part II

11 1 0
                                    

Semenjak perbincangan malam itu grub selalu rame, ada aja yang dibahas sampai gak terasa november berlalu, dipenghujung 2018 kami tetap seasik november walaupun hanya dari via whatsapp, pembahasan masih sama berulang ulang tanpa rasa bosan,mencari dan menabung uang dengan cara masing masing, ada yang beli celengan, ada yang buat celengan, ada yang minta pegangin aku dengan cara dicatat, awal tahun pun datang wajah wajah ceria terpancar dengan penuh semangat demi impian yang sudah kami susun rerapi mungkin, kami sangat sangat berharap impian kami terwujud pada tahun ini, februari tak seindah bulan bulan sebelumnya kami dapat kabar Rini belum tentu ikut tapi tetap diusahakannya, serentak tetap tak berputus asa, walaupun pikiran kami uda kacau kalo satu gak ikut buat apa kita rencanakan ini, februari bulan menegangkan sampai dibulan maret kami mencari solusi kalau Rini gak ikut siapa yang kami percaya untuk ikut ke trip yang diplanning ini, setelah bingung mikir akhirnya kami menemukan 2 orang kandidatnya, kenapa gak dua duanya diajak?karna yang dua ini gak akur hehe jadi harus salah satunya, dengan pertimbangan dan votingan akhirnya kami memilih yang satu sebut saja udin, dibulan april kami bertemu dan menceritakan semuanya sama udin tanpa basa basi siudin pun mau, kami pun legah mendengar keputusannya itu tapi kami bilang semuanya nanti dikabarin jadi atau enggaknya karna kami masih berharap Rini ikut dengan kami, dan ada kabar baik dibulan ini juga aku dapat kerjaan, berarti kabar buruknya kami belum tentu pergi rasanya semua yang direncanain sia-sia gitu aja , bulan mei kami lupakan semuanya grup rame cuma ada bahasan kapan bukbernya, karna kami terpisah Rini disidempuan, paso dipekan baru dan aku sama yang kecap yang dimedan, akhirnya setelah pembahasan panjang kami memutuskan pertengahan puasa kami buka bersama sampai sahur bersama walaupun harus cancel acara lain demi full team, and than semua gak ada yang sia sia rasanya bersyukur bisa kenal kelen, bahagia kali kami, selain bahagia hari itu juga hari yang menegangkan, pembahasan serius dibuka oleh paso seperti biasa, disambut rini menceritakan dia tidak bisa ikut karna habis ini dia netap disidempuan, kemungkinan peluang dapat uangnya juga kecil katanya, dan aku bilang gak mungkin kan aku ikut uda kerja gini tapi kita liat aja kalo digaji sesuai trus aku betah kalian aja yang pergi kan gak apa perwakilan, gaklah kalo satu gak bisa semua gak pergi jawab mereka, aku terdiam dan melihat muka cemas terpancar jelas diwajah mereka malam itu, rasanya gak percaya kenapa jadi kayak gini tiba-tiba suasana hening sampai berlalu.

November laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang