"Krystaaaaal cepetan dong, udah mendung banget ini" Seru Sisil yang kembali berlari ke dalam kelas. Gadis itu mendekat kepada Krystal yang masih menyalin catatan di papan tulis.
Krystal masih fokus menulis dan melihat ke arah Sisil sekilas, tak dihiraukannya seruan teman sebangkunya itu. Catatan di papan tulis masih lumayan banyak sih. Salah dia sendiri yang tadi terlalu fokus ngedengerin gurunya ngomong tanpa ingat materi di papan tulis.
"Udah difoto aja papan tulisnya" Sisil menutup buku Krystal dan mendapat protes keras dari gadis itu.
"Ih jangan Sil, nanti gue lupa kalo udah nyampe rumah" Krystal kembali membuka bukunya dan melanjutkan menulis. "Udah lo duluan aja, gue gak papa kok"
Sisil mengerutkan alis, "beneran lo? Bentar lagi hujan nih"
Krystal menoleh melihat Sisil, sambil mengangguk Krystal berkata, "iya beneran, ntar lo tunggu aja gue ngirim snapchat pas lagi neduh hahaha"
Sisil memutar bola matanya dan berjalan menuju pintu kelas, diambang pintu Sisil kembali berucap, "gue pulang ya, lo hati-hati ntar"
Tanpa menoleh, Krystal hanya mengacungkan jempol kirinya dan terus menulis. Masih sisa dikit lagi sih ini. Keadaan kelas sepi karena emang tinggal dia doang di kelas. Krystal menulis dengan cepat dan sebisa mungkin rapi, biar gak ngulang di rumah.
Krystal menulis kata terakhir dan titik, akhirnya catatannya selesai. Dilihatnya jam di handphone, udah jam lima. Buru-buru ia bereskan buku dan memasukkannya di dalam tas. Ia berjalan keluar kelas dan menutup pintu kelasnya.
Melihat langit yang sudah abu-abu gelap, Krystal berlari secepat mungkin yang menyebabkan sesuatu terjatuh dari tasnya. Sesampainya di area parkir, motor para siswa hanya tersisa sedikit. Ia langsung memasang helm dan melajukan motornya sekencang yang ia bisa.
Ditengah-tengah perjalanan, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Menyadari situasi, Krystal langsung berteduh di pelataran ruko yang tutup. Apes banget dirinya hari ini, lupa bawa jas hujan.
Dilihatnya ke aras atap ruko dan tetesan air hujan yang mengalir. Pikirannya berkelana, masih lama gak ya hujannya.
Dirinya hanya seorang berteduh di ruko ini. Namun sebuah motor membelok ke arah ruko. Seseorang turun dari motor dan ikut berdiri tak jauh dari Krystal.
Krystal mengamati pakaian cowok itu. Masih menggunakan seragam SMA, sama sepertinya. Laki-laki itu membuka helm dan boom.
Loh, Kai?
Itu loh, Kai anak XII IPA 3. Anak ekskul futsal yang jadi kesayangan guru-guru satu sekolah. Krystal agak heran sih, Kai kan bukan anak osis, Kai juga bukan kapten futsal. Jadi, darimana guru-guru bisa kenal?
Krystal masih belum mengalihkan pandangannya. Kai yang menyadari seseorang sedang menatapnya, mengalihkan pandangan ke kanan dan menemui Krystal. Kai tersenyum kepada Krystal.
Ia dan Krystal gak kenal secara resmi sih. Kayak saling tau nama masing-masing aja. Soalnya Krystal anak debat, pasti tau lah dia.
Krystal yang melihat senyuman Kai juga ikut tersenyum untuk membalas. Pandangannya pun teralih lagi ke depan.
Pikirannya sekarang bukan tentang hujan lagi, tetapi tentang Kai. Ia masih berpikir, kenapa guru-guru jadi kenal banget sama Kai. Bukan apa-apa sih, cuma penasaran.
Krystal tau Kai karena teman sekelasnya ada yang naksir. Tapi sayang, saat itu Kai masih punya pacar. Dan saat Kai sudah putus, eh temennya yang udah punya gebetan baru. Emang kadang dunia suka main-main sih.
Kai dan Krystal hanya berdiri dalam diam. Hingga saat Krystal mengganti posisi tasnya untuk digendong di depan, Kai tersadar sesuatu.
Kai mengambil sesuatu dari dalam tas hitamnya. Masih ragu untuk menanyakan hal tersebut kepada Krystal. Tapi akhirnya nanya juga sih.
"Krystal"
Gadis itu menoleh, dengan tangan memeluk tas miliknya. Krystal mengangkat kedua alisnya, merespon panggilan Kai.
"Punya kamu bukan?" Kai memperlihatkan keychain funko Captain America dihadapan Krystal.
Krystal memeriksa resleting tasnya, benar saja keychain itu tak ada lagi ditempatnya. Dihelanya nafas, keychain itu memang kesayangannya sih.
"Huhu, makasih ya Kai? Untung aja yang nemu kamu" Krystal mengambil keychain itu dari tangan Kai, tak sengaja ia menyentuh telapak tangan Kai.
Kai merasa ada sengatan ditangannya, ah kenapa sih.
Belum sempat tangan Krystal beralih, Kai kembali mengambil funko itu.
"E-eh?" Krystal kaget, ih funko kesayangan dia masa mau diambil lagi sih?
"Nomor wasafnya dulu mbak"
Anjir, kampret lah Kai.
"Hah apaan sih Kai?" Krystal menggunakan tangannya yang masih ngambang di udara untuk memukul pelan lengan laki-laki itu.
"Eh maaf, aduh"
Krystal menampilkan mimik tidak enak kepada Kai atas perlakuannya tadi. Kali aja Kai risih, tapi emang Krystal begitu sih. Gak cewek gak cowok, kalo lagi gemes emang suka mukul pelan.
Eh gemes? Masa sih Tal?
"Gapapa, gak sakit kok"
Kai menyunggingkan senyum terbaiknya, aw kenapa nih.
"Yaudah siniin funko aku?" Krystal menatap Kai jengkel, woy funko itu belinya jauh ya! Di Shopee.
Kai melihat sekeliling, hujan sudah reda dan jalanan sudah mulai ramai lagi oleh pengguna sepeda motor.
Kai memasukkan funko Krystal ke dalam tasnya. "Besok aku balikin ke kelas kamu, IPS 2 kan?" Kai bertanya kepada Krystal untuk memastikan.
Krystal memincingkan matanya, "ih ko tau? Punya gebetan di kelasku ya?"
Kai berpura-pura berpikir dan, "kayaknya otw jadi gebetan sih"
Krystal terlihat girang dalam rasa penasarannya, "ih siapa??!"
"Ada deh, udah reda tuh hujannya. Pulang yuk"
Krystal melihat kearah jalan dimana sudah mulai ramai.
"Oh iya, funko aku jangan lupa kamu balikin!" Krystal mewanti Kai untuk mengembalikan funko miliknya.
"Iya gampang"
------
Iy nanti ada part 2 ok.