Kamis, 7 Juni 2018
Sore
Kyuhyun berlagak mati. Dia terbaring vertical di atas tembok pembatas atap yang rendah dan lebar. Kakinya tergantung-gantung. Tangannya terentang di kedua sisi. Dan matanya terpejam.
Dia menikmatinya.
Tenang. Dan sepi. Dan angin. Tiga hal yang tidak pernah gagal membuat pikiran pemuda itu rileks. Meski ditengah masalahnya yang seperti benalu. Benalu yang tidak pernah mau pergi.
Di atas atap Rumah Sakit Seoul. Kemudian Kyuhyun ingat mengapa dia akhirnya berakhir di tempat ini.
Sejam yang lalu,
"Jadi, bagaimana hasil test saya, Uisanim?"
Park Kyuhyun bertanya. Wajahnya berusaha ia perlihatkan tenang, dan pasrah, namun jelas sekali ada ketakutan yang pemuda itu pendam dalam-dalam. Di depannya, dokter Im mulai membuka map berlambangkan rumah sakit seoul, mengeluarkan secarik kertas, membacanya sekilas, kemudian beralih menatap si pemuda, sorot kasihan.
Dokter Im mulai mengatur napas sebelum berkata sambil menggeleng pelan, "Kanker paru stadium 4, Kyuhyun-sshi, mianhae," Katanya berusaha halus namun kalimat itu sangat kejam. Kyuhyun terdiam, atau lebih tepatnya pemuda itu tidak bisa bersuara walau dia ingin. Dia hanya terus mendengarkan.
"Sel kanker Anda sudah bermetastasis atau menyebar melampaui paru-paru ke organ tubuh yang lain. Pada tahap ini kemungkinan operasi maupun kemoterapi sudah tidak bisa dilakukan lagi. Kyuhyun-sshi, sepertinya Anda harus segera memberitahukan hal ini pada keluarga Anda."
"..."
Kyuhyun masih tak bersuara. Entah apa yang pemuda itu pikirkan hingga dia seperti tenggelam dalam dunianya sendiri. Agak lama.
Kemudian dokter Im yang masih belum mendengar suara Kyuhyun berniat menyadarkan pemuda itu. "Kyuhyun-sshi... Kyuhyun-sshi...."
Tiba-tiba Kyuhyun bangkit dari duduknya. Dia menatap dokter Im lalu membungkuk, "Nde. Kamsahamnida, Uisanim. Akan saya pikirkan saran Anda. Saya permisi," katanya. Lalu tanpa basa-basi pemuda itu tergesa-gesa pergi dari ruangan yang sebenarnya membuatnya sesak sejak pertama datang.
Keluar dari ruangan, Kyuhyun tidak bisa lagi menunjukkan wajah tenangnya. Wajahnya gusar. Badannya gemetar. Bahkan kakinya serasa tak mungkin mampu menuntunnya untuk berjalan keluar dari rumah sakit sekarang.
Apa yang harus dia lakukan?
Merasa kakinya benar-benar tak bisa diajak berjalan, Kyuhyun akhirnya tertahan di kursi tunggu. Dia menumpu wajahnya dengan kedua tangan.
"Kau sakit?"
Kemudian sebuah suara tak asing tiba-tiba menyapanya. Menghela napas, Kyuhyun mengangkat kepalanya menatap si penyapa itu enggan. Ah, kenapa mereka harus bertemu saat ini?
"Jun Ho." Kyuhyun tak pernah mau repot-repot menambahkan embel-embel Sunbae di belakang nama itu. Jun Ho pun nampak sudah tak memperdulikan hal itu.
"Apa kau sakit?" Jun Ho bertanya sekali lagi. Wajahnya serius, tidak seperti biasanya yang seperti sedang mengajak berkelahi.
Mendengar pertanyaan itu, sebenarnya Kyuhyun agak takut. Namun mengingat wajah itu yang sering mencari masalah dengannya membuatnya segera menjawab ketus, "bukan urusanmu." Kyuhyun berdiri.
"Tapi wajah dan tingkahmu mengatakan jika tebakanku benar. Seberapa parah penyakitmu? Apa kau akan mati?" Jun Ho masih bertanya. Entah dia sedang mencari masalah lainnya atau dia hanya penasaran saja. Entahlah.
Sedang Kyuhyun yang kini berjalan menuju lift terdekat, menghentikan langkahnya sebentar, "berhentilah mengurusi urusan orang lain," Katanya sebelum memasuki lift.
Kyuhyun melihat jam yang tertera di ponselnya sebelum memencet tombol lift menuju atap.
Masih ada beberapa menit sebelum Changmin dan Ryeowook datang untuk menjemputnya.
Flashback end
"Kau disini ternyata, Kyu."
Tanpa menoleh, Kyuhyun sudah tahu suara siapa itu. Shim Changmin. Sahabatnya yang gila namun cerdas. Kyuhyun merasa tak perlu menjawab.
"Bagaimana hasil tes nya Kyu?"
"Buruk." Kyuhyun menjawab tanpa berniat menyembunyikan apapun. Lebih tepatnya, dia tidak pernah bisa menyembunyikan apapun dari sahabatnya itu.
"Itu sebabnya kau disini? Apa kata Uisa? Separah apa?" Tanya Changmin.
"Stadium 4."
Mendengar itu, Changmin rasanya ingin memaki, namun dia tidak mengerti pada siapa ia memaki. Mengapa harus Kyuhyun? Mengapa harus sahabatnya? Dari sekian banyak populasi manusia di bumi, mengapa harus sahabatnya?
Changmin memandang Kyuhyun lekat-lekat. Membayangkan bagaimana sahabatnya itu merasa putus asa setiap detiknya didalam kesendirian. Kemudian tiba-tiba Changmin ingat bagaimana awalmula dia tahu tentang penyakit sahabatnya ini.
Kala itu...
Changmin dibuat khawatir melihat ketidakhadiran Kyuhyun dalam kelas sampai jam terakhir usai. Pemuda itu mencari sahabatnya ke seluruh sekolah bersama Ryeowook. Sampai akhirnya mereka tiba di toilet di lantai kelas 11 yang terletak paling sudut. Disana toilet terkunci.
Changmin mendobrak pintu itu sekuat tenaga dan betapa terkejut mereka ketika mereka lihat, sosok Kyuhyun dengan mulut belepotan darah. Changmin berusaha membangunkan sahabatnya itu. Namun tak ada pergerakan sama sekali dari Kyuhyun.
"Kyu!"
Dengan kepanikan luar biasa Changmin, dan juga Ryeowook, bergerak cepat untuk membawa Kyuhyun ke rumah sakit terdekat. Melihat ruang kesehatan sudah ditutup karena sekolah sudah berakhir. Sekolah sudah sangat sepi. Hanya beberapa murid yang tertinggal karena eskullah yang menolong keduanya membawa Kyuhyun ke taxi.
Sampai sekarang pun Changmin masih mengingat dengan jelas bagaimana kejadian itu membuatnya trauma.
Kembali ke atap, Changmin berusaha membujuk Kyuhyun turun. Melihat kondisi sahabatnya yang sudah tidak bisa dikatakan baik, Changmin khawatir Kyuhyun akan drop dan memperparah penyakitnya.
"Kyu, sepertinya Ryeowookie sudah kebosanan menunggu kita di bawah. Ayo turun," katanya. Changmin memandang ke atas, dia memprediksi jika hujan akan turun tidak lama lagi.
"Hmm, sebentar lagi, Chang."
Namun Kyuhyun keras kepala.
.
.
.Jam 19.00
Dan benar saja. Hujan deras mengguyur seluruh kota malam itu. Kyuhyun baru tiba di gerbang rumah keluarga Park dengan payung yang tak bisa sepenuhnya melindungi. Sepatu dan sebagian celana pemuda itu basah. Tapi itu saja sudah membuat Kyuhyun menggigil sangat kedinginan. Di sakunya, ponselnya mati.
Lalu dimana Changmin dan Ryeowook yang katanya akan mengantarnya pulang sore tadi?
Keduanya memang mengantar Kyuhyun, namun hanya sampai di ujung area perumahan karena Kyuhyun sendiri yang mengusir mereka. 'Aku ingin mampir' katanya.
Untung saja satpam di rumah itu segera melihat tuan mudanya dan buru-buru menghampiri.
"Astaga Tuan Muda! Kenapa Anda basah sekali?!" seru si satpam terdengar khawatir.
Kemudian satpam itu langsung menggiring Kyuhyun masuk ke dalam rumah.
"Uhuk uhuk!" Kyuhyun tiba-tiba terbatuk. "UHUK UHUK UHUK!" Makin lama batuknya makin parah.
Kyuhyun membuka pintu dan langsung di sambut dengan park Jungsoo di sofa ruang tamu yang sedang fokus pada laptopnya. Kemudian tanpa memperhatikan lagi, pemuda itu langsung menuju kamarnya, sepenuhnya mengabaikan hyungnya.
'uhuk uhuk.. hachu!'
Park Jungsoo yang mendengar Kyuhyun terus terbatuk dan bersin diam-diam memandang adiknya itu dengan sorot cemas.....
^)^
.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung! (Slow update)
FanfictionSummary: Park Jungsoo hanya ingin pulang dan memperbaiki kesalahannya 3 tahun lalu. Kesalahpahaman diantara dia dan adiknya, Cho Kyuhyun. Tetapi, siapa yang menyangka jika semuanya sudah... terlambat? #Hurt, Angst, Family! Leeteuk x Kyuhyun Warning:...