Tiga puluh.

1.4K 68 18
                                    

Mata Queen belum bisa terpejam walau jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu malah duduk termenung di kasurnya sambil memegangi ponsel yang menampilkan kontak Kenan.

Pikirannya tertuju pada Kenan yang belum juga pulang hingga sekarang, dia tahu Kenan sedang marah kepadanya karena kejadian di kantin sekolah tadi. Tapi kenapa Kenan tidak pulang juga? Queen khawatir bila terjadi sesuatu pada Kenan.

"Ken kamu kemana sih?"gumam Queen sambil menempelkan ponsel pada telinga kanannya.

Tersambung, tapi Kenan tidak mengangkatnya. Queen tidak menyerah, gadis itu terus menghubungi Kenan dengan perasaan sabar. Ada rasa bersalah juga marah di hatinya. Rasa bersalah karena mungkin Kenan menghajar Liam karena dirinya. Dan rasa marah karena cowok itu selalu emosi dan main pukul dalam mengambil sikap.

"Ck! Kemana sih?"

Mata Queen sudah berkaca-kaca, dia sangat mengkhawatirkan Kenan. Dia tidak mau Kenan terus seperti ini padanya.

Brak!!

Queen tersentak kaget, gadis itu berdiri dari duduknya lalu berlari keluar kamar. Dia yakin itu Kenan. Dan benar saja, terlihat sosok yang sedari tadi di tunggu olehnya tengah duduk di sofa dengan bersandar pada badan sofa dan kepala yang menengadah lalu mata cowok itu yang terpejam.

"Ken,"bisik Queen sambil berjalan pelan menghampiri Kenan.

Dengan perlahan Queen duduk di samping Kenan. Matanya menelititi penampilan cowoknya yang sangat berantakan, seragam sekolahnya sangat kusut. Kening Queen mengerut ketika pernapasannya mencium bau alkohol yang berasal dari tubuh Kenan.

"Kenan kamu mabuk?"tanya Queen terkejut.

Kenan masih terdiam dengan mata terpejam. Queen tahu Kenan tidak tepar di sini, cowok itu hanya sengaja mengabaikannya.

"Kenan! Kamu denger gak? Kamu mabuk ya? Kenapa sih Ken? Kenapa setiap kamu emosi kamu selalu ngelampiasin semuanya sama alkohol? Alkohol gak bakal nyelesaian semua-"

"Bisa diem gak sih!?"

Brak!

Queen tersentak kaget, dia membulatkan matanya yang berkaca-kaca ketika Kenan membentaknya. Terlebih cowok itu menendang meja berkaki pendek di hadapannya. Dia menatap Kenan yang saat ini menatapnya dengan penuh amarah.

"Gue pusing dengerin ocehan lo!! Jangan sok perduli sama gue! Perduliin aja sana Liam lo yang bejat itu!!"bentak Kenan dengan nafas memburu.

Tubuh Queen sudah gemetar, dia ketakutan ketika mendengar bentakan keras Kenan.

"Kamu kenapa sih Ken!? Aku nanya baik-baik sama kamu tapi kamu malah bentak-bentak aku kayak gini! Aku itu perduli sama kamu!!"

Kenan tersenyum sinis, dia mencekal pergelangan tangan Queen dengan kuat sehingga membuat gadis itu meringis dengan air mata yang mulai keluar dari matanya.

"Omongan lo itu bullshit,"desis Kenan sambil menatap tajam mata Queen.

"Ak-aku gak bohong. Aku ngomong jujur Ken... jangan kayak gini please. Aku takut,"pinta Queen sambil terisak.

"Takut? Lo ketakutan iya?"

Queen mengangguk sambil menatap Kenan dengan memohon. Tangannya sudah sakit akibat Kenan yang mencekalnya dengan kuat.

"Kalau lo takut kenapa lo terus bertahan sama gue, hah!? Lo tau kan gue orangnya kayak gimana? Kenapa gak lo sama si anjing itu aja, hah!? Kenapa lo gak sama dia yang lebih lembut, perduli dan lebih segala-galanya di banding gue!!?"

"Karena aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu."

Kenan tertawa sinis, dia menghempaskan tangan Queen dengan kasar.

"Sayang? Cinta? Lo itu cewek pembohong! Kalau lo sayang dan cinta sama gue kenapa lo selalu tolong si Liam!? Kenapa lo selalu protes waktu gue nyuruh lo buat gak deketin Liam!? KENAPA LO LEBIH MILIH RANGKUL DAN NGOBATIN LIAM TADI PADAHAL COWOK LO SENDIRI JUGA LUKA!!"KENAPA!?"

Queen semakin terisak. Wajah Kenan memang terdapat beberapa luka lebam yang terlihat belum di obati sama sekali.

"Maaf."

"Gampang banget lo minta maaf dan gampang banget lo buat kesalahan!!"

"Mau kamu apa sih Ken!?"tanya Queen gusar.

"Mau gue?"

Queen mengangguk. Dia ingin masalahnya selesai secepatnya, dia tidak mau terus bertengkar terus-menerus dengan Kenan. Gadis itu capek.

"Bakal lo turutin, hah?"tanya Kenan sambil menyeringai.

Queen mengangguk lagi sambil terisak pelan. Dia tidak mau tahu apa arti dari seringaian Kenan yang membuatnya takut.

Kenan menatap Queen dengan sayu. Tiba-tiba saja cowok itu menarik lengan Queen dan menyeret gadis itu agar mengikuti langkahnya. Dia memasuki kamar Queen lalu menghempaskan tubuh gemetar itu ke kasur milik Queen yang tidak terlalu besar. Kenan menindih tubuh Queen, dia menyimpan kedua tangan Queen di atas kepala gadis itu saat Queen terus berontak.

"Diem!"desisnya tajam.

Queen menelan ludahnya dengan susah payah, gadis itu sudah takut dengan posisi bahaya seperti ini. Sebenarnya Queen juga ingin muntah saat mencium bau alkohol di tubuh Kenan.

"Ka-kamu... kamu mau a-apa, Ken? Ja-jangan macem-macem."

Jari telunjuk kanan tangan Kenan membelai wajah Queen dengan pelan. Gerakannya menyusuri kening, mata, pelipis, hidung dan berhenti tepat di bibir bawah gadis itu.

"Ini yang gue mau, Queen! Milikin lo malam ini."

Kepala Queen menggeleng panik. Dia berusaha menarik-narik tangannya yang di cekal oleh tangan kiri Kenan di atas kepalanya. Demi apapun dia sudah ketakutan sekarang, sosok di hadapannya ini bukan seperti Kenan yang ia kenal.

"Nggak! Gak mau Ken!"

Kenan menggeram marah, cowok itu mengcengkram dagu Queen dengan tanpa perasaan.

"Tadi lo bilang sendiri bahwa lo bakal turutin apa yang gue mau!"desis Kenan tajam.

Queen menangis. Gadis itu memang akan menuruti apapun yang cowok itu mau. Tapi bukan berarti dia akan menuruti Kenan jika kemauan cowok itu akan dapat membuat Queen membencinya sampai kapan pun.

Kenan mendekatkan wajahnya. Dia tambah mencengkram dagu Queen ketika kepala gadis itu terus bergeleng-geleng. Dia bisa mendengar jeritan tertahan Queen ketika bibirnya membungkam bibir gadis itu. Dengan paksa Kenan menggerakan bibirnya tanpa memperdulikan Queen yang sudah menangis kencang.

Tangan cowok itu masuk ke dalam kaos milik Queen. Tangannya menyentuh daerah yang sama sekali tidak pernah di sentuh siapa pun. Queen menjerit takut, dia beberapa kali mencoba melawan namun bibirnya terus di bungkam oleh bibir Kenan.

HAI, CERITA INI PINDAH KE MANGATOON. DI SANA BAKAL LEBIH SERU CERITANYA DAN JUGA PART AKHIR YANG GANTUNG BAKAL DI SELESAIN DI SANA:)

QUEEN'S STORY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang