“loh! Loh kan yang hampir nabrak gua ama anak kucing waktu itu?” tanya Nadia kepada lelaki muda yang ada di depannya. Lelaki itu hanya memberikan senyum lebarnya.
“ohh.. pak!.. ibu!.. selamat datang!.. nak Lana ayoo masuk.. anggap rumah sendiri” ibu Nadia tiba tiba datang menghampiri Nadia beserta ketiga tamunya. Nadia bingung siapa sebenarnya tamunya ini? Dan siapa sebenarnya lelaki muda tersebut?
Ketiga tamunya masuk ke dalam rumah Nadia. ‘kalian mungkin sudah bisa menebak lah ya..siapa sebenarnya tamu mereka itu! Siapa lagi kalau bukan Lana beserta kedua orang tuanya’.
“ayoo duduk”
Nadia sangat ingin menanyakan langsung rasa penasarannya itu, tapi tak ada kesempatan untuk bicara kepada ibunya saat ini.
“oh iya.. bentar ya? Saya panggil bapaknya Nadia sebentar” jelas Ibunya kepada ketiga tamunya.. Nadia hanya bisa mematung di hadapan ketiga tamunya itu. Apa yang harus ia lakukan, ibunya sekarang sedang pergi memanggil ayahnya. Seketika badan Nadia tergetar, keringatnya mulai bercucuran, suhu sekitarnya menjadi panas, entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran ketiga tamunya itu.
“Kamu Nadia kan nak?” tanya seorang wanita yang duduk bersebelahan dengan dua lelaki yang nampak seperti suami dan anaknya.
“I..iya..” jawab Nadia kaku. Ia bingung harus berkata apa saat ini, bibirnya terasa berat untuk digerakkan.
“Kamu cantik” puji wanita itu lagi kepada Nadia
“he..he i..iya..ma..mak..kasih” ucap Nadia datar. Memaksakan bibirnya untuk tersenyum dan berusaha menghilangkan pikiran buruk untuk ketiga tamunya saat ini.
“Lan! Kamu pinter juga milihnya” kata wanita dihadapan Nadia lagi sambil menatap lelaki muda disampingnya yang nampak terlihat seperti anaknya. Tanpa berpikir panjang, Nadia memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada ketiga tamunya saat ini!
“ka..kalian..sia..”
“Nahh!..datang juga tamu yang ditunggu tunggu” tak sempat melontarkan pertanyaannya, ayah dan ibu Nadia datang tiba tiba. Nadia kembali hanya bisa berdiam diri. Ayah dan ibunya duduk berhadapan dengan ketiga tamunya.
“Nadia! Ayo sana buatkan minuman untuk tamu spesial kita ini!” ucap ibunya kepada Nadia. Nadia lagi lagi hanya bisa berdiam diri, ia meangguk pelan menuruti ucapan ibunya.
Di dapurnya, Nadia membuatkan jus untuk ketiga tamunya. Ia masih sangat penasaran siapa sebenarnya mereka? Apa maksud mereka datang kemari? Apa hubungan mereka dengan ayah dan ibunya? Kenapa mereka disebut tamu spesial?
Nadia terus melamun menatapi jus yang di buatnya. Pikirannya tiba tiba menjadi kacau, rasa penasarannya terus melonjak. Ia berusaha untuk tetap terlihat kalem di hadapan tamunya, ia tak ingin membuat ibunya malu dihadapan tamunya. Hingga ia selesai membuat jus untuk wanita beserta anak suaminya yang masih ia pertanyakan.
Nadia berjalan menuju ruang tamu kembali. Sedikit demi sedikit suara kedua orang tua Nadia berserta ketiga tamunya mulai terdengar. Ia merasakan pembicaraan mereka begitu amat penting. Nada bicara ibu dan ayahnya sedikit berbeda dari sebelumnya yang biasanya terdengar keras sekarang terdengar lebih lembut.
Sesampainya kembali di ruang tamu ia mulai menyiapkan jus buatannya yang berada diatas nampan. Ia membuka telinganya lebar lebar, mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya serta ketiga tamunya, berharap dapat menjawab rasa penasarannya. Satu per satu gelas ia angkat untuk di sajikan ke tiga tamunya tersebut.
“ohh gitu.. ternyata Lana udah lama perhatiin Nadia, maaf ya anak ini rada nyusahin, kadang sulit untuk berinteraksi dengan orang yang belum dikenalnya.”