3st

4K 455 12
                                    

Kali ini, Renjun harus merasakan nyeri di dada, minum paramex nyeri otot saja tidak memberikan efek apapun, karena yang nyeri itu dada, bukan pinggulnya. Air matanya menitik pelan, tidak deras namun mengalir penuh. Hatinya sibuk merapalkan segudang nama Jeno disertai julukan 'sialan' di tengahnya.

Di sana, lapangan utama. Jeno menyatakan cintanya ke Jaemin. Mantan sahabatnya yang dulu pernah Renjun benci, demi apapun Jaemin bukanlah seseorang yang mampu membuat orang tenang. Jaemin lurus, sejak hari penolakan cintanya oleh Renjun.

Berjalan lebih cepat, matanya menangkap setitik liquid bening milik mantan sahabatnya, Jaemin berlari mengejar Renjun untuk memeluk pemuda manis itu agar tak sepenuhnya membenci dirinya.

"Lepas!!" meronta, tangan mungil itu memukuli punggung tegap Jaemin, namun pelukan dari pemuda Na tak kunjung lepas. Justru semakin mengerat seiring suara tangisan Renjun mengeras. Seperti meraung kehilangan.

Cengkraman erat pada baju seragamnya, membuat Jaemin yakin amat banyak dan banyak akan rasa sakit yang Renjun terima. Jika diijinkan untuk jujur ulang, Jaemin masih tetap mencintai Renjun. Lurus hanya sebagai media persembunyian perasaanya pada Renjun.

"Ssst.. jangan menangis, ada aku di sini." tangan besar Jaemin mengelus punggung sempit milik Renjun, "Maafin aku, kalau orang bodoh ya tetap bebal. Maaf," lalu mengecup pucuk kepala yang lebih pendek.

Tidak ada jawaban dari Renjun, Jaemin tersenyum maklum. Terus berusaha menenangkan dan meredakan tangis Renjun. "Lupakan, aku mohon ingatlah masa-masa senangmu aja! Jangan bawa yang tadi! Kamu gak bisa buruk, Ren.. Please?" ada sebesit harapan anggukan dari Renjun ketika permohonan itu terucap.

"Aku-- aku.. gak bisa, Jaem." mendesah kecewa saat Renjun menjawab demikian, ia memaklumi sifat cinta pertamanya ini yang keras kepala dan mudah kepikiran.

"Jeno emang bodoh, Njun. Kapan kamu bisa memutus hati buat dia? Kenapa gak aku aja yang dulu kamu cintai?"

"Perasaan itu kayak kado. Gak ada yang tau apa isinya, entah itu kamu atau Jeno sebagai tumpuannya. Aku gak memungkiri, sesal pula kenapa bukan kamu orangnya untuk jadi cintaku?"

"Karena takdir."

.
Bulokrejo, 30 Oct 2k19

©NjunJean ft. ©Kdywifeu

PHP ™NoRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang