"Lana menyukai gadis dari SMA kebangsaan bu" ujar sosok lelaki tersebut yang ternyata namanya ialah Lana. Lana lelaki yang cukup populer di kalangan wanita, seorang ustad muda sekaligus guru pesantren Al Ikhlas.
"kamu yakin Lana" tanya ibunya
"sudah seberapa kenal kamu dengan gadis tersebut, ingat ya Lan pernikahan itu peristiwa sekali yang akan dijallani seumur hidup" sahut ayahnya
"entahlah tapi menurut Lana, Lana sudah mengenalnya cukup jauh"
"apa yang kamu sukai dengan gadis itu, dan apa yang kau ketahui tentang gadis itu?"
"gadis itu bernama Nadia sekolah di SMA kebangsaan, Lana menyukainya sejak pertama kali melihatnya. Hal yang ia sukai adalah hewan dan sepertinya ia tak suka bergaul dengan sembarang lelaki"
"dari mana kamu tahu, kalian berdua mengobrol bersama"
"ahh tentu tidak bu, Lana melihat dengan mata Lana sendiri, sepertinya ia anak yang baik. Sudah lama Lana memperhatikannya"
●•○○○•●
"Assalamualaikum" Salam Nadia yang baru tiba di rumahnya
"walaikumsalam" jawab ibu dan ayah Nadia yang asik menikmati tontonan berita di televisinya.
"bagaimana Nad? Jurusan apa yang akan kamu ambil? Kamu tertarik kuliah dimanna?" tanya Ayah Nadia. Nadia terkejut mendengar pertanyaan ayahnya yang tiba tiba, ia pun memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya
"Bapa, Nadia memilih untuk gap year setahun dulu. Nadia ingin memikirkan matang matang untuk masuk ke pendidikan selanjutnya, agar nantinya Nadia tidak menyesal salah masuk jurusan"
"Nadia! Kamu ini ada ada aja. Apa kamu ingin dinikahkan saja?" ujar ibu Nadia yang tidak menyetujui pendapat anaknya.
"tidak bu!!( menampakkan wajah cemberutnya), Nadia hanya memutuskan pilihan hidup Nadia sesuai dengan keinginan Nadia" jawab Nadia kesal
"ya.. bapa terserah kamu nak, yang penting baik untuk masa depanmu. Kamu nikah besokpun ayah juga nggak masalah"tutur ayah Nadia yang menanggapi keinginan Nadia
"Yuhuu makasih bapa" ucap Nadia girang mendengar tanggappan ayahnya yang jauh berbeda dengan ibunya
"tapi awas ya.. kalau tahun depan kamu nggak kuliah. Ibu akan langsung cariin kamu calon suami" ucap ibu Nadia
"iyaa bossku" cetus Nadia berlari menuju kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya.
Besok paginya Nadia mencoba kabur dari ibunya yang selalu membandingkannya dengan anak teman temannya. Demi menghindari bawellan ibunya tersebut ia pun pergi ke sekolah seperti biasanya.
"kamu masuk jurusan apa Nad?"
"kuliah di mana Nad?"
"kamu kapan daftar kuliah?"
"hah gap year? Serius?"
"nggak takut lulusnya entar ketuaan"
"nanti nikahnya juga ketuaan lo""nanti jodohnya nggak kesampean gara gara ngenyelesain pendidikan"
"makanya kuliah langsung aja biar pas lulus langsung nikah di umur yang pas"
Itulah semua pertanyaan dan pernyataan pahit yang di dapat Nadia saat ia tiba di sekolahnya. Yang membuat Nadia ingin meledakkan diri dari orang orang yang menurutnya sudah strees kemakan omongan MahMud(mamah muda). Saking frustasinya dengan pertanyaan dan pernyataan pahit yang didengarnya ia pun mengoceh kepada semua orang yang memberikan pertanyaan serta pernyataan tersebut.
"eh iya kenapa ya gue memilih buat gap year? Mungkin gue sudah tak waras kali ya?"
"gue kuliah tahun depan karena tahun ini e..ee pengen memecahkan teori bumi datar!. Sapa tau itu benar heheeh"
"kalau bumi bumi datar, ujungnya apa?"
"siapa yang tahu ha..ha..ha..""nikah? Gampang gue tinggal ngelamar Yenny buat jadi istri gue, jadi nggak masalah lulusnya ketuaan"
"nikah ama Yenny kayaknya menyenangkan, kan kalian semua menganggapku ama Yenny dekat kayak orang yang lagi pacaran"
Itulah jawaban gila dari Nadia untuk orang orang yang sudah memberikannya pertanyaan dan pernyataan pahit. Semua orang yang mendengarkan jawaban Nadia serentak menggeleng gelengkan kepala, bingung entah apa yang sudah merasuki pemikiran gadis tersebut. Tak lama setelah mengoceh dari orang orang yang sudah dianggapnya stress, ia pun berlari menuju belakang kelas, merenggaangkan tubuhnya serta berusaha menyegarkan pikirannya yang tak karuan.
"Nadia! Kamu di sini toh!" Yenny menghampiri Nadia yang berada di belakang kelas seorang diri
"ha..ha.. gue ngelamar loh terus nikah ama loh"kata Nadia yang mengingat ocehannya kepada teman temannya tadi. Yenny yang mendengar hal itu dari mulut Nadia, tak segan segan menggampar wajah Nadia dengan tangan kanannya, berharap sahabatnya sadar dengan apa yang telah di katakannya.
"ADUHH!!, sakit woyy" teriak Nadia merintih kesakitan
"alhamdulillah, ku kirain kamu udah kesurupan tadi"
"ya nggak lah, orang kesurupan itu di ruqyah bukan di gampar kayak gini, sakit cuy"
"iya.. iya.. maaf, kamu sih omogannya nggak masuk akal, amit amit aku nikah ama kamu Nadia. Aku kan nanti nikahnya ama ustad Lana yang baik hati" ujar Yenny menghayalkan lelaki idamannya lagi
"hedehh! Lama lama gua makin stress aja ngedengar imaginasi loh yang berlebihan" celetuk Nadia kesal
"tadi aku lihat ustad Lana lewat di depan sekolah kita. Aduhhh senangnya" sahut Yenny kegirangan
"bodo amat!"
Setelah sehari penuh berada di sekolah, Nadia dan Yenny pun kembali ke rumah mereka. Nadia yang berjalan menuju rumahnya berharap Ibunya tak lagi bawel membandingkan dirinya dengan orang lain.
Setibanya Nadia di rumah, kedua orang tuanya menyambutnya dengan senang hati serta memperlakukannya dengan sangat baik. Nadia bingung dengan perlakuan kedua orang tuanya yang berbeda dari sebelumnya, tapi Nadia tak ingin mempermasalahkannya dari pada ibunya terus terussan membandingkan dirinya, jauh lebih baik jika terus seperti saat ini nyaman dan tentram. Setelah Nadia menghabiskan makanan yang telah disajikan ibunya, ibunya pun menghampiri Nadia dengan senyum lebar. Nadia semakin kebingungan dengan perlakuan kedua orang tuanya, ia merasa kedua orang tuanya memenangkan sebuah lotre sehingga kegirangan seperti saat ini.
"Nadia lihat ganteng kan?" tanya ibu Nadia sambil memperlihatkan handphonenya
"eh..i..iya..i..ibu" jawab Nadia terbata bata karena semakin bingung dengan sikap ibunya yang aneh
"namanya Lana, dia ini ustad muda ganteng sekaligus guru pesantren al ikhlas. Keren kan Nadia? Kamu pasti akan sangat senang punya suami seperti ini"
"Ohok..ohok( mengeluarkan batuk tersedaknya)..kenapa semuanya selalu menyebut nama orang itu?" tanya Nadia kebingungan
"tentu lah Nadia! dia kan ganteng. Kamu pasti juga suka sama tuh cowok kalau liat mukanya secara langsung nanti. Dia sangat cocok buat jadi menantuku yang sama sama ganteng" ucap ayah Nadia
TO BE CONTINUE
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KIRA KIRA APA KISAH SELANJUTNYA!~ghinahidayanah