Your Pet

327 47 25
                                    

Tiba-tiba Luhan merasa sesuatu sulit akan terjadi dan dikala ini pula pikirannya langsung tertuju pada orangtuanya.

Bergegas menuju rumah orangtuanya dan di sana tidak lupa Luhan memberitahu Felix tentang hal itu.

"Felix, tolong jaga Sehun. Aku harus ke rumah orangtuaku" Felix tersenyum dan mengangguk pada Luhan yang sudah terlihat tergesa di sana. Bahkan memakai coat pun begitu tergesa dengan langkah yang sudah jauh di depan Felix.

"Setidaknya kakak masih peduli dengan paman" kini Felix berjalan ke kamar Sehun yang memang tidak pernah terkunci. Bahkan belakangan Felix selalu datang untuk menemani Sehun. Biasanya Sehun akan marah padanya, namun setelah insiden itu, Sehun yang dingin seakan sudah pergi.

"Luhan pergi?" Felix hanya mengangguk di sana dan duduk di sebelah Sehun. "Bagaimana perasaan paman saat ini?" Sehun menyunggingkan senyumannya, namun di sana Felix merasakan kesedihan dalam senyuman itu.

"Jika aku katakan baik pun, kau tidak akan percaya" di sana Felix lihat Sehun yang menutupi lukanya. Kemarin Felix ingat jika tidak ada luka apapun di leher Sehun. Namun hari ini, Felix melihat, bahkan luka itu tidak menutup sama sekali.

"Paman, boleh Felix bantu?" Sehun hanya mengangguk dan memberikan perban gulung pada Felix. Di sana Felix melilitkan perban itu sepanjang leher Sehun. Tidak ada rintihan yang Felix dengar. Bahkan saat luka itu tidak sengaja Felix tekan, Sehun hanya terdiam di sana.

"Paman, luka ini karena apa? Ini terlihat seperti gigitan" Sehun hanya terkekeh pelan di sana. Bahkan setelah Felix selesai membantu Sehun, darah itu masih saja merembes dan membuat Felix sedikit ngeri melihatnya.

"Kau ingin tahu ini karena apa?" Menatap Felix dan di sana anak itu hanya mengangguk ragu dan sedikit menjawab di sana, walau suaranya begitu kecil. "Paman menusuknya?"

"Jika aku ingin bunuh diri, mungkin aku tidak akan kembali ke sini. Ini bukan ulahku, tapi ini akibat dari diriku yang sudah terikat dengan Luhan" Felix di sana tidak mengerti. Selama dirinya menjadi malaikat, Felix belum pernah melihat hal seperti ini. Bahkan tanda itu terlihat asing bagi Felix. Felix merasa tanda itu benar-benar berbahaya.

"Itu...aku tidak mengerti..." sedikit menggeleng di sana Sehun hanya tersenyum dan mengusap lembut rambut Felix.

"Kau memang masih bocah. Apa kau tahu tentang mating?" Felix mengangguk walau sedikit ragu di sana. Dirinya mengingat bahwa hal itu pernah ia pelajari sebelumnya.

"Apa paman dan kak Luhan sudah melakukan hal itu?" Sehun hanya tertawa mendengar Felix bertanya dengan nada ambigu seperti itu. Sebenarnya Sehun tidak ingin memberitahu sesuatu yang akan merusak seorang malaikat, namun Sehun ingat, dulu dirinya juga sudah melakukan hal itu saat Felix ada di rumahnya.

"Yah, bisa dikatakan sudah. Tapi bukan aku yang menandainya. Tapi dia yang menandaiku" menyentuh lehernya dan di sana Felix mengerti dengan apa yang Sehun katakan.

"Kau melihat bunga apa?"

"Spider lily" Sehun hanya mengangguk di sana "kau tahu apa makna dari bunga ini?" Felix hanya menggeleng. Wajar saja, bunga itu pertama kali Felix lihat setelah turun ke dunia manusia.

"Bunga kematian, sesuatu yang sangat sulit untuk bisa disatukan, bahkan bunga yang melambangkan badai besar" mata Felix membulat saat mendengar hal itu. Tidak ada yang baik dari arti bunga itu dan di sana Felix semakin penasaran dibuatnya.

"Seharusnya mating dilakukkan di saat kedua belah pihak saling mencintai dan telah mengakui perasaan satu sama lain, tapi tanda ini dibuat saat satu sama lain merasa dikecewakan, seolah dipaksakan" mengatakan itu dengan senyumannya membuat Felix merasa iba di sana. "Seharusnya kita saling membutuhkan dan saling mengisi, tapi jika ada salah satu yang berkhianat, maka pasangan yang satunyalah yang akan menerima sakitnya" namun saat Sehun mengatakan itu, ingatan Felix sampai pada saat dirinya memberikan Luhan darahnya.

BLUE EYES [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang