prolog.

79 11 5
                                    

"Dasar perempuan gak guna!"
"Jangan deketin kita kita lagi"
"Caper banget lu, alay ih"

Perempuan yang sedaritadi disudutkan hanya menatap kosong kearah ujung sepatunya, menahan tangis agar tidak keluar.

"Hei!" Seru seorang lelaki dari kejauhan. Beberapa perempuan menengok, termasuk dia.

Grizelle Nazma Fradella namanya, cukup terkenal karena prestasinya, banyak yang tidak segan segan untuk menyudutkan perempuan yang biasa dipanggil Della ini.

"Ngapain sih kalian!? Mau bully dia lagi!?" Tanya Kenza penuh penekanan.

Semua perempuan disana ㅡterkecuali Della. Menatap Kenza sinis. Mereka tidak suka 'acaranya' diganggu siapapun.

"Minggir! Pergi sana!" Usir Kenza sambil mendorong salah satu dari 'mereka'.

Mereka pun pergi, meninggalkan Kenza. Dan tak lupa dengan Della yang masih mencoba untuk menahan tangisnya, ia tidak mau butiran bening itu turun dari matanya.

"Lu Gak apa apa?" Tanya Kenza sambil mengusap lembut pucuk kepala Della. Della mengangguk, dan jangan lupakan rintihan kecilnya yang masih bisa didengar oleh Kenza.

"Shhh... shhh... it's okay, Della. It's okay" ucap Kenza mencoba untuk menenangkan Della.

Setelah beberapa menit, Della sudah baikan. Namun, Della masih gugup, apa sebabnya Della sendiri tidak tahu.

"Kenza," ujar Kenza sambil mengulurkan tangan kanannya. Della menatap heran kearah tangan kanan Kenza.

Kenza berdehem, "Kenalan? Gue Ersya Kenza Zachery, panggil aja Kenza biar gampang" lanjutnya. Della dengan senang hati membalasnya.


"Grizelle Nazma Fradella, panggil aja Della. Btw, makasih ya." Balas Della sambil membalas uluran tangan Kenza.

Kenza tersenyum tipis, lalu salah satu alisnya terangkat, "Untuk?" Tanya Kenza, Della langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eum, itu. Lu bantu gue tadi, sama nenangin gue juga. Makasih" ucap Della mengulangi perkataan terima kasihnya itu.

"Kalau gitu, gue duluan yah. Mau ke perpus dulu" pamit Della yang dijawab anggukkan kepala dari sang lawan bicara.

Kenza melambaikan tangannya sambil melihat punggung Della yang kian menghilang.

"Cantik," gumam Kenza dengan wajah ter-bahagia-nya saat ini. Senyum di wajahnya tak kunjung luntur, ia selalu mengingat nama itu.

"Grizelle Nazma Fradella, anjir deketin ah. Siapa tau sampai ke pelaminan," gumam Kenza lalu loncat loncat dan berteriak gembira.

Sangat aneh Kenza hari ini, seperti ada setan yang merasuki dirinya kali ini.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang