Curhat Ke Mama

12 2 4
                                    

Nara.

Lebih lengkapnya Minara Putri Vanadi.

Nara heran dengan arti namanya itu. Minara yang diambil dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti "pencuri hati". Namun sampai sekarang nggak ada laki-laki yang Nara takhlukkan sampai kini. Malah Nara yang dicuri hati dan kejiwaannya. Perlu kalian ketahui bahwa Nara juga nggak jelek-jelek amat. Dia juga bukan gadis yang introvert di sekolah. Ini sudah hampir menjelang semester terakhir Nara disekolah ini.

Apa Nara nggak punya aura tertentu yang bisa menarik perhatian laki-laki?

Nara juga nggak bisa menghindari pemikirannya satu ini. Jelas saja, sampai usianya yang baru saja menginjak 18 tahun, dia masih betah dengan kesendiriannya. Seperti kata Karin, sahabat dari kecilnya itu. Kalau saja ada penobatan perempuan jomblo terakut di sekolahnya, sudah pasti Nara pemenangnya.

Adakah kalian temukan sahabat seperti Karin ini yang selalu meledek kejomblongenest-an sahabatnya sendiri?

Kalau ada, mari kita bumi hanguskan manusia-manusia seperti Karin ini. Nggak tahu aja Karin, dibalik ketomboiannya Nara, Nara juga ingin merasakan bagaimana rasanya pacaran.

Nara masih saja kepikiran dengan nasib kejombloannya. Efek baru saja menonton tayangan televisi barusan, Nara masih terbawa perasaan. Nara melirik kesampingnya. Ada Mama Asthi yang sedang sibuk mengetik. Mama Asthi tampaknya sibuk mengisi raport hasil belajar siswanya.

Nara menekan tombol power off pada televisi jadul itu. Lalu duduk menyamping menghadap Mama yang masih fokus dengan pekerjaannya.

Nara menoel lengan Mama Asthi yang direspons hanya dengan gumaman saja.

"Ma, Nara pengin pacaran."

"Ya udah pacaran sana. Mama ga pernah larang kan? Asal kamu bisa jaga kehormatan diri kamu dan tahu batasannya."

"Iya tahu. Cuman masalahnya ga ada laki-laki yang deketin Nara."

"Ya udah berarti belum saatnya kamu pacaran." Sahut Mama Asthi yang masih berfokus pada pekerjaannya.

"Ma, tapi Nara pengin kayak Karin juga. Berangkat sekolah dijemput sama Bayu, pulang sekolah juga diantar lagi. Terus diperhatiin, dielus kepalanya. Ditraktirin makannya. Kan so sweet sih Ma."

"Bayu begitu sama Karin?" Tanya Mama Asthi bergidik geli.

"Iya."

"Bucin banget dia. Tante Elma tau dia begitu?"

"Ya nggak lah, sempat Tante Elma tau Bayu bucin begitu sama anak orang, mana dikasih lagi dia ke sekolah bawa motor."

"Kamu mau dibucinin juga emangnya?"

"Ya mau lah. Udah kodratnya perempuan pengin dikasih perhatian lebih gitu."

"Yeh.. sok tau kamu! Mama nggak begitu."

"Beda cerita lah Ma. Mama kan udah janda. Udah pernah ngerasain gitu juga kan?"

"Janda-janda gini, ini masih mama kamu juga ya!" Gemas Mama Asthi dengan menarik bibirnya Nara.

"Emph.. ahmphunnhhnn Mha."

P A K S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang