Alphabet [ Markhyuck ]

Tertukar

"Nda, Ayah napa?" tanya Minhyuk saat melihat Haechan menempelkan plester penurun demam, serta sibuk membawakan bubur untuk suaminya itu.

"Ayah sakit. Jadi hari ini gak kerja. Sini Minhyuk duduk deket Bunda, temenin Bunda suapin Ayah dulu ya." Haechan menepuk sisi ranjang mereka yang kosong. Meminta Minhyuk ikut menemani sang ayah. Mark hanya bisa tersenyum lemah melihat anak dan istrinya.

"Semalem ke kamar mandi berapa kali?" tanyanya sambil menyuapi suaminya dengan bubur yang dibawanya. Sejak semalam Mark memang bolak-balik ke kamar mandi karena mual yang dideritanya. Meski pada akhirnya tidak ada apapun yang keluar dari mulutnya.

"Gak tau, gak ngitungin juga. Lebih kayaknya kalau 6x." jawab Mark lirih.

"Kamu salah makan apa sih Kak?" pertanyaan Haechan hanya dijawab gelengan lemah yang lebih tua. "Habis ini ke dokter ya?" tanya Haechan khawatir. "Atau mau dipanggilin dokter Kun?" lanjutnya lagi.

"Dipanggilin dokter Kun kayaknya gapapa Bund. Biar gak usah keluar kamunya." jawab Mark, menerima suapan bubur dari istrinya. Haechan lalu menghubungi dokter yang biasa menangani keluarga Lee.

"Mark kenapa Dok?" tanya Haechan ke dokter yang baru saja memeriksa suaminya.

"Gapapa. Baik-baik aja kok. Emang kadang, kalau istri lagi hamil, suami yang kena dampaknya." jawab Dokter Kun sambil memberikan beberapa resep kepada pria mungil dengan perut yang sudah membuncit. "Beberapa resep vitamin buat Mark. Sama banyakin minum air putih ya Chan, biar gak kurang cairan." saran dokter Kun sambil berjalan keluar dari kamar mereka. Haechan lalu mengantarnya hingga pintu depan.

Haechan kembali ke kamar mereka. Mendapati suaminya sudah kembali tertidur setelah meminum obat yang disiapkannya, dengan sebelah tangannya merangkul tubuh Minhyuk posesif. Tersenyum melihat suami dan anaknya yang begitu damai, Haechan memasangkan selimut ke atas tubuh dua prianya itu.

"Cepet sembuh, bayi gede." bisiknya sambil mencium puncak kepala Mark.

***