Part 1

33 4 0
                                    


Seorang gadis cantik, dengan bando pink yang menghiasi kepalanya, rok di atas lutut, seragam yang kekecilan, dan rambut dicat pirang, sedang menengok ke kanan kiri, seperti sedang mencari sesuatu.

Tatapannya tertuju pada gerombolan laki-laki yang sedang asik mengobrol di depan kantin. Senyumnya mengembang. "Mangsa baru," ucapnya sambil berjalan lenggak lenggok bak berjalan di atas catwalk, menuju gerombolan laki-laki tersebut. Banyak pasang mata yang mengarah pada Cetar, melayangkan tatapan kagum. Sesekali Cetar mengibaskan rambutnya saat melewati cowok.

Sesampainya di depan kantin, banyak siulan dan seruan menggoda yang diberikan untuk Cetar.

"Hey, Cetar ... makin cetar aja nih ..., " ucap Rangga, sambil mengamati penampilan Cetar dari atas sampai bawah dengan tatapan mupeng. Membuat Cetar tersenyum manja sambil memilin rambutnya. "Iya dong, setiap hari harus cetar membahana," ucapnya dengan nada manja.

"Iya, makin cetaaaaaaar membahana," sahut Ari, salah satu dari gerombolan tersebut yang bibirnya agak maju beberapa centi. Membuat Rangga yang berada di dekatnya menutup hidung, takut terkena terpaan angin dari mulut Ari yang semok.

"Cetar, nanti malem nge-date yuk ..., " ajak Bima.

"Mau jemput naik apa?" Tanya Cetar, dengan satu alis yang terangkat.

"Pake si nency," jawab Bima. Nency adalah panggilan untuk motor vespa butut berwarna biru langit kesayangan Bima.

Ekspresi Cetar menjadi masam. "Ish, nggak deh. Kalau pake lamborgini baru kita jalan."

Baru saja Bima akan membuka mulut, namun sudah dipotong duluan oleh Cetar. "Udah deh ya,  Cetar itu sibuk, sana sini nyari. Iyalah kan Cetar famous." Cetar pergi meninggalkan gerombolan tersebut sambil berlenggak lenggok seperti yang biasa ia lakukan, membuat semua lelaki yang ada di gerombolan tersebut mendesah kecewa.

Siswa-siswi yang tadinya berlalu lalang di koridor langsung menyingkir, memberi jalan pada Cetar, saat Cetar lewat. Seperti ratu yang dihormati rakyatnya.

"Hay, kak Cetar ..., " sapa Caca, --adik kelasnya-- dengan histeris sambil melambaikan tangannya, seperti bertemu dengan sosok idolanya saja. Cetar tersenyum manis. "Hay." Bila bertemu adik kelas, harus bersikap manis, dan menjaga image, agar fans-nya tambah banyak. Itu menurut Cetar.

"Kak, fotbar yuk, mau ya?" Pinta Caca, wajahnya berseri-seri sambil menggoyangkan ponselnya.

Tanpa berfikir panjang, Cetar mengangguk, mengiyakan. Toh cuma satu cecunguk kan?

"Gengs, kak Cetarnya mau nih diajak fotbar!" Seru Caca, tak lama setelah itu, dari balik dinding yang memisahkan kelas 12 dan 11 muncul segerombolan cewek, yang berlari menuju ke arah Cetar dan Caca sambil bersorak girang.

Mata Cetar membulat.

"Kak, sekalian sama temen-temenku ya, dari dulu mereka pengen fotbar sama kakak, tapi malu mau ngajak, boleh ya kak ..., " ucap Caca.

"Nggak, nggak mau ah, nanti riasan Cetar yang udah membahana ini lenyap, dempel-dempel sama kalian, kan iewh .... " Cetar mengibas-ibaskan tangan kanannya di depan hidung.

"Please, mau ya kak? kak Cetar kan bintang sekolah SMA Bima Sakti, yang cantik nan cetar membahana, mau dong diajak fotbar sama fans-nya?" ucap Caca setengah memuji, seperti menghasut Cetar agar mau diajak fotbar.

"Ya udah deh, mau," ucap Cetar setengah tak ikhlas. Wajahnya mendadak lesu. Gara-gara pujian yang diberikan adik kelasnya itu, dan agar fansnya tak berkurang. Ia menyetujui permintaan mereka.

"YEEES!" seru Caca dan teman-temannya.

"Ayo ayo fotbar!" Seru Caca sambil mengangkat ponselnya. Semuanya bergaya, dan tersenyum ceria, kecuali Cetar, senyumnya terlihat dipaksakan namun tak menghilangkan kadar kecantikannya. Cetar tak suka foto dempel-dempel ramai seperti ini, selain kulitnya yang mulus bersentuhan dengan kuman, indra penciumannya tercemari oleh bau badan orang-orang yang sangat membuatnya mual. Huft, demi fans ini, demi!

LingkarPenulisIndo_

FairuzKosongdualima

CetarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang