[ R ] econciliation

3.7K 481 0
                                    

Mark menatap Haechan yang baru saja keluar dari kamar mandi untuk berganti pakaian menjadi piyama. Memberi isyarat kepada istrinya itu untuk ikut tidur di sampingnya. Menganggukan kepalanya paham, Haechan lalu ikut merebahkan dirinya, menempelkan badannya ke dada telanjang suaminya. Mark merangkul pinggangnya perlahan.

"Papa minta kita buat liburan dulu. Anak-anak dititipin ke Momma sama Poppa." Hening tercipta saat Mark memulai pembicaraan di antara mereka, mengelus perut yang terlihat sedikit membuncit. Haechan menautkan tangannya ke tangan Mark, berdeham sebelum menjawabnya.

"Gak usah." Menundukkan kepalanya dalam, mencoba menghindari tatapan pria di sebelahnya.

"Chan...

"Beneran gak usah Kak. Kan katanya Kakak lagi sibuk. Aku gapapa, beneran."

"Kasih tau Kakak, kamu maunya apa? Jangan kayak gini Chan." keluh Mark frustasi.

"Kan aku gak minta banyak Kak. Anakku gak boleh kepegang baby sitter, Kakak bantuin aku ngurusin mereka. Gak perlu tiap hari deh, asalkan pas di rumah Kakak gak pegang kerjaan, itu udah cukup." jelas Haechan dengan suara lirih.

"Kalau kamu capek...

"Kalau Kakak gak mau bantuin, ya udah gapapa."

"Yang, kamu hamil anak siapa sih? Sensitif banget? Kemarin-kemarin gak gini deh perasaan." mencebikkan bibirnya kesal, Haechan sudah akan membalikkan badannya untuk memunggungi Mark ketika dirasakannya ada tangan menahan pergerakannya. Tertawa pelan, Mark mengecup singkat kening Haechan lalu membenamkan wajah pria itu ke dalam pelukan. "Becandaaaaa. Jangan marah-marah mulu, nanti anaknya mirip aku."

"Kan emang anakmu, yaa pasti mirip kamu lah. Masa mau mirip Jaemin?" rutuknya, nafasnya menggelitik Mark karena wajahnya yang masih terbenam di dada telanjang suaminya. Tangannya menangkup kedua pipi Haechan, mendongakkan kepalanya menghadap ke arahnya untuk kemudian dikecupinya di seluruh wajah, menghasilkan kikikan geli dari pria yang lebih muda.

"Dimaafin gak nih?" tanyanya sambil mengecup hidung Haechan yang masih terkikik.

"Iya, tapi gak boleh kerja di rumah kalau weekend." rajuknya sambil menyodorkan kelingkingnya, meminta sang suami berjanji, yang justru dibalas dengan ciuman dalam di bibirnya, menghasilkan suara lenguhan pelan di kamar mereka.

***

Alphabet [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang