1. Again.. Met You..

5.1K 435 29
                                    

Bian's

Saat pertama kulihat dia memasuki ruangan rapat ini, hal pertama yang terlintas dibenakku adalah "tujuh tahun". Ya. Setelah tujuh tahun aku tenang kenapa harus ada hari ini?! Dia yang tak ingin ku ingat lagi. Dia yang adalah pria terakhir dibumi yang seharusnya bisa berurusan denganku. Dia Heksawira Pradipta, cinta pertamaku.

"Perkenalkan beliau adalah Bapak Pradipta. CEO PT. Nusa Gas Intercorp, induk perusahaan PT. Biolink yang telah mengakuisisi perusahaan kita. Silakan, Pak." Dengan semangat Pak Hariga memperkenalkan pria yang sialnya akan menjadi big boss ku sejak hari ini.

"Terimakasih Pak Hariga. Terimakasih juga kepada anda semua atas sambutan hangat ini." Mata Pak Heksa memandang kami semua dengan tatapan bersahabat yang membuatku beringsut mundur mengambil tempat dibelakang Bu Yasmin, manager bagianku. "Seharusnya sesuai rencana memang cukup Pak Sugiharta saja sebagai perwakilan dari Biolink yang hadir pada pagi hari ini. Tapi saat kebetulan ada urusan di wilayah ini saya putuskan untuk ikut meninjau perusahaan ini. Perusahaan non migas pertama yang kami akuisisi. Saya harap kerjasama ini bisa terjalin dengan baik. Saling mendukung untuk kejayaan bersama." Ada jeda saat matanya tiba-tiba menatap langsung mataku sambil berkata,"Dan saya tidak menyesal sudah ada ditempat ini."

Deg.. deg.. deg..

Aku kalah. Aku yang menundukkan mata.

####

Saat aku sudah sendirian di kubikelku, keteganganku perlahan mengendur. Merasa tidak ada yang bisa membaca pikiranku, kubiarkan imajinasiku berkelana sekali lagi ke saat aku melihatnya pagi tadi. Kupejamkan mataku dan kubayangkan dia ada didepanku. Aku leluasa memindai perubahan-perubahan pada diri Pak Heksa didalam imajinasiku. Jelas tujuh tahun ini dia berubah. Berubah jauh lebih baik. Tubuhnya lebih tinggi dan badannya lebih tegap dibandingkan remaja laki-laki kurus didalam ingatanku. Otot-ototnya menyembul bahkan saat dia memakai jas pas badan yang membalut tubuhnya. Rambutnya sedikit lebih panjang dari gaya rambut yang sedang tren saat ini. Matanya tetap tajam. Mata yang seolah-olah menunjukkan sikap sungguh-sungguh yang tentu saja, itu menipu. Secara keseluruhan wajah Pak Heksa adalah wajah yang selalu membuat orang menoleh dua kali. Bukan tanpa alasan aku dimasa lalu bisa terjerat perangkapnya setelah aku menolak beberapa pria potensial lainnya. Matang. Ya, satu kata itu lebih tepat mewakili penampilan Pak Heksa saat ini.

Bersamaan dengan rasa kagum yang tak sengaja keluar, teringat pula kenangan pedihku saat perpisahanku dengannya dulu.

Memang betul orang bilang wanita adalah ahli sejarah. Dia tidak akan pernah melupakan hal-hal yang pernah menyakitinya meskipun peristiwa itu terjadi di zaman sebelum masehi. Pikiranku melayang ke tujuh tahun yang lalu..

Flashback

"Kita mau kemana, Yank..? Ngapain tarik-tarik tangan aku?" Aku bingung Heksa yang sudah lima bulan menjadi kekasihku tiba-tiba menarik tanganku sedikit kasar saat aku berjalan sendirian dilorong depan perpustakaan.

"Yank! Kenapa?" Aku membentaknya. Hilang sudah nada manjaku.

Sampai dikebun belakang parkiran motor baru Heksa melepas tanganku.

"Bian kita putus aja ya."

Hah?

"Putus? Kamu mutusin aku?"

PretendingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang