Stupid

550 87 28
                                    

"Mmm..." terdengar suara seseorang yang mungkin baru selesai menjelajah mimpi. Mengerjapkan matanya perlahan dan tentunya dirinya tidak asing lagi dengan tempatnya kini.

Sebelumnya dirinya memang sempat asing, namun setelah mengedarkan pandangannya, dirinya pun tahu ia berada di mana. Rumah Sehun, kamarnya.

"Kau sudah bangun?" Suara yang beberapa hari tidak Luhan dengar, kini masuk ke pendengarannya. Menoleh ke sumber suara dan menatap orang tersebut.

"Apa kau lapar?" Kembali pertanyaan diperuntukkan padanya, namun seolah enggan, Luhan hanya menatap orang tersebut dalam diam.

"Apa kau merasa sakit atau merasa hal aneh?" Terus pertanyaan dilontarkan, namun Luhan memilih diam dan memejamkan matanya. Entah niat Luhan untuk bersuara benar-benar sedikit atau mungkin dirinys kelelahan akibat tidak sadarkan diri.

"Luhan..." matanya yang semula terpejam kini harus terbuka kembali akibat Sehun memanggil namanya. "Kenapa kau hanya diam sedari tadi?"

"Berapa lama aku tertidur?" Namun kini suaranya pun keluar, mengeluarkan pertanyaan dan enggan menjawab pertanyaan dari Sehun.

"Tiga hari" puas dengan jawaban itu, Luhan pun memutar tubuhnya dan memunggungi Sehun.

"Tinggalkan aku" berbeda dari biasanya, Luhan yang akan berucap lembut pun kini berucap dingin pada Sehun yang sedari tadi berucap begitu lembut pada Luhan.

"Tidak. Aku akan di sini menemanimu. Kau perlu sesuatu?"

"Cukuo tinggalkan aku. Aku sungguh lelah, lelah dengan segalanya" meringsuk dalam tidurnya dan membuat Sehun menghela napasnya kasar. Meninggalakn kamar Luhan dan pergi ke ruangannya dengan raut wajah marahnya.

.

.

.

.

.

"Apa?" Suara dingin Chanyeol pun menandakan bahwa Chanyeol berbicara dengan seseorang yang benar tidak disukainya. Sayangnya orang yang tidak disukainya memiliki kuasa lebih darinya.

"Apa yang kau perbuat pada Luhan?" Chanyeol sedikit menaikkan alisnya, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Sehun di seberang sana.

"Apa maksudmu? Bukankah kau yang mempermainkan anakku?" Bersuara dengan nama menyindirnya dan membuat Sehun berdecak kesal di seberang sana.

"Aku yakin kau mengatakan semua tentang Eden pada Luhan"

"Aku tidak sebodoh itu untuk merusak mental anakku sendiri. Dan lagi, jika aku mengatakan rahasiamu, bukanka seharusnya Luhan sudah kabur dari rumahmu"

Perkataan Chanyeol memang benar, bahkan Sehun sempat terdiam mendengar perkataan Chanyeol itu.

TOK TOK

Ketukan pintu terdengar dan Chanyeol segera menutup sambungan telepon dari Sehun. Setikdaknya Chanyeol merasa sedikit lega karena Luhan tidak bersikap baik pada Sehun. Entah mengapa ada sedikit rasa senang saat Sehun menghubungi karena sikap acuh Luhan.

"Ada apa?"

"Ini ada beberapa penulis yang ingin segera menerbitkan karyanya, tapi saya masih harus memeriksa karena banyak penulis yang terbilang baru, jadi apa boleh saya undur permintaan mereka itu?"

"Tidak apa-apa. Karena tentu kita harus mengetahui latar belakang penulis terlebih dahulu"

"Baiklah, akan saya sampaikan kepada para penulis terkait pemunduran jadwal terbitnya. Saya permisi" wanita tersebut pun membungkuk dan meninggalkan ruangan Chanyeol, menyisakan Chanyeol yang harus menghubungi orang tercintanya.

BLUE EYES [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang