INSECURE

323 52 2
                                    

Pukul satu siang.

Suasana kelas terasa sunyi hanya ditemani oleh rintik hujan dan udara yang terasa lembab, dingin. Anya sedang berjalan menghampiri Eko yang sedang melukis bersama dengan keranjangnya, saat Anya melihat lukisan milik Eko, pandangannya terpaku kearah pojok kain kanvas yang bertuliskan...

“Manusia hanya percaya pada 1 hal.  ialah pada keyakinannya.”

Lalu Eko bertanya pada Anya. “Nya, kamu bisa itung temen kamu ada berapa ngga?”

Sontak Anya pun kaget mengapa Eko bertanya hal itu padanya. Anya perlu waktu untuk menjawab. Sengaja, Bukan untuk menghitung teman tapi, dia hanya ingin melihat wajah Eko dari dekat

“Enggak tau, emang kenapa kamu nanya kayak gitu?” Diam-diam tangan Anya mengambil foto Eko secara sembunyi-sembunyi.

Eko pun tertawa. “Ya enggak apa-apa, berarti kamu lagi enggak punya masalah.”

“Hah? Apa sih?” respon Anya yang kebingungan.

“Kalau kamu lagi punya masalah atau perlu bantuan baru deh kamu bisa ngitung temen kamu mungkin sama sifat sifat mereka.”

“Eko ... kok kamu suka bener kalau ngomong!”
Anya tertawa.

Anya menemani Eko yang sedang melukis. Sesuatu yang selalu menjadi kesukaan Anya. Namun, Anya yakin bukan hanya Anya.

Banyak perempuan lain yang rela menemaninya melukis. Walau hanya untuk sekedar memandanginya, tanpa diajak berbicara.

Namun tetap saja, meski Anya sudah menjadi salah satu orang yang paling Eko cari, tak pernah cukup memenuhi rasa ingin memiliki yang Anya sembunyikan.

Pada suatu hari saat Anya bertemu Eko di cafe dekat kampus. Dia sempat menyinggung tentang Ola kepada Eko. Jawaban Eko membuatnya terkejut.

“Kalau kamu memang ngerasa ngeganggu hubungan aku ama ola, kamu boleh menjauh.”

Kamu pikir mudah melupakan orang yang menyita hampir seluruh hatiku? Batin Anya.

Ingin rasanya mengatakan langsung padanya.
“Enggak bakal gampang buat aku tapi, kalau kamu terus terusan ceritain perasaan kamu ke aku, itu justru ga bakal mudah buat kamu.”

Eko masih dengan ekspresinya yang biasa.

“Itu hak kamu buat punya perasaan lebih ke aku atau ke siapapun, enggak ada yang ngelarang.”

***

To : Eko

Bete nih

Ola mengirimi pesan singkat pada Eko. Akhir pekan yang membosankan, dan Ola hanya berdiam diri di rumah seharian. Ola ingin keluar rumah meski hanya sekedar mencari angin.

From : Eko
Ayo kita ke taman. Nanti aku ceritai soal lukisan yang aku buat kemaren.
Pesan balasan Eko datang beberapa menit kemudian.

Ola segera bersiap,mengenakan pakaian seadanya. Eko tak pernah suka kalau Ola berdandan atau memakai pakaian yang mecolok ... dan anehnya, ia nurut. Saat Ola sampai ditaman, Eko sedang memangku buku lukisnya dan membawa keranjang yang berisikan alat lukisnya. Udara cukup dingin. Ola mengancingkan beberapa kancing kardigannya.

InsecureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang