•|O1

9 2 5
                                    

Dunia memang sangat indah, apalagi jika menikmati keindahan ini ditemani oleh sang pujaaan hati. Rasa senang tentu saja menggebu.

Suara lalu lintas kendaraan yang berlalu lalang membuat suasana menjadi lebih sederhana. Malam minggu memang menyenangkan bagi setiap insan yang sudah menemukan jodohnya, tapi yang tidak? Entahlah, ingin saja rasanya mengutuk malam itu agar selalu hujan.

Kini, ditatapnya wajah sang pujaan hati dari samping, ouhh..

Bibirnya yang tebal menggoda..

Hidung mancung layaknya perosotan TK..

Ga kuadd!

"Hm?" Cowok itu menoleh ke arah Alys yang sedang curi-curi pandang sambil tersenyum malu ke arahnya.

"Kamu kenapa liatin aku terus," ucap cowok itu seperti berbisik, yang malah semakin terlihat menggoda.

"Eh, emm itu aku.. akuu"

"Hahah, kamu kenapa salah tingkah gini, hm?" Cowok itu tertawa kecil, oh tuhan betapa indahnya ciptaan kau.

Lalu dia memajukan wajahnya, semakin mengikis jarak kepada Alys. kemudian memiringkan kepalanya, Mencangkup bibir ranum Alys dan melumatnya.

"Mphh--

"WOI BANGUNNN!", "Bahahaha"

"Eungghh"

"Idih, bangun lo Lys!"

"Ishh apa sih kak?!" Gadis itu membuka matanya perlahan, mengomel kesal pada kakaknya yang membangunkan nya secara tidak manusiawi.

"Lo udah gua bangunin dari tadi juga, malah mphhh mpphh aje, kek orang lagi di cipok tau ga?! hahahahah" kakak gadis itu--Marinda. tertawa ngakak, sangat tidak pas: kelakuan dengan penampilannya yang bisa dibilang sangat cantik.

"Ih apa sih kak, gak banget dah lu" gadis itu cemberut, melamun memikirkan bahwa tadi hanyalah mimpi belaka.

"Dih malah ngelamun, sana mandi!" Marinda menimpuk Alys dengan bantal, dengan tujuan menyadarkan adiknya itu dari lamunan paginya.

"Ihh iya-iya bawel!" Alys melayangkan tatapan tajamnya sambil mengembungkan pipinya kesal.

Alys melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, menghidupkan shower dan memejamkan matanya dibawah air yang menerpa wajah indahnya.

Mood nya pagi ini tak menentu, senang karena mimpi berduaan bersama sang gebetan, apalagi sampai dicium! Dan sedih karena lagi-lagi itu hanyalah mimpi belaka.

Jika tadi kakaknya tidak membangunkannya, mungkin akan berlanjut ...

"Dasar sialan"

"Siapa yang sialan Lys?"

"Eh?!"

Kini, di meja makan di kediaman Alys tengah berlangsung sarapan. Bersama anggota keluarga yang terdiri dari empat anggota; Alysha, Marinda, Tn.Hery, Ny.Indah.

"Kamu kenapa sih Lys, dari tadi aneh banget sikapnya" tanya Indah_sang Mama. Melirik ke arah Alys sambil terus mengunyah makanannya.

"Alys gak kenapa-kenapa, emangnya Alys kenapa?" Alys mencoba menetralkan wajahnya, agar terlihat biasa saja dan tidak mengundang kecurigaan.

"Dia abis mimpi kali tuh, pfftt" Marinda ikut menimbrung.

"Mimpi apa kamu?" Papahnya kini juga ikut melontarkan pertanyaan.

"Nggak mimpi basah kan Lys?" Ledek Marinda.

"Apa sih kak? Tau ah kesel!" Alys berdiri dari duduknya, memakai tas ransel nya dan mencium tangan kedua orang tuanya. Tak lupa juga Marinda.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 15, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AlysaWhere stories live. Discover now