II. absolutely ultimatum

422 14 3
                                    

Tandai typo untuk kebaikan bersama.

Orang yang setia menemanimu adalah orang yang tau baik dan buruk mu bukan orang yang tau buruk mu dan mengumbarnya pada dunia dan tau baik mu namun mengubur nya dalam-dalam

————

Raxil masih duduk santai di bawah pohon itu. Duduk dengan setengah bersandar memperhatikan gadis yang tengah memberikan senyum nya kepada anak-anak baru yang menanyakan nya rentetan pertanyaan. Karena setahu Raxil tadi si bodoh yang sayang nya merupakan ketua Osis di sekolah ini memberikan tugas kepada anak-anak baru untuk berperan sebagai wartawan.

Menyiapkan naskah pertanyaan untuk di pertanyakan kepada angggota-anggota Osis layaknya mereka seorang pesohor negeri ini. Dan sedari tadi dia mengamati, sejak tugas bodoh yang diberikan oleh si bodoh itu dilaksanakan oleh anak-anak baru itu hanya daerah teritorial Ruhisa lah yang paling banyak di datangi.

Ck

Decak nya kesal mengingat anak-anak baru yang masih bau kencur itu seolah mencari kesempatan dalam kesempitan. Bukan tanpa alasan sedari tadi Raxil menahan gejolak emosi nya, mereka yang mendatangi Ruhisa sebagain besar adalah anak-anak baru yang berjenis kelamin lelaki dan tentu saja Raxil tidak bodoh untuk tidak mengetahui akal bulus dari anak-anak baru itu. Awas saja kalau mereka berani menanyakan nomor telepon Ruhisa atau bahkan parah nya Ruhisa malah memberikan nya.

Dijamin Raxil akan murka semurka murka nya pada saat itu. Ingatkan Raxil untuk menghukum Ruhisa yang melanggar titah nya tadi karena pada nyatanya gadis itu tersenyum kepada cowok lain,membalas sapaan bahkan berbicara pada cowok lain,dan batas nya adalah saat ini seorang cowok yang dengan kurang ajar nya malah menyentuh dahi Ruhisa.

Mengabaikan sekitar nya, dia jalan menuju arah gadis itu dengan muka yang mengeras. Cukup sudah dia menahan semua emosi yang bergejolak di hati nya sedari tadi.

"Nyari mati lo,anjing"ucap Raxil dingin kepada seorang cowok yang masih membelakangi Raxil.

"Siapa? Sopan banget mulut lo,bro"balas bocah itu menantang.

"G.u.e p.a.c.a.r d.i.a. dan untuk masalah kesopanan lo gak usah sok menggurui gue. Lo gak ngaca? Sopan santun lo kemana? Nyentuh cewek sembarangan, dan sial nya adalah cewek gue"ucap nya penuh dengan penekanan. Raxil sudah mencengkeram kerah baju anak tersebut siap menyemburkan kemarahan nya.

"Dia pacar saya. Maaf saya tidak bisa memberikan nomor ponsel saya. Lebih baik kamu pergi sekarang karena saya tidak ingin ada keributan"ucap Ruhisa sopan dan di akhiri senyum tipis. Lihat bahkan di saat seperti ini pacar nya itu masih bisa tersenyum dengan cowok brengsek ini.

Cowok itu pergi meninggalkan Raxil yang masih emosi. Raxil membuang muka nya ke samping seraya menghela nafas nya berat. Ruhisa yang melihat itu tersenyum dan memegang pipi Raxil untuk diarahkan kearah nya. Ketika mata mereka saling bersitatap Ruhisa menampilkan senyum manis nya untuk menenangkan Raxil.

Dia tau, dia telah melanggar batas-batas yang diberikan oleh cowok ini. Sehingga dia tidak ingin membuat Raxil marah dengan membiarkan emosi cowok itu berlarut-larut.

"Aku lihat kamu sedari tadi disana. Kamu belum makan siang kan? Ini sudah mau jam setengah dua,Akil. Nanti kamu sakit kalo engga makan. Kamu udah gak sarapan tadi terus mau telat makan siang lagi,hm?"tanya nya lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dominan Boy Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang