Vanilla Man © Yue_aoi
Rate : M
Disclaimer : All of characters belongs to the rightful owner
Note : BB21+, Explicit Sex Scene
.
.
Perempuan itu melirik lelaki yang terlelap di sampingnya dengan bed cover yang menutupi tubuhnya serta mennghembuskan napas kecewa. Ranjang dan seluruh isi ruangan telah menjadi saksi bisu selama bertahun-tahun atas apa yang mereka berdua lakukan selama sepuluh tahun pernikahan mereka.
Malam ini ia baru saja selesai menyelesaikan aktivitas rutin yang layaknya dilakukan pasangan suami istri bersama sang suami, namun ia sama sekali tak menganggap hal itu sebagai hal yang menyenangkan.
Ia tak tahu sejak kapan ia mulai memaksakan senyuman ketika suaminya menghampirinya dan mengajaknya bercinta dan berhenti mendekati suaminya untuk mengajak lelaki itu bercinta terlebih dahulu.
Semula ia kira ia hanya sedang lelah akibat beban pekerjaan yang menumpuk. Namun ketika ia mulai membayangkan eksistensi lelaki lain yang mencumbunya dan menahan diri untuk tak menghubungi gigolo yang berhasil ia dapatkan nomor teleponnya di internet, ia segera menyadari jika permasalah bukan terletak pada rasa lelah semata.
Ia mengulurkan tangan dan menepuk pelan bahu suaminya dan menatap kulit putih mulus yang pernah membuat dirinya mabuk akan gairah bertahun-tahun lalu.
Lelaki berusia tiga puluhan itu hanya mengerang pelan tanpa membuka matanya sama sekali. Dengkuran pelannya terhenti setelah menguras energinya seperempat malam meski sesungguhnya lelaki itu tak punya kebiasaan mendengkur.
Wanita berambut merah muda itu mengelus rambut sehitam batu pualam sang suami dengan lembut dan menatap wajah suaminya yang sedang tertidur. Ah, di usia tiga puluhan lelaki itu bahkan tak kalah tampan dibanding pertama kali ia mengenal lelaki itu. Ia telah mengenalnya selama hampir seluruh hidupnya dan lelaki tampan yang pernah menjadi pujaan banyak wanita itu selalu terlihat menawan dalam setiap fase hidupnya. Jika dulu wajah lelaki itu cenderung imut, seiring berjalannya waktu menjadi terlihat lebih dewasa dengan guratan kedewasaan.
Ia merasa bersalah ketika menatap suaminya. Ketika kebanyakan lelaki tampan dan mapan cenderung menjadi pemain wanita, lelaki itu mengubah persepsinya terhadap pria. Di usia belasan, ia berpikir realistis dengan membuang harapannya mendapat suami perjaka hingga menemukan Uchiha Sasuke yang berpaham sama dengannya, yakni untuk tidak melakukannya sebelum menikah. Dan ketika ia mengetahuinya, kekagumannya terhadap lelaki itu meningkat seribu kali lipat.
Kini ia merasa jika prinsipnya di masa lalu bak buah simalakama di masa mendatang. Di satu sisi, ada sensasi tersendiri ketika keduanya sama-sama gugup saat melihat tubuh telanjang masing-masing satu malam sesudah pernikahan mereka. Ia masih tak melupakan wajah Sasuke yang memerah ketika menatapnya dengan malu-malu dan malah mengucapkan permisi ketika akan memasuki tubuhnya untuk pertama kalinya, hal yang selalu ia tertawai ketika mengingatnya. Di matanya, sang suami begitu menggemaskan dan ia tak mempermasalahkan suaminya yang tak handal bercinta pada awalnya hingga membuatnya sedikit kesakitan.
Namun seiring berjalannya waktu, ia sedikit menyesal karena sama sekali tidak tahu lebih banyak soal gaya bercinta suaminya sebelum menikah. Sasuke adalah pria yang berada di tengah-tengah antara pasif dan agresif, hal yang sangat disyukuri Sakura mengingat dirinya juga bukan wanita dengan level gairah yang menggebu-gebu. Yang berbeda ialah gaya bercinta mereka yang sangat bertolak belakang dan ini membuat aktivitas bercinta mereka terasa seperti rutinitas yang menjemukan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla Man (Sasuke.U x Sakura.H Fanfiction)
Fanfiction(BB 21++, Explicit Sex Scene) Dia pikir dia akan bahagia ketika menikahi pria yang dicintainya. Dari luar, lelaki itu tampak sebagai suami yang sempurna, masih berperut rata di usia tiga puluhan dengan wajah tampan, ekonomi yang mapan dan kesetiaann...