BAB 1

14.4K 605 13
                                    

Pagi hari di kawasan perumahan elit, terdapat sebuah rumah mewah nan megah milik orang terpandang di Seoul, yaitu Kim Hwan. Siapa yang tidak tahu keluarga Kim? Keluarga yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis sejak tahun 90-an.

Dipimpin oleh Kim Hwan, pemilik beberapa perusahaan dan merek ternama, keluarga ini terdiri dari tujuh putra tampan dan satu putri yang sangat cantik dan ia sayangi, yaitu Kim yoora.

Mereka masih bersekolah; keenam putranya di tingkat SMA, sementara dua putra dan putri bungsunya baru saja masuk ke sekolah menengah Atas.

Pagi ini adalah hari pertama kedua putra dan putri bungsu mereka masuk ke sekolah menengah Atas. Sejak pukul 06.00 rumah sudah sangat berisik dengan teriakan sang ibu. Bagaimana tidak? Kedua putra-putri bungsunya sangat sulit untuk dibangunkan.

"Adek, Abang, ayo bangun. Hari ini hari pertama kalian sekolah, Mama tidak mau kalian telat. Ayo bangun!" ucap Mama. Namun, tidak ada respons sama sekali dari kedua anak bungsunya.

"Kalian tidak mau bangun? Baiklah. Mama akan menyita semua fasilitas kalian dan tidak memberikan uang jajan," ancam Mama. Mendengar ancaman itu, Yoona dan Jungkook tentu saja langsung bangun. Bagaimana bisa mereka hidup tanpa uang jajan dan fasilitas-fasilitas itu?

"Nah, sudah bangun? Ayo, cepat mandi sekarang. Mama tunggu kalian di bawah, oke? Ingat, tidak ada tidur lagi," ucap Mama lalu pergi. Yoora dan Jungkook segera menuju kamar mandi untuk bersiap. Tenang saja, mereka tidak akan mandi bersama. Meskipun mereka satu kamar, Jungkook sering menyelinap ke kamar Yoora.

Setelah selesai bersiap, Yoora dan Jungkook turun bersama. Mereka melihat semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan.

"Nah, anak-anak sudah siap. Ayo, duduk, kita sarapan," ucap Mama. Mereka pun memulai sarapan sambil berbincang kecil.

"Ingat, besok-besok jika Papa melihat kalian masih bangun terlambat, semua fasilitas yang kalian punya akan Papa sita," ucap Papa.

"Iya, Pa," jawab Yoora dan Jungkook bersamaan.

"Satu hal lagi, Papa tidak mau mendengar kalian berdua membuat ulah seperti saat SMP. Ingat, kali ini ada Abang-abang kalian yang akan mengawasi," tambah Papa.

"Iya, Papa tersayang," kata Yoora dengan gemas karena merasa sudah sering dinasehati. Semua orang di meja makan hanya bisa menggelengkan kepala. Setelah sarapan, Yoora dan Abang-abangnya pamit pergi ke sekolah bersama.

"Mah, Pa, Rara pergi sekolah dulu," ucap Yoora sambil memeluk Mama dan Papa-nya.

"Ingat pesan Papa," kata Papa.

"Papa tenang saja, kita selalu ingat kok," jawab Jungkook.

"Anak pintar," puji Mama.

"Ya sudah, Mah, Pa, kami pamit," ucap Seokjin mewakili adik-adiknya.

"Hati-hati. Jangan ngebut-ngebut," pesan Mama.

"Siap, Ratu," sahut Hoseok. Setelah mereka masuk ke dalam mobil, mereka pun berangkat dari pekarangan rumah, begitu pula dengan Papa yang pergi ke kantor.

"Kalian sudah bawa persyaratannya, kan?" tanya Seokjin.

"Sudah semua, semalam kan dibantu Bang Namjoon menyiapkan semuanya," jawab Jungkook.

DEAREST BROTHER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang