Myaza perlahan mengikuti langkah Bu Luna untuk masuk ke kelas. Ketika langkahnya yang pertama terdengar, Myaza merasakan hampir seluruh orang melihat ke arahnya. Ya tanpa Myaza lihat pun dia tahu dengan instingnya, dia bisa merasakannya"Silahkan perkenalan dirimu, nak" Suara Bu Luna, membuat Myaza seketika gugup
Perlahan Myaza mulai menegakkan wajahnya yang sedari tadi menunduk karena gugup. Seulas senyum telah terukir di wajah manisnya
"Hai semua, selamat pagi menjelang siang" sapa Myaza dengan senyum tipisnya
"Hai juga"
Huh Myaza harus cepat,
"Perkenalkan namaku Myaza Amara Sagitha Lernard, dan aku butuh bantuan dari kalian untuk mengenal sekolah ini. Salam kenal semua." Ucap Myaza tak lupa dengan senyum yang kian melebar
"Baiklah, kalau begitu kamu boleh duduk dengan...' ucapan Bu Luna terpotong akibat matanya yang sedang mencari sesuatu "Jia, Jia berdiri." Lanjut Bu Luna
Membuat Myaza mencari sosok itu, ralat orang tersebut
Ya dia adalah salah satu cewek yang daritadi diam, tidak menjawab perkenalan Myaza.
' apakah dia tidak mau berteman dengan ku yang imut ini?' batin Myaza
"Terimakasih Bu" Pengakhir kata sebelum Myaza berjalan ke arah cewek yang bernama Jia itu.
Myaza tersenyum agar tak canggung. Tapi wajah Jia terkesan cuek. Myaza fokuskan matanya pada manik hitam pudar milik Jia
' apakah dia baik? dari tampilannya bukan cabe rawit maupun nerd kampung.'- seolah ada suara yang ditangkap oleh indra pendengar nya. Awalnya Myaza terkejut, tapi dia memakluminya, sudah biasa pikirnya
Myaza masih saja memasang senyumnya. Dan berkata setelah dekat dengan mejanya
"Hai, boleh aku duduk?" Kata itu memang Myaza keluarkan agar tak canggung, lagi pula jika dia asal duduk belum tentu Jia terima dan bakal merusak image di awal masuk sekolah
"Tentu saja" jawaban Jia, membuat senyum seorang Myaza bertambah lebar dan tentunya dibalas oleh Jia
Myaza langsung mendudukan dirinya dan langsung mengutak-atik isi tasnya untuk sekedar mencari buku dan pena, tapi di tengah kegiatannya itu. Suara Bu Luna mengalihkan atensi Myaza yang semula fokus pada tasnya kini beralih pada dua sosok di depan kelas
"Nayka apakah kamu tak menganggap saya disini" Ucap sarkas dari Bu Luna sambil menatap Nayka yang masih bersender di jendela dekat meja guru
Suara Bu Luna cukup terdengar dan membuat satu kelas diam mendadak. Sepertinya Bu Luna marah, dan Myaza pandangannya dan seluruh kelas mengarah ke sosok Nayka. Tatapan mata tajam dan aura kelas yang mendadak mencekam sangat mendukung situasi ini
"Jika saya tidak menganggap anda. Maka saya tidak akan mau repot-repot untuk datang ke sini." Jawab Nayka dingin.
' bagus. Aku mendukungmu Nayka' - batin Myaza tak sengaja
~***~
"Nayka apakah kamu tak menganggap saya disini" Suara itu membuat Nayka memutar matanya malas
"Jika saya tidak menganggap anda. Maka saya tidak akan mau repot-repot untuk datang ke sini." Jawabnya santai. Tiap kali pertemuan pelajaran Bu Luna pasti saja begini.
' bagus. Aku mendukungmu Nayka'
Seperti bisikkan, suara itu terdengar. Dan Nayka awalnya terkejut tapi dia maklum dan mulai membuat kesimpulan. Nauka mulai mencari-cari dan cewek itu lagi. Myaza ya sepertinya itu namanya. Nayka menatap tepat dimanik mata Myaza, ya Nayka sedang ingin bermain-main sekarang
Dia sedang memanipulasi pikiran seorang Myaza, entah apa yang sedang disusun oleh Nayka dipikiran Myaza saat itu. Hingga suara Bu Luna menghentikan permainan Nayka
"Hey Nayka, apakah kamu memerhatikan saya?" Pertanyaan ini lagi yang terus terlontar dari bibir yang dilapisi lipstik tebal nan merah
"Tidak" Jawab Nayka kelewat jujur. Dia masih menatap Myaza. Dan di saat Myaza ikutan menatapnya, hanya senyum tipis yang Nayka perlihatkan, dan tentunya dibalas tak kalah senyuman tulus dari Myaza
' seandainya gue bisa tersenyum seperti Lo saat ini.' pesan Nayka buat Myaza, dia tau Myaza bakal denger tapi nggak bakal bales. Nayka tau kok ada yang aneh didalam aliran darah Myaza, dan dari tadi Nayka sedang membuat kesimpulan
"Sebaiknya kamu pergi dari kelas saya, saya muak dengan kamu!?" Bentakan Bu Luna, membuat Nayka memandang sinis ke wajah sedikit keriput itu
' oh good permainan dimulai ' - batin Nayka sambil memberikan senyuman sinisnya. Dia tak sadar bahwa Myaza sedang fokus pada manik hitamnya, mungkin Myaza dengar itu
"Baiklah" Nayka langsung pergi ke kantin sekolah, urusan perut lebih penting baginya
~***~
' Cantik banget senyumnya walau cuman senyum tipis gitu, apalagi kalau dia senyum tulus pasti bakal cantik. Matanya aja udah buat aku hanyut. Kalau aku cowok dah aku sosor buat jadi mantunya mama, pikir Myaza
Tapi hanya sebentar dan Myaza lihat lagi Nayka masih tersenyum tipis dan tentu saja Myaza bakal bales dengan senyum tulus di muka imutnya itu Tapi setelah itu
' seandainya gue bisa tersenyum seperti Lo saat ini.'
Suara itu. Awalnya Myaza lagi lagi terkejut, dia nyangka suara kayak gitu bakal ada saat dia lagi fokus natap seseorang. Dengan segala rasa kekepoan seorang Myaza, dia mencoba untuk fokus menatap manik hitam Nayka
"Sebaiknya kamu pergi dari kelas saya, saya muak dengan kamu!?"
Suara bentakan Bu Luna hampir membuat fokus Myaza teralihkan
' oh good permainan dimulai ' - lagi lagi suaranya terdengar. Myaza semakin yakin itu adalah Nayka, sosok cewek yang dia anggap sempurna
"Baiklah" Fokus Myaza buyar, cuman karena satu kata dari Nayka, dan detik berikutnya Myaza menatap punggung Nayka yang mulai meninggalkan kelasnya
"Baiklah pelajarannya kita mulai" instruksi itu membuat pandangan Myaza beralih kembali pada Bu Luna
'Apakah Nayka baik-baik saja? Ku lihat dia sedih tapi secara bersamaan dia menampilkan simrik gitu, kok aku takut sih, terus maksudnya 'permainan dimulai itu apa?' batin Myaza diakhiri dengan tanda tanya besar
Kenapa sosok Nayka sangat misterius bagi Myaza? Sudahlah. Myaza nanti bakal tau sendiri juga
Hai jangan lupa vote dan komennya ditunggu loh
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Magic
FantasyCahaya Kegelapan Cahaya yang tiap kali sempurna Sempurna memenuhi langit siang Siang berganti malam, tak dihiraukan Dan cahaya itu masih belum padam Seakan egois untuk menghilang Jika malam ini, Dia belum datang Aku ingin lihat usahanya Usaha untuk...