Aurora Evren Sukamuldjo

633 36 28
                                    


Selamat membaca




Kevin kira jadi seorang ayah itu mudah, semudah bagaimana memproduksinya. Ternyata ia kewalahan.

Entah mungkin hanya Kevin yang selalu panik setiap kali Baby Rora menangis, sedangkan sang istri sekalipun tidak pernah menampakkan raut kepanikan saat menghadapi tangis Rora. Nyonya Sukamuldjo itu selalu terlihat tenang dan cantik, seakan mengasuh Rora hanya seperti sedang bermain boneka.

Sekarang usia Aurora sudah tiga bulan, Malaikat kecil kelonan Popor itu bukan lagi bayi mungil yang hanya bisa tidur sepanjang hari. Sekarang Rora sudah bisa mengoceh saat diajak bicara, menengok saat mendengar namanya dipanggil, dan sudah mengerti cara menindas Papanya.

Kevin tau, anak perempuannya yang mewarisi mata dan senyum Popor itu pasti sedikit banyaknya punya sifat sama seperti Mommy nya, tapi Kevin tidak menyangka kalau diumur tiga bulan Rora juga sudah berani mengusilinya. Sepertinya memang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Like mother like Daughter.

Malam itu, Kevin sudah siap tarik selimut karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Baby Rora sudah tidur, dan Popor sedang menjalani ritual malamnya dikamar mandi.

Sebenarnya Kevin mengantuk dan juga lelah karena sepanjang siang dia harus menjalani beberapa rapat, bahkan PP Jakarta-Makasar karena harus meninjau proyek baru bersama SJ kontraktor yang sekarang sudah di pegang oleh Hafiz. Memang beberapa kali temannya itu menghubungi nya untuk sekedar meminta pendapat setiap kali ia mau menerima klien baru.

Tapi Kevin memutuskan bersandar di sandaran kasur daripada memenuhi panggilan kantuknya.

Istri Cantiknya terlalu menggoda kalau hanya di anggurkan malam ini. Jadi Kevin rela walau begadang semalaman malam ini tanpa istirahat bersama Popor.

Kehadiran Aurora bukan hanya menyita perhatian Popor, tapi juga membuatnya kadang kelelahan dan selalu tidur cepat. Tapi malam ini, bahkan sudah jam sepuluh malam Popor masih terjaga, itu artinya istrinya itu sedang memasang umpan.

Kevin tersenyum, lalu meraih gelas air diatas nakas, lalu meneguknya setengah. Ia butuh banyak asupan cairan sebelum menjalankan aksinya.

Sabar menunggu, Kevin kembali bersandar, tak henti-hentinya menatap kearah pintu kamar mandi berharap Popor segera keluar.

Tak lama suara air keran menghilang. Kevin membenarkan posisi duduknya, sepertinya Popor sudah selesai bersih-bersih. Dengan antusiasme tinggi Kevin menggosok-gosok kedua tangannya.

Saat terdengar suara pintu terbuka, Kevin segera meraih asal buku yang tergeletak di balas, dan berpura-pura asyik membacanya saat Popor terlihat mulai melangkah pelan menuju kasur.

"Belum tidur?" Popor duduk miring disisi ranjang.

"Hemm.." jawab Kevin acuh, hanya sekilas melempar lirikan kearah Popor.

Rasanya hati Kevin melompat-lompat saat melihat sosok istrinya di ujung sana. Gaun tidur selutut berwarna biru muda itu semakin membuat Popor terlihat cantik.

Kasur ukuran king itu bergerak saat Popor mulai beringsut naik, dan segera memposisikan diri duduk disamping Kevin, ikut menengok kearah buku yang sedang di pegang suaminya itu.

"Tata cara memberikan ASI dengan baik dan Benar." katanya sambil tersenyum-senyum saat melihat judul buku yang sedari tadi dibaca Kevin.

Kevin berdehem gugup. Ia benar-benar tidak memperhatikan isi buku tersebut. Ia kira itu salah satu buku miliknya tentang national geographic, ternyata malah buku milik Popor, pantas saja sampulnya berwarna pink.

Extraordinary FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang