"Yang mulia." Seorang pria yang mengenakan jubah hitam bersimpuh dengan satu kaki yang tertekuk, diikuti dua temannya yang lain. Di hadapannya terlihat seorang wanita yang duduk sambil memainkan gelas berisikan cairan berwarna merah.
"Katakan," titahnya. Mata itu hanya fokus menatap pergerakan gelas yang ada di genggamannya.
"Ini tentang tuan Xander, yang mulia. Beberapa hari yang lalu saat tengah berkeliling di dunia manusia, kami tiba-tiba saja merasakan aura miliknya-"
-"Kami bertanya-tanya apa mungkin segel itu..." Ia menunduk saat sang wanita menatap tajam padanya, mendadak hilang nyali untuk meneruskan ucapannya.
"Jadi maksudmu Xander mungkin berada di dunia manusia, begitu?"
"B-benar yang mulia."
"Kami benar-benar merasakannya yang mulia, aura itu terasa seperti kabut hitam pekat yang menyesakan ketika dihirup." Seorang pria yang memakai sebelah penutup mata itu ikut menimpali.
Wanita itu menggenggam gelasnya terampau erat membuat gelas itu hancur. Sang wanita terdiam dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. "Tidak mungkin jika Xander bisa berada disana," Gumamnya.
Ia berjalan dengan pelan menuju jendela besar yang langsung menampilkan pemandangan dari luar kastil. Terlihat banyaknya bangsa hibrid, dengan wujud aneh mereka berlalu lalang, sekedar melatih armour mereka agar bisa mereka gunakan untuk berburu mangsa di dunia manusia.
Pria bermata merah dengan kaki yang mirip seperti rusa di sebelah pria dengan penutup mata itu juga ikut mengangguk lantas menambahkan. "Kami sering merasakan kehadiran tuan Xander. Seakan ia berada disana, namun kami tak bisa melihat wujudnya."
"Xander, jiwanya masih tersegel dalam cermin kegelapan yang berada di dasar kastil ini. Jadi tidak mungkin jika dia bisa berkeliaran di dunia manusia, tapi aku ingin kalian tetap memastikannya-"
-"Pergilah, dan pastikan kalian kembali membawa kabar baik untuk ku. "
"Baik, yang mulia."
Ketiga pria itu menghilang menyisakan kabut tipis tak kasat mata. Meninggalkan wanita itu seorang diri dalam tamaram nya ruangan itu, menyeringai menatap pada tempat terakhir ketika kaki tangannya. Sebentar lagi. Ya, ia hanya perlu menunggu sebentar lagi untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
*
*
*Kelas terakhir kami baru saja di bubarkan lima belas menit yang lalu, dan gadis itu langsung menarik tanganku sesuka hatinya. Aku menggeleng melihat kelakuannya yang tidak pernah berubah. Maksudku, ia nyaris saja membuatku terjerembab dengan tindakannya itu. Kami berjalan bersama menuju tempat dimana Angela memarkirkan mobil sport kesayangannya. Biasanya kami akan pergi ke suatu tempat sebelum kembali ke rumah masing-masing.
"Ayo, Sky." Angela menepuk kursi di samping kemudi mobilnya, mengisyaratkan aku untuk segera masuk.
"Sepertinya aku akan pulang sendiri hari ini."
"Kau yakin tidak ingin pulang bersamaku, Sky?-"
-"Why? Apa ada masalah?"
"Um, tidak. Aku hanya ingin mencari beberapa buku untuk ku baca, dari toko buku milik pak tua di seberang jalan sana. Jadi, aku tidak bisa ikut pulang bersama mu." Aku menatapnya penuh penyesalan.
"Kau akan pergi kesana lagi?"
"Ya."
Angela menganggukkan kepalanya. "Huh, baiklah. Sepertinya hari ini aku tidak bisa berjalan-jalan dulu." Angela menatapku dengan sedih kemudian tertawa setelahnya.
Aku ikut tertawa pada akhirnya. "Kita bisa lakukan itu besok kan?"
"Ya! Tentu, harus kita lakukan besok. Bye, Sky." Aku melambaikan tangan padanya yang mulai menjauh dari pandanganku.
![](https://img.wattpad.com/cover/153212335-288-k929379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Husband [On Going]
FantasíaTitle :My Ghost Husband Status : On Going Karya Orisinil by : @Delucynna13 Cover by : @marina10969 Dia bukan manusia, iblis atau semacamnya. Dia lebih berbahaya daripada itu dan sialnya, dia begitu tergila-gila pada ku. Mahluk aneh yang mengaku seba...