Chapter 1

10.1K 299 0
                                    

   Fajar kini mukai muncul dengan perlahan seiring dengan waktu yang menunjukan pagi.
Suara yang tak asing terdengar dari sudut bagian pojok kanan kamar Prilly

Sebuah ketukan keras yang berasal dari balik pintu. "Non bangun Non," Ucap seseorang di baliknya, Aminah, yang bisa dibilang satu - satu pembantu tahan banting dengan sikap manja sang nyonya mudanya

   "Hooaaam— apaan sih bi." Gadis itu bergumam malas seraya mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menguap melemaskas sekujur tubuh dengan rambut yang sedikit berantakan khas bangun tidur.
Baju tidur yang berkancing itu pun sudah terbuka di bagian atasnya menandakan bahwa dia benar - benar usik dalam tidurnya

"Yeh si Enon katanya Bibi disuruh bangunin Non, ini sudah jam setangah 7 Non kan harus sekolah." Ucap Inah memperjelas pada majikan mudanya itu.
Kebiasaan Prilly yang tak pernah di ketahui orang banyak, ia merupakan salah seorang gadis yang susah untuk bangun tidur. Terlebih lagi tadi malam ia begadang karena mengerjakan pekerjaan rumah yang lupa ia kerjakan karena terlalu asik menikmati hari libur kemarin.

Namun ada-ada saja memang Prilly, dia masih saja menutup matanya dan enggan untuk bangun dari tempat nyamannya itu "Aku masih ngantuk......" Gumamnya sekali lagi, percayalah... Bahkan matanya masih saja terkantup rapat, dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya tak berapa lama setelah itu matanya terbelalak ketika baru saja mencerna ucapan Inah dan melirik ke arah jam dinding yang bertengger ditembok kamarnya

"Hah??? Sudah hampir pukul 7! Kenapa baru bangunin aku sih aaahhh telatkan jadinya!!" Omelnya sendiri lalu bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Sebuah kebiasaan buruk tanpa merapikan tempar tidur nya terlebih dahulu.
Inah hanya menggeleng pelan kepala nya mendengar celotehan kecil di pagi hari, ia sudah terbiasa
Prilly memanglah bisa dibilang termasuk gadis yang cerewet dan teledor—

BRAK!!

Suara gebrakan pintu itu terdengar hingga ke penjuru ruangan, siapa lagi yang melakukan nya kalau bukan gadis yang beranjak dewasa itu? Prilly.
Dibukanya pintu kamar dengan kasar lalu turun kelantai bawah dan langsung bergegas mengambil sepatu hitam yang terletak pada rak sepatu. "Pa mamat ayo pak jalan ke sekolah 20 menit lagi nih." Pintanya pada Mamat, berjalan pada pekarangan rumah menuju mobil yang terparkir sambil menenteng sepasang sepatu yang akan ia pakai.
Mamat, satu satunya supir pribadi yang mampu mengantarnya kemana pun ia mau.

"Loh , Non! non Illy sarapannya nggak di makan dulu?" Teriak Inah sambil membawa sepiring sarapan untuk gadis itu kedepan rumah

Ia menggaruk kepala nya yang tidak gatal, tandanya gadis itu sudah mulai prustasi, "aduhh bi, Illy buru-buru nih, nanti aja deh ya keburu telat!" Baru saja ia akan menutup pintu mobil, namun di tahan oleh tangan Inah secara tiba-tiba.
Prilly menatap Inah dengan tatapan jenuh, sedangkan Inah hanya tersenyum menanggapi nona muda nya itu dengan berkata, "Yah Non sayang dong kalau dibuang lagian nanti Non Illy magh nya bisa-bisa kambuh, loh." Ancaman atau sebuah doa kah itu? Namun jangan salah, kalimat itu selalu berhasil membuat Prilly luluh

"Yee yaudah deh sini-sini" dengan berat hati ia bawa masuk sepiring sarapan itu kedalam mobilnya, dan memilih untuk menikmatinya selama perjalanan

"Pa mamat cepetan dong bakalan telat nih!" omelnya tak jelas sambil memakan makanannya dengan tergahap gahap

"Iya Non.." Jawab Mamat penuh tanggung jawab

 "Yee Pa mamat—" ucapnya semakin tak jelas dengan mulut yang tersumpal roti

"Non pelan pelan atuh, kalo makan jangan sambil ngomong nanti keselek loh, Non." Mamat berusaha mengingatkan namun yang namanya Prilly memang keras kepala masih saja ia menyumpal rotinya dengan tergahap gahap. "Yah mana macet lagi, kalo udah jam segini mana bisa tembus kesekolah dalam waktu 15 menit." Gerutu Mamat melihat jalanan kota yang selalu macet di pagi hari

[NF] Miracle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang