Aku tidak berniat menanggapinya sekarang, memutuskan untuk melenggang begitu saja ke kamarku di lantai dua saat ku dengar lagi ayah berteriak,

“Tidak perlu pulang! Aku tidak sudi seatap dengan anak tidak berguna!”

Tujuanku pulang memang untuk itu, mengepak baju dan barang-barang, lalu pergi dari rumah yang seperti neraka ini. Lebih baik begitu, daripada suasana rumah kami makin panas oleh ocehan tidak berguna ayah. Kasihan ibu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seventeen Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang