Lelaki itu biasa dipanggil Utama. Dalam kelopak matanya yang mengatup itu, bagi Utama merupakan sebuah lukisan bergerak dengan warna dari hasil pikiran-pikirannya. Ialah gadis bernama Ratna yang menjadi pujaannya selama lima tahun terakhir, masih belum bisa diredupkan dari api yang membara di setiap aliran darahnya. Lantunan mantra dan sutta sudah ia lakukan, berniat menghapus segala birahi yang ada pada tubuhnya.
Utama adalah seorang biksu muda. Ia memutuskan untuk memakai jubah kuning dan mencukur habis rambutnya dalam tiga tahun terakhir. Namun meditasinya belum saja mendapati peningkatan. Buddha Rupang dan tubuh putih Ratna yang ia lihat dahulu tanpa pakaian seakan-akan bertempur untuk ambil posisi di pusat konsentrasinya.
Bukan tak pernah ia merasakan meditasi yang tenang tanpa gangguan selama tiga tahun menjadi seorang yang menempuh jalan pelepasan keduniawian. Sesekali ia menyadari bahwa tubuh Ratna hanya sebuah benda mati, layaknya onggokan daging jika tak ada jiwa. Seketika ia langsung merasa jijik pada dirinya, pada hidup. Bukan jijik yang negatif tentunya. Bukan yang bernuansa kebencian tetapi dengan cinta kasih pada diri sendiri dan alam, disertai niat pelepasan pikiran dari hawa nafsu. Rasa jijik pada tubuh dan nafsu keduniaan merupakan salah satu cara mencapai jhana atau konsentrasi dalam meditasinya.
"Utama, kamu mau apa setelah kita menikah?" tanya Ratna dahulu sambil melihat jendela kaca di apartemen Utama.
"Aku ingin kita memiliki dua anak, sebuah garasi mobil, dan rumah yang muat untuk sekeluarga. Cukup itu saja. Tidak usah terlalu berlebihan. Kalau kamu?"
"Aku tidak punya."
"Kenapa?"
"Setelah menikah sih tidak ada. Tapi aku punya satu impian untuk masa depan."
"Apa?"
"Aku... Aku hanya ingin tetap hidup sampai saatnya kita benar-benar bisa menikah."
Waktu itu Utama sempat terkejut pada ucapan Ratna. Meskipun ia tahu bahwa Ratna merupakan gadis pemurung, tetapi baru kali ini Ratna mengungkapkan hal setidakenak itu pada Utama.
"Kamu jangan bercanda! Kita pasti bisa menikah. Kita tak akan kemana-mana sampai pernikahan kita terjadi."
"Semoga."
Ingatan itu masih melekat di jutaan sel otak Utama. Janji ia dan Ratna bukanlah sekedar janji yang dibuat laki-laki lain untuk menggoda pasangannya. Saat Utama berkata, "aku akan menikahimu," Utama benar-benar serius akan perkataannya. Diam-diam, ia telah membeli tanah dan tengah membangun rumah secara menyicil di sebuah tempat yang Ratna tidak pernah tahu. Jika rumah itu selesai dibangun, Utama akan langsung melamar Ratna di depan rumah baru tersebut dengan memberikan kejutan padanya.
Bagi Utama, rumah adalah sesuatu yang paling penting dalam berkeluarga. Ia sengaja menunda pernikahan jika memang belum memiliki rumah. Tinggal di apartemennya setelah menikah bukanlah hal yang ia inginkan. Ia ingin rumah tapak dengan garasi mobil dan halaman yang akan ia tanami bermacam tumbuhan. Rumah 'sungguhan' memiliki tempat spesial di hatinya. "Aku sudah kehilangan hakikat rumah sejak kecil dan kini aku ingin membangunnya lagi. Setelah sudah terbangun rumah itu, tak akan aku hancurkan atau membiarkan ada yang menghancurkannya," begitulah janji Utama pada dirinya sendiri.
Penghasilan Utama perbulan juga lumayan besar. Ia bermain saham dan tidak suka mengoleksi benda apapun. Kebutuhannya tidak banyak dan ia sangat pandai mengatur keuangannya. Sehingga ia mampu untuk membangun rumah sendiri dalam waktu yang tidak lama. Sedangkan kredit rumah atau membeli kontan rumah yang sudah jadi bukan menjadi pilihannya. Katanya, "aku ingin benar-benar membangun rumah itu sendiri. Rumah yang sudah jadi bukanlah pilihan yang tepat untukku."
Utama pernah beberapa kali hampir keceplosan mengatakan rencana rahasianya pada Ratna. Namun Utama pandai sekali mengelak setelahnya.
"Pembangunannya sudah setengah jalan," ungkapnya pada Ratna saat gadis berambut panjang itu yang tengah mengganti pakaiannya.
YOU ARE READING
Samsara: Kumpulan Cerpen oleh Boddhisatwa
Short StoryLelaki itu biasa dipanggil Utama. Dalam kelopak matanya yang mengatup itu, bagi Utama merupakan sebuah lukisan bergerak dengan warna dari hasil pikiran-pikirannya. Ialah gadis bernama Ratna yang menjadi pujaannya selama lima tahun terakhir, masih be...